part 1

41 7 1
                                    


°°°
Keluarga dalam hidupku bagaikan pelangi yang hancur secara mendadak tak terduga

°°°

Fisya Alzakra terlahir dari keluarga yang berada, semua yang dia mau selalu dituruti oleh keluarganya

Nah yang lagi duduk disana
Itu Ayahnya bernama Dafis Akiano dia seorang dokter bedah dirumah sakit yang selalu berbicara ramah kepada pasiennya

Sedangkan disebalahnya itu Bunda yang namanya  Kara Alziada orang paling teramah dan tidak pernah marah kepada kedua anaknya

Btw Fisya juga punya kakak namanya Syasa Zialfida beda dua tahun  dan  sangat ia sayang banget  kakaknya yang satu ini

"Fisya, syasa main yuk "

"Tunggu sebentar"

Berapa menit menunggu akhirnya keluarlah Fisya dan Syasa

"Lama banget sih lo"

"Sabar kenapa yuk pergi, Bunda perginya assalamualaikum"

"Ia Walaikumsalam"

Dia Farel Wiganjaya teman kecil Fisya dan kakak  Syasa yang selalu ada dan selalu mampir kerumah

Mereka bertiga memiliki tempat favorit yaitu didanau sampai sekarang dan  sudah menjadi tempat kesukaan mereka untuk mencurah kan hati, jika bosan dirumah

Fisya pun main hingga tak ingat waktu  sampai sore dan akhirnya pulang

"Dadadaaaa Fisya dan Syasa gue pulang dulu bye "

"Bye farel"

Fisya dan Syasa pun berjalan masuk kedalam  rumah terdengar pertengkaran yang tak tau suara siapa ada  suara tangisan, marah dan sebagainya

"Jangan pergi "

"Sudah sana jangan menghalangiku"

"Ku mohon anak kita masih kecil "

" sudah ku peringatkan mulai detik ini ku ceraikan kau"

Sontak kaget  itulah yang dirasakan Fisya sama Syasa saat ini, apa yang terjadi ternyata Ayah dan Bunda sedang bertengkar hebat di ruang tenggah

"Ayah mau kemana "

Fisya dan Syasa  menangis menatap ayahnya yang mau pergi dengan barang ditangannya  ingin memasuki mobil ditahan oleh mereka

"Ayah gak bisa bilang, pokoknya ayah selalu ada buat kamu Fisya dan kak Syasa"

Sambil menuju kemobil  tersebut ayah pergi dari perkarangan rumah

"Ayaahhhh"

Berlari mengejar mobil  ayah bersama syasa tapi apa mobil tetap menjauh sampai tak terlihat lagi

"Bunda Ayah kenapa "

"Ia bunda ayah mau pergi kemana sebenernya"

"Kalian akan tau setelah dewasa nak"

"Bunda jelasin kekita"

" bunda belum bisa jelasin kekalian tunggu saatnya kalian tau sendiri"


Fisya dan Syasa pun masuk kekamar

Suara tangisan tetap keluar dari Fisya
Yang gak terima kenapa bisa seperti ini

Fisya pun segera  menelpon farel dengan segera untuk menceritakan kejadian yang barusan menimpah keluarganya


"Farel gue  butuh lo "

"Lo kenapa fisya"

"Gue tunggu ditaman dekat rumah"

"Okeoke gue kesana"

Berapa jam dan akhirnya terlihat Fisya dengan muka yang terlihat sebab, Farel pun berjalan cepat dan melihat muka Fisya dengan heran

"Lo kenapa, ayo duduk dulu"

"Gue sedih Rel, keluarga gue hancur"

"Maksud lo apa sih Fis"

"Ia ayah Fisya pergi Rel, dan mau menceraikan Bunda padahal salah Bunda apa"

"Bunda gak salah kok, lo jangan terpukau  gini Fis, masih banyak yang sayang sama lo. oke Fisya"

"Ia Rel tapi kan"

Suara tanggis keluar terus tanpa  berhenti dari Fisya yang masih gak nyakin kenapa ini terjadi dikeluarga nya

"Tapi apa, Bunda aja  tegar masa lo gak sih. jadi loh harus kayak Bunda jangan nangis lagi"

"Oke  Farel kalau gitu gue juga harus tegar"

"Sekarang gue antar lo pulang  kerumah ya "

Berjalan sambil memegangi tangan Fisya dan naik motor milik Farel motor pun segera berjalan setelah itu sesampailah dirumah Fisya

Fisya pun mulai turun dan menatap Farel masih dengan muka lesunya walau mulai sedikit  tenang

"Makasih ya Rel, lo mau dengerin curhatan gue tadi"

"Ia fisya, lo harus kuat Fis. hapus tanggis lo dan kembali senyum seperti dulu lagi oke"

"Ia gue harus kuat seperti Bunda"

"Nah ini baru Fisya yang gue kenal"

"Ya udah gue masuk dulu Rel, sampai jumpa besok. Good night Rel"

"Ya gue juga mau pulang, Good night to Fis. Jangan mikirin yang tadi lagi  ingat itu"

"Iayaya Farel, yaudah sana "

Fisya pun mulai masuk kamar dan lama kelamaaan seiringnya waktu akhirnya  terlelap tidur juga

Sedangkan kakaknya   syasa yang tadi masih dirumah lebih tetap terlihat dewasa menangapi keluarga yang sekarang hancur tak seperti dulu lagi

Walau tanggis tetap ada tapi itu menurutnya cukup yang dipikir kan  sekarang perasana sedih ya harus hilang  dan membawakan keceriaan

.
.
.
Oke sampai segini dulu ceritanya bagi yang penasaran bisa lanjut chapter selanjutnya....










FisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang