6. Cemas

89 14 0
                                    

Happy Readinggg





































Jinan masih risau. Adiknya susah dihubungi.
Hari sudah hampir isya. Zulius memang izin terlambat. Tapi, ia berjanji kepada Jinan kalau ia akan pulang sebelum maghrib. Tapi, saat ini ia pun tak kunjung datang.

"masih susah dihubungi bang?" tanya Yudis.

Saat itu anggota keluarga nampak berkumpul di ruang makan. Waktunya makan malam tapi semua anggota belum datang.

"belum. Jadi ini siapa aja yang belum pulang selain Zulius?" tanya Jinan

"Bang Yuvin emang nginep dikosan. Sama si Tony. Dia dari siang belum keliatan. Padahal dia pulang sekolah harusnya jam dua" ucap Harka

Jinan memijit pelipisnya. Ia sangat pusing. Padahal, ia sudah beritahu kepada para saudaranya kalau pulang atau mau nginep dirumah orang lain harus ijin dulu dan kasih kabar. Tapi mereka sekarang tidak.

"kalau kalian lapar, makan duluan aja. Abang udah masak. Jangan nahan lapar. Nanti penyakit maag kalian kambuh" ucap Jinan

"kita makan bareng aja bang. Gak enak kalau kita duluan" ucap Mirka

"gak papa. Kalian makan dulu." ucap Jinan yang langsung bangkit dan mencoba menelepon Tony. Namun nihil. Nomor ya tak aktif.

"tuh anak kemana sih. Bikin khawatir aja" gerutu Jinan

Ia masih mencoba menghubungi Tony dan Zulius. Tapi tetap saja keduanya tidak aktif. Ia meremas Rambutnya gemas. Baru kali ini ia merasa khawatir yang berlebihan.

Ia menatap saudaranya yang sedang makan malam. Ia menghela nafas lega. Setidaknya mereka menuruti perkataan Jinan. Suara bel terdengar. Lantas, Jinan langsung berjalan dan membukakan pintu. Nampak Tony yang berdiri masih dengan seragam sekolahnya.

"Dari mana aja lo? Buruan masuk" perintah Jinan ynag langsung dituruti.

"kenapa baru pulang?" tanya Jinan yang nampak memarahi Tony.

"aku tadi ngerjain tugas di kosan temen. Tapi ketiduran. Handphone lupa di charger."

"lain kali kabarin dulu kalau mau pulang telat. Udah sana mandi terus ganti baju dulu. Baru makan malam." ucap Jinan yang nampak menurunkan emosinya.

"iya bang. Maafin udah bikin khawatir" ucap Tony yang langsung berjalan menuju kamarnya.

Jinan yang masih dieuabg keluarga menghela nafas lega. Tinggal Zulius yang masih sulit dihubungi. Ia menggeram kesal. Tapi, saat hendak ingin berjalan menuju ruang makan, panggilan masuk. Lantas Jinan langsung menerima panggilan tersebut. Itu dari Zulius.

"Hallo? Dimana? Buruan balik. Jangan main terus" omel Jinan

"eeebuset. Sabar bang. Jinam mau kasih kabar kalau Jinan kayaknya gak bakal balik. Nginep di kosan temen. Tadi hapehya mati jadi gak aktif. Hehe"

"yaudah kalau Lo gak bakal pulang. Jangan telat makan."

"iya. Udah mau kasih kabar itu aja."

Panggilan terputus. Lengkap sudah. Jinan sudah tenang. Setidaknya, Zulius sudah kasih kabar kepadanya. Ia langsung berjalan menuju ruang makan. Tinggal ia dan Tony yang hanya makan malam. Selebihnya, mereka menonton tv atau belajar dikamarnya.

***



Tony memasuki kamar dengan wajah yang sangat cemberut. Mirka dan Harka yang memang satu kamar dengan Tony pun mengernyitkan keningnya.

"kenapa Lo?" tanya Mirka

"abis kena marah bang Jinan. Lagian, kenapa musti marah. Ayah sama ibu gue juga gak segitunya."ucap Tony kesal

" ya itu salah Lo. Lagian, lo gak tau bagaimana tadi bang Jinan cemasnya" ucap Harka

"emang gimana?" tanya Tony yang mulai penasaran.

"kalau Lo sampe gak pulang, dan gak ada kabar apapun. Mungkin tadi bang Jinan usah mau keluar cari Lo. Dia gak akan makan" ucap Harka

"emang iya?" tanya Tony

"iya. Gue juga merasakan kecemasan yang dirasakan bang Jinan. Lagian, udah syukur kita dijaga oleh bang Jinan yang luar biasa. Udah mending Lo tidur. Besok sekolah" ucap Mirka.

Mereka pun langsung berbaring dan mulai tidur.

***










Jangan lupa Vote and coment.

Jinan With The Brothers (BY9) [lengkap] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang