Part 2: HALU
-
"Jadi, kampanye Pemilihan Ketua OSIS dilakukan sejak minggu pertama semester satu kenaikan kelas. Sebelum liburan, kalian semua sudah harus siap tentang konsep dan visi misi kalian."
Ezra memimpin rapat di ruang OSIS siang itu, dengan enam calon Ketua OSIS beserta satu tim sukses duduk memerhatikan di meja panjang tersebut. Ada Jaebi juga sebagai wakil Ketua OSIS di sana.
"Di angkatan kalian ada enam calon Ketua. Masing-masing harus menyiapkan visi dan misi, juga rencana agenda setahunan selama menjabat. Para tim sukses adalah asisten utama kalian, yang membantu kalian menyusun semua dan mempromosikannya ke kami, Tim OSIS dan para guru," kata Ezra melanjutkan, "kami adalah tahap pertama, yang menentukan pasangan Ketua dan Wakil OSIS nanti. Akan dibentuk tiga tim calon, masing-masing kalian bisa jadi Ketua dan bisa jadi Wakil, kalian tidak bisa memilih karena tim yang akan menentukan."
Jinny duduk di kursi ketiga di kiri di samping Seno. Matanya berbinar memandangi Ezra, sudah menumpu pipi dengan tangan menyiku di atas meja.
Bingung deh. Orang sesempurna ini kok bisa ya dicampakin sama Haylie?
Nggak mau ngebandingin karena Jinny nggak tau si Jelo yang dipilih Haylie tuh gimana, tapi ya masa seorang Ezra Adrian gitu??? Kalah dan nggak diterima???
Di mata Jinny Ezra tuh beneran apa yang dia mau, beneran dia idamkan. Pembawaan kalem, nggak neko-neko, ramah, pokoknya cara ngomong Ezra dan gerakan kecilnya tuh enak aja diliat. Kayak adem aja gitu. Bikin hati hangat. Terus Ezra punya tulang pipi yang tegas, tapi masih ada baby-chin yang bikin dia gemes. Hidungnya mancung sempurna, nggak kecil juga nggak gede-gede amat. Belum lagi lesung pipinya. Rambut hitamnya yang jatuh halus jadi poni kecil di dahi. Badan tegepnya. Suaranya renyahnya yang udah kayak air beriak. Terus ini nih. Karismanya saat dia jelasin sesuatu, mimpin sesuatu.
Kalau entar jodohnya Jinny bukan kayak Ezra Adrian, Jinny mau nyelam aja ke lautan. Jadi mermaid. Resign jadi manusia bumi.
YA BUAT APA DIA LAHIR DI DUNIA JIKA TIDAK DISANDINGKAN DENGAN EZRA ADRIAN?
Seenggaknya, yang mirip dikit kek. 70%.
Eh, 90%.
Tapi si Ezranya sendiri aja bisa nggak sih???
Jinny tuh udah mikir aja. Dia anaknya nggak suka diatur, bebas, meledak-ledak, ceria. Pasti akan dijinakkan dengan Ezra yang mengayomi, leadership, sopan, manis, juga sabar.
GILA COCOK BANGET NGGAK SIH!??!?!
Jinny kalau punya anak sama Ezra namanya mau—
"Woi!"
"EH RANY ADRIAN COPOT!"
Seluruh manusia di ruangan itu terkejut mendengar teriakan tersebut. Langsung menoleh kaget dengan kompak.
Seno yang menyenggol Jinny dan hanya bertegur kecil –beneran bisik doang dengan pelan tapi efeknya gini amat- jadi terloncat termundur ke belakang.
Gadis itu terkejut, refleks menepuk mulutnya dan menutupnya dengan kedua telapak tangan. Mata sipitnya kini melotot, hampir saja meloncat lepas sangking lebarnya.
"Ya?" Ezra menoleh, merasa namanya disebut.
"Apa yang copot?" tanya Jaebi iseng, juga tadi sempat kaget.
Seno menepuk kening sendiri, lalu berdehem mengangkat wajah. "Maaf kak, bisa dilanjut. Dia emang anaknya suka latahan disenggol dikit. Maklum, jantung lemah," ucap Seno meracau asal.
Ezra mengangkat sebelah alis. Walau tersenyum kecil dengan geli. "Oke lanjut ya, jadi nanti mulai Senin kalian bisa mulai aksinya."
Semua kembali memandang Ezra, membuat Jinny menghela nafas dan menurunkan tangan. Walau Jinny masih merasa malu sekali.
Mata Jinny melirik, merasakan Seno mendorong kecil buku catatan menyentuh lengannya di atas meja. Ada tulisan tangan Seno di ujung buku.
'Rani Adrian siapa goblok???? Elo di sini bantuin gue bukan nyusun rumah tangga halu'
Jinny merapatkan bibir. Ia melirik kanan kiri, menarik buku itu dan meraih pulpen balas menulis. Lalu mendorong kecil kea rah Seno yang melirik ke tulisan Jinny di bawah kalimatnya.
'Calon suami gue ganteng banget ya'
Seno hampir mengumpat. Ia menarik nafas, menutup buku dengan menahan marah membuat Jinny malah mesem-mesem.
Sumpah, tau gini Seno nggak ngajakin Jinny. Kalau aja si Faili nggak ngehasut dia, nggak bakal dah Seno jadi sok Mr Cupid gini bantu-bantu Jinny deket sama Ezra.
'Sen, kalau Jinny mendapatkan Kak Ezra, temen lo pasti tobat. Jinny pasti nggak berani macem-macem lagi. Bukankah indah dan tenang hidup kita kalau Jinny tidak membuat masalah dan dipanggil PD?'
Emang Faili sialan.
Dan begonya Seno juga iya iya aja.
Apalagi sejak bawa Jinny ke ruangan ini, Seno mulai bisa ngerasain pandangan sinis remeh dari pesaingnya di sini. Bahkan tadi ada yang frontal nanya, "ngapain lu ke sini? Kan biasanya ke ruang PD atau BK, masa jadi anak OSIS?"
Jinny sih cuek aja, emang udah dari sononya sih anaknya tuli dinyinyirin.
Tapi kan, ini menyangkut Arseno. Jinny tim suksesnya Seno. Dan Seno mau jadi Calon Ketua OSIS –tepatnya, Calon dari Calon Ketua OSIS- kan ini juga berpengaruh sama langkah Seno berikutnya.
Emang sih, Seno nggak ambis banget buat menang. Tapi ya gimana ya.
Sementara itu. Jinny agak melirik, tapi belagak masa bodoh dan kembali memandangi Ezra. Gadis itu sadar, orang-orang di ruangan ini kerap kali melemparkan tatapan tak suka seakan Jinny amis sendiri di tengah-tengah taman bunga harum wangi.
Sebagai murid yang sering ngerepotin pengurus OSIS khususnya Tim Penegak Disiplin, Jinny tau dia masuk daftar 'musuh' mereka, para murid teladan.
Tapi, apa peduli? Jinny ke sini buat liat Ezra, bukan jadi bagian dari OSIS.
Emang, cinta itu buta.
a/n:
gak papa jinny, semangat. aku juga suka halu kalau nikah sama taeyong anakku namanya Lovely dipanggil Vely ((awwmalubgt,,,))
KAMU SEDANG MEMBACA
Enthusiast (hiatus)
FanficBahasa kerennya secret admirer. Bahasa kasarnya stalker. Bahasa mirisnya fans. Intinya, hanya seseorang yang jatuh cinta sepihak. ** "Gue udah naksirnya sama ketua OSIS, gamon lagi. Gini amat dah nasib." ---- Kisah cinta dari sudut pandang pemimpin...