"Iya, jihoon. Kenapa? " daniel menatap tajam kearah istrinya yang tak peduli dengan tatapan mematikan milik daniel.
"Kenapa kamu gak bilang mau mangga muda juga? " geram daniel, daniel paling benci kalau woojin dekat dengan jihoon. Apalagi daniel mengklaim woojin sebagai pacarnya ketika woojin masih sangat mencintai jihoon. Butuh waktu bertahun-tahun untuk daniel agar woojin mencintainya. Tapi sekarang pria itu datang lagi? Tidak! Daniel tak akan membiarkan keringatnya untuk memperjuangkan Cinta woojin jadi sia-sia. Tidak boleh!.
"Dengar! Pertama kau pergi tanpa memberitahu apa yang kau cari, kedu... "
"Sudah ku bilang kok! " bela daniel
"Apa yang kau bilang? Kau bicara seperti anak kecil yang belum bisa bicara" daniel terdiam ketika sang istri marah seperti ini. " kedua kau pergi tanpa membawa ponsel, kau pikir aku akan mengejar mu?" daniel menundukkan kepalanya. " lagipula tak apa jika kau pergi seperti semalam, aku bisa bertemu jihoon" woojin tersenyum mengingat pertemuannya dengan jihoon semalam.
"Aku masih disini, dan kau berani sekali memikirkan pria lain"woojin berdelik tajam kearah daniel membuat daniel menciut melihatnya.
"Kau suami macam apa? Kau pergi meninggalkan aku sendirian dirumah! Dasar tak bertanggung jawab! " daniel menunduk mendengar ucapan woojin. Mulut woojin sangat tajam sejak dia mengandung, ingin rasanya daniel melawan semua ucapan woojin, tapi dia harus sabar. Ingat! Dia yang membuat woojin hamil!
Tanpa bicara daniel melangkahkan kakinya meninggalkan dapur, sesekali dia melirik kearah mangga muda tadi. Daniel masih menginginkan mangga itu. Entah sejak kapan daniel ingin sekali memakannya, sangat ingin.Woojin tak memperdulikan kepergian daniel, toh yang diucapkannya tadi benar bukan?.
"Apa ini enak? " woojin menatap takut kearah mangga yang sudah dikupasnya tadi. "Sudahlah, apa daniel akan menghabiskannya? " gumam woojin. Tanpa berpikir panjang lagi woojin mengangkat talenan tempat mangga yang sudah dikupas woojin tadi.
"Dan! Daniel?! " teriak woojin mengelilingi ruang tengah dari rumah mereka.
Woojin menghela nafasnya, sejak tadi dia mencari manusia besar itu tapi sampai sekarang dia tak menemukannya.
"Apa dia marah? " woojin akhirnya duduk disofa dan meletakkan talenan tadi diatas meja. Lelah, itu lah dirasakan woojin. Sejak hamil dia mudah sekali kelelahan, berjalan sebentar saja sudah lelah. Dia baru mengandung beberapa minggu tapi kenapa badannya selelah ini. Dia pun tak bisa mengontrol emosinya, melihat daniel saja kadang-kadang membuatnya emosi seketika padahal daniel hanya tersenyum tak bicara.
"Daniel!!! " teriak woojin sekali lagi sebelum merebahkan tubuhnya kesandaran sofa, suaminya itu jika tak dicari di selalu terlihat tapi ketika dicari dia sulit sekali ditemukan.Mata woojin mulai memberat, menyender pada sandaran sofa itu membuatnya mengantuk.
"Uh?! " mata woojin kembali terbuka, dia kaget ketika merasakan sofa yang didudukinya itu bergerak. Woojin langsung mengalihkan pandangannya kesamping, dia melihat daniel merebahkan tubuhnya disandaran sofa, sama dengan yang dilakukannya tadi. Daniel memejamkan matanya, tiba-tiba saja woojin jadi sedih. Melihat daniel seperti ini rasanya ada yang berbeda. Apa daniel marah? Pertanyaan itu terus berputar diotaknya.
Tangan woojin terjulur ingin menyentuh daniel, tapi dia urungkan lagi. Woojin takut jika daniel marah karena mengganggu rebahannya.
Woojin diam ditempatnya, tanpa ada niat pergi dari sana. Rasa bersalahnya masih besar dan dia tak tau harus bagaimana."Dan?" woojin akhirnya memberanikan memanggil daniel setelah berpikir.
"Daniel?" woojin menarik sedikit ujung kaos yang dipakai daniel tapi daniel tak menggubris panggilan woojin itu.
"Daniel, apa kau marah? " woojin melirik kearah wajah daniel yang memejamkan matanya, dan sekali lagi daniel tak menggubris ucapan woojin.
"Daniel?" woojin memberanikan dirinya menyentuh daniel, woojin memegang tangan daniel tapi yang disentuh masih memejamkan matanya.
