Happy Readinggg
Jinan merasa sangat pusing. Semalam ia tidur dengan sangat tidak nyenyak. Ya, semalam ia mendapat telpon kalau Firani, tunangannya masuk rumah sakit. Ia terkena penyakit muntaber. Sebenarnya, Firani sudah menyuruh agar Jinan pulang ke rumah. Tetapi, ia tetap ingin menemani kekasihnya dirumah sakit. Alhasil, ia tak bisa tidur karena tidak nyaman.
Jinan membuka pintu rumahnya. Yang memang ia sudah tau kalau rumah itu tidak dikunci. Ia langsung masuk kedalam rumah dan seketika ia menghela nafas panjang melihat suasana yang terlihat di ruang keluarga.
Gak boleh marah.....
Gak boleh marah.....
Sampah berserakan. Bekas pizza, minuman, bahkan sepertinya semalam mereka bermain Uno dan sekarang tidak dirapihkan kembali.
Jinan melangkahkan kakinya menuju lantai atas. Menuju kamarnya. Ia menyimpan kunci motornya dan mengganti pakaian dengan kaus biasa. Setelah itu ia berjalan menurun tangga.
Sesampainya dibawah, Jinan lantas langsung mengambil sapu dan membereskan semuanya. Ia perlahan memungut sampah dan dikumpulkan kedalam kresek besar. Setelah itu, ia langsung membuangnya.
Setelah membuang sampah, Jinan langsung menyapu ruang keluarga. Ah, tidak. Sekarang ia malah menyapu seluruh rumah. Tanggung kalau hanya ruang keluarga saja.
"awas saja, nanti Lo semua pulang kerumah gue abisin Lo semua" gerutu Jinan sambil menyapu lantai.
Setelah selesai menyapu, ia lantas langsung mengepel lantai. Dengan cekatan dan cepat akhirnya Jinan pun selesai membersihkan rumahnya. Ia lantas langsung berbaring di Sofa ruang keluarga dan sejenak mengustirahatkan tubuhnya.
Tiba-tiba suara telpon berbunyi. Firani menelepon dirinya.
"ya, ada apa sayang?" tanya Jinan dengan nada rendah. Ia lelah.
"udah nyampe rumah? Gak kerja?"
"enggak. Aku masuk dari kamis-sabtu aja. Kenapa emangnya?"
"enggak. Maafin ya semalam kamu kurang istirahat"
"gak papa. Udah sembuh? Atau Masih sakit perut?"
"udah mendingan sih. Kayaknya besok pulang"
"oh. Syukur deh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jinan With The Brothers (BY9) [lengkap]
Novela JuvenilTentang 3 keluarga besar yang meninggalkan anak-anak mereka sementara waktu. Tentang seseorang yang pasrah mengasuh seluruh adik-adiknya. Bagaimana nasibnya? Akankah dia sanggup? Atau melambaikan tangan ke kamera? *** Satu Universe dengan KOSAN X1