Happy Readinggg
Setelah Jinan mengusir ketiga orang itu secara tidak langsung, Mereka pun berkemas dan membawa baju mereka. Mereka benar-benar tak tahan dan kabur dari rumah itu
Yudis dan Dani yang sebenarnya mendengar pertengkaran mereka pun hanya diam. Lagian, buat apa juga ikut campur masalah mereka. Walau Tony adiknya, tetapi ia hanya diam saja
"kemana Lo?" tanya Yudis saat melihat Tony mengandung tas besarnya menuruni tangga.
"balik ke rumah. Capek tinggal disini. Kayak dipenjara" jawab Tony cuek.
"Yaudah. Konci di tempat biasa. Yakin lo berani pulang?"
"Lo gak ikut?"
"buat apa? Gue disini aja."
Tony mendecak kesal lantas ia langsung pergi setelah beroamitan dengan Yudis. Tak lama Tony keluar, si kembar juga langsung keluar. Yudis hanya menggelengkan kepalanya melihat mereka yang pulang ke rumah asal mereka.
"penjara? Kok gue ngerasa disini kayak keluarga bukan penjara. Heran"
***
Sijin berlari menaiki tangga rumahnya. Ia baru saja pulang dari acara kampusnya dab menerima kabar dari Dani kalau si kembar kembali ke rumahnya. Hal itu menjadi pertanyaan Sijin karena Dani tidak memberitahu alasan mengapa mereka minggat.
"ternyata disini" ucap Sijin saat melihat si kembar tengah bermain game di kamar Harka.
"abang ngagetin aja" ucap Mirka saat Sijin tiba-tiba masuk kedalam kamar Harka.
"abang kok gak kasih kabar kalau udah pulang"
"kalian aja yang gak nanya kapan pulang" ucap Sijin yang langsung ikut duduk dikasur. Menatap kedua adik kembarnya. Walau bukan kembar identik tapi mereka mempunyai kepribadian yang hampir sama
"kenapa kalian harus pergi dari rumah om Bara?" tanya Sijin langsung
Mereka terdiam. Menghentikan aktivitas bermain gamenya. Entah rasanya baru pertama kali ini Sijin berbicara serius sama mereka. Bahkan, jarang sekali Sijin terlihat serius dihadapan adiknya.
"abang nanya loh. Kok gak dijawab?"
"ya abisnya, bang Jinan suka ngatur. Harus bisa ini. Harus bisa itu. Ngomel terus. Harka bukan anak kecil lagi yang harus di tuntut ini itu. Lagian, bang Jinan juga yang terlalu keras sama kita. Kayak di militer aja" ucap Harka kesal.
"iya bang. Capek banget disana. Libur aja harus bangun pagi. Abang juga ngerasain kan?"
"iya. Tapi, kalian tau kenapa dirumah gak seperti itu?" pertanyaan Sijin membuat si kembar kebingungan.
"kenapa emangnya?"
"karena di rumah gak ada yang larang. Bebas. Makanya, aku lebih suka disini daripada di sana" ucap Mirka kesal mengingat Jinan
"asal kalian tahu, dirumah bebas ngelakuin apa aja karena gak ada yang larang. Abang malahan iri sama Jinan karena dia yang marahin kalian. Bukan abang"
"kok abang ngomong kayak gitu? Jadi abang mau marahin kita?"
"enggak. Kalian coba pikir. Selama ini kita bebas karena apa? Ibu dan Ayah jarang ada di rumah. Kita kurang perhatian. Ayah dan ibu gak pernah marah karena mereka gak tau apa yang kita lakuin. Harusnya kalian bersyukur bisa diperhatikan oleh Jinan."
"abang kok malah bela bang Jinan"
"bukan gitu. Kalau kalian gak ada yang merhatiin, kalian pasti akan hidup bebas. Untung kalian di didik oleh Jinan. Abang iri sama dia. Ngerti kan maksud abang?"
Si kembar termenung. Memang benar. Selama ini orang tuanya sibuk bahkan tidak tau apa yang terjadi dengan anaknya. Tapi saat bersama Jinan, ia bahkan datang menghadap guru saat si kembar bermasalah. Ia menjadi wali yang baik.
" iya bang"
"kalian minta maaf sama Jinan. Abang mau pergi dulu" ucap Sijin
"kemana?"
"ke rumah om Bara. Jinan sakit. Dan abang nginep disana. Jaga rumah ya"
Jinan kekuar dari kamar Harka meninggalkan mereka yang mulai berfikir kritis. Segala tindakan Jinan pasti ada maksudnya.
***
Jangan lupa Vote and coment
Aku tak mengerti. Mengapa begini. Maafkan diriku ya gaes kalau ini cerita gak sesuai dengan ekspektasi kalian. Saya lagi dikejar project yang begitu malas. Disisi lain saya harus kerja sampai malam. Paginya dipakai istirahat. Jadi jarang nulis. Itu yang menghambat T_T
Jadi curhat.
Intinya, aku akan selesaikan cerita ini. Melanjutkan cerita yang lain.
Jangan lupa jaga kesehatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jinan With The Brothers (BY9) [lengkap]
Genç KurguTentang 3 keluarga besar yang meninggalkan anak-anak mereka sementara waktu. Tentang seseorang yang pasrah mengasuh seluruh adik-adiknya. Bagaimana nasibnya? Akankah dia sanggup? Atau melambaikan tangan ke kamera? *** Satu Universe dengan KOSAN X1