"Apa dia tidur? " woojin mulai menggoyangkan lengan daniel. Akhirnya woojin tau satu hal, suami tercintanya sudah tidur sedari tadi. Wajah cemas woojin berubah menjadi sangar ketika sadar daniel tidur."DANIEL!!!! " teriak woojin sambil mendorong kasar tubuh daniel sampai terjungkal kebawah.
"Awww" daniel mengelus pantatnya yang mencium lantai. Sakit, sangat menyakitkan sedang enak tidur tiba-tiba saja dengan tidak elitnya terjungkal kelantai dan dengan keadaan telinganya panas karena teriakan sayang dari sang istri.
"Apa kau tuli?! Hah?!" teriak woojin bersedekap dada dengan menatap tajam kearah daniel yang masih Setia mengelus pantatnya.
"Aku tak tuli, lihat? Aku bisa mendengarmu bicara" jawab daniel yang sekarang sedang memainkan telinganya setelah mengelus sayang pantatnya tadi.
"Bodoh!! Sudahlah, ini aku membawakan mangga muda untuk mu tapi kau tak bisa kutemui sedari tadi, aku lelah~" adu woojin yang sekarang mempoutkan bibirnya. Oh ayolah mood orang hamil memang aneh.
"Untuk ku? " daniel terkejut dengan perkataan woojin, jadi sang istri mengupaskan mangga muda tadi untuk dirinya? Ya Tuhan daniel pikir woojin sudah kembali mencintai jihoon lagi dugaannya salah.
"Hmmmm" woojin menganggukkan kepalanya semangat, lalu tersenyum dan mengambitu talenan yang berisi mangga tadi. "Harus habis ya, dan" woojin menyodorkan satu potong ke mulut daniel, tapi tiba-tiba air liur daniel berubah menjadi licin ketika melihat dengan seksama mangga yang berada ditangan sang istri.
"Hehehe, sayang. Kita makan nanti saja ya? " cengir daniel sedikit ngeri dengan mangga muda itu.
"Kenapa? " tanya woojin meletakkan kembali buah itu ke talenan.
"Hanya merasa aku tak niat lagi memakannya" ujar daniel duduk disebelah woojin.
Daniel melihat wajah woojin begitu juga dengan woojin. Bagaimana dia bisa jatuh Cinta dengan wanita yang sudah jadi istrinya ini, bagaimana bisa dia berperang dingin dengan jihoon hanya karena jihoon harus kuliah yang jauh dari woojin dan itu membuat woojin kehilangan keceriaannya untuk sementara waktu. Daniel rela mengantar woojin untuk menemui jihoon di kota tempatnya menetap waktu itu untuk membuat woojinnya tersenyum tapi apa yang dia dapat woojinnya kembali menangis ketika tau jihoon selingkuh dengan wanita lain dan lebih memilih gadis itu dari pada woojin.
Sejak hari itu daniel tak pernah meninggalkan woojin, daniel mengucapkan kata Cinta setiap hari tapi itu tak berpengaruh pada woojin, cintanya masih Setia pada jihoon sampai suatu ketika daniel juga harus pergi dari sisi woojin.Kepergian daniel membuat woojin tau bahwa dirinya sudah jatuh kedalam pesona daniel dan luluh pada keyakinan daniel.
"Kenapa kau mau menikah denganku? " daniel daniel mengelus pelan pipi sang istri. Pertanyaan itu selalu muncul dipikiran daniel. Woojin tak pernah mengucapkan kata Cinta padanya, saat dia melamar woojin, woojin hanya mengangguk dan tersenyum tanpa membalas ungkapan Cinta dari daniel.
"Karena kau melamarku, jadi aku menerima mu" jawab woojin, membuat daniel menghentikan elusannya dipipi woojin.
"Jadi?? Kau... " woojin menggenggam tangan daniel yang berada dipipinya.
"Kau mengharapkan aku mencintaimu? " daniel melepaskan tangan woojin yang menggenggam tangannya tadi. Entahlah setelah hampir satu tahun menikah, kenapa woojin masih tak mencintainya?
"Maaf, jika aku berhhhmmmmmppp... " mulut daniel terbekap oleh bibir sang istri yang sedari tadi sudah gemas melihat wajah sang suami."Jika aku tak mencintaimu, mungkin aku tak pernah mau hidup bersamamu, bodoh" ujar woojin setelah lepas dari ciuman daniel. Awalnya woojin hanya berniat mencium sebentar sang suami tapi sang suaminya itu dengan kurang ajarnya malah memperdalam ciuman itu. Membuat sang istri kehabisan pasokan oksigen di paru-paru.
"Jadi kau mencintaiku? Apa waktu aku pergi kau merindukanku? " tanya daniel menarik woojin duduk kedalam pangkuannya.
"Tentu saja! Bahkan aku kehabisan uang karena tak ada lagi yang menjemputku dan mengantarkan aku pulang" wajah daniel seketika berubah datar, apa dia disamakan dengan ojek pribadi oleh woojin?
"Apa aku hanya ojek pribadi? " daniel memutar tubuh woojin membuat daniel menghadap kearahnya.
"Apa salahnya?" woojin mendorong tubuh daniel sampai daniel tersandar kesandaran sofