part 3

6 1 0
                                    

°°°
Cinta tumbuh seiring jalan tanpa waktu yang akan bisa disebut bahwa ini rasa cinta
°°°

Keesok harinya Fisya pun mulai memaklumi dan memilih untuk  terima kenyataan yang ada Walau hati tetap tersakit 

"Assalamualaikum Bunda, Fisya , Syasa"

"Walaikumsalam Farel ayo masuk"

"Fisya sama Syasa adakan Bunda"

"Ada, lagi dikamar mending kamu samperin aja sana"

Itulah Bunda dengan suara  lembut berucap kepada Farel yang sudah dianggap sebagai anaknya sendiri

"Baik Bunda, ku kesana dulu"

Aldo tersenyum ramah sambil segera menuju kamar Fisya

"Fisya"

"Ia siapa"

"Ini gue Farel, gue boleh masuk gak kekamar lo"

"Masuk aja"

"Ngapain lo kesini Rel"

"Yaahhh cetus banget sih lo Fis, gue kan boring lo tau sendiri kan sahabat lo siapa gue kan. ya makanya gue kesini"

"Terus"

"Nubruk Fis"

"Apanya"

"Mobilnya"

"Yahhh ngelawak lo Rel"

Mereka bedua pun mulai ketawa besama

dengan kalimat sepele yang dikeluarkan Farel saja bisa membuat Fisya ketawa dengan berbagai macam yang dia lakukan untuk menghibur sahabatnya

Dan setelah itu Farel pun mulai memainkan hanpone nya dibalik saku celana

"Fis kita nonton konser yuk, nih lagi populer benget tau"

Farel memberi tau Fisya yang sedang nyanyi disebelahnya dan Fisya pun melirik kearah hanpone Farel tersebut

"Gak deh Rel"

"Ya elah lo mah, ayo dong Fis. Dari pada gue denger lo nyanyi kan "

" Apa  Rel, lo gak  suka denger gue nyanyi"

Ekspresi marah sudah terjelas terpampang didepan Farel

"Kagak  gitu juga, gue becanda kalik Fis, lo mah serius banget"

"Ya udah gue mau, tapi traktrir"

"Ya uda deh, gue traktir asal lo ikut "

"Asiiikkk ini  nih baru farel yang gue kenal, sering - sering aja kalik Rel"

"Ia gue bangkut Fis"

Berapa jam main dirumah Fisya akhirnya malam pun tiba

Dari kamar

FisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang