5 bulan kemudian
(Still Qanita POV)Aku meletakkan mug berisi teh hangat diatas nakas, kemudian mendudukkan diri di sisi ranjang. Hari ini libur, dan aku tidak punya acara apa-apa. Jadi aku memutuskan untuk menghabiskan me time bersama handphone dan novel di kamarku. Lebih tepatnya di kasur. Rebahan, salah satu kebiasaan anak muda sepertiku sejak bertahun-tahun yang lalu. Karena aku sudah bekerja, jadi menghabiskan me time dengan rebahan benar-benar menjadi hal yang langka.
Aku meraih handphoneku dan mulai membuka situs berita. Merasa tidak ada yang menarik, jariku akhirnya iseng mengetik kata kunci yang sudah 5 tahun terakhir ini kuhindari. Berita kpop.
Sebenarnya bukan murni keinginanku untuk menghindarinya, tapi paksaan dari orang yang membantuku bertaubat. Khairunnisa namanya. Aku lebih suka memanggilnya Nisa walaupun ia meminta dipanggil Runi. Nisa sudah terlalu mainstream, katanya. Ada-ada saja.
Aku masih ingat saat dia melakukan 'pembersihan' pada handphoneku. Semua foto, video, lagu, dan situs berita online yang berkaitan dengan Korea dihapus dan diblokirnya. Aku tersenyum mengingat salah satu percakapan kami kalau itu.
*flashback on*
"Nis, jangan diapus MV yang itu!" Aku menghentikan gerakan Nisa yang hampir menekan OK pada opsi delete.
Ia menghela nafas kasar. Mencoba bersabar denganku yang dari tadi mengeluh menolaknya menghapus ini itu. "Emang kenapa?"
"Disitu mereka cakep semua. Terus juga lagunya bikin aku nostalgia masa SMP," Jawabku tanpa dosa.
"Gini nih, Qanita. Nostalgia mulu kerjaannya. Nih ya, nostalgia itu ngga harus pake dengerin lagu kayak gini! Do'ain mereka biar kalian bisa sering ketemuan! Lagian kalo nurutin kata-kata kamu, semua video ini ga bakal kehapus karna semuanya kamu bilang cakep!" Sembur Nisa.
"Namanya juga cinta," Aku memajukan bibir.
Sayangnya, tanpa berkomentar apa-apa lagi, Nisa langsung melanjutkan pekerjaannya, tidak menghiraukanku yang sudah merengek tidak terima.
*flashback off*
Maaf ya, Nisa. Aku melanggar petuahmu. Aku membatin.
Dan, berita yang menjadi tujuanku memang ada.
Suga BTS masuk Islam, ARMY Muslim dari seluruh dunia bersukacita
Aku terhenyak. Bukan karena judul berita itu menjadi trending--aku yakin kalau tentang itu. Siapa yang tidak gempar ketika menemukan kenyataan seorang artis Korea yang terkenal dengan kehidupan tanpa agamanya, tiba-tiba memutuskan untuk masuk Islam, agama dengan kemuliaan tanpa batas?
Hal yang membuatku heran adalah, berita ini baru dirilis hari ini! Hei, aku bahkan sudah mengetahuinya sejak lima bulan yang lalu. Hebat sekali Suga-ssi bisa menyembunyikan keislamannya selama itu.
Ya, lima bulan yang lalu, setelah kami memperbolehkannya ikut masuk ke dalam Seoul Islamic Center, ia akhirnya dengan mantap memutuskan untuk berislam. Langsung, tanpa keraguan sedikitpun. Alasannya sederhana, jatuh cinta pada pendengaran pertama lantunan ayat suci Al-Quran yang bergema di sekitar masjid kala itu. Aku ingat sekali, itu murottal dari qari kesukaanku, Syaikh Abdullah Al-Mathrood. Tidak heran, memang menenangkan sekali mendengarnya.
Bahkan karena itu juga, aku merasa jadi dekat dengan Suga-ssi. Hal termustahil yang pernah kuharapkan. Dan sudah terjadi atas kuasa Allah SWT dengan segala keajaiban-Nya sekaligus dalam situasi terbaik.
TING TONG!
Aku menegakkan tubuh. Apa itu bel apartemenku?
Aku segera mengenakan gamis sebagai luaran baju rumahanku dan jilbab, lalu berjalan ke pintu depan.
TING TONG!
"Iya, sebentar,"
Aku membuka sedikit pintunya.
"Assalamu'alaikum,"
Aku terhenyak.
"Waalaikumussalam. Suga-ssi?"
***
_fin_
Yak, the end dengan tidak elitnya. Nomu nomu mianee 🙏🙏😭
Tapi abis ini ada bonus part kok. Tentang gimana Islamnya Suga. Kali aja gitu kan ada yang kepo. Aku sih kalo baca islamic ff justru nyari bagian pas masuk Islamnya, wkwk.
Makasih juga yg udh mo ngevote cerita pertama aku ini, abal banget padahal.Okedeh. Stay healthy all!
_Minerva_
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGA'S Insecure
FanfictionKetika ia terpuruk, saat itulah hidayah memeluk. Qanita, seorang mantan penggemar kpop harus pergi ke negara dimana para mantan idolanya berasal karena tuntutan pekerjaan. Ketika harapan yang dulu pernah terbersit menjadi kenyataan, akankah ia kemb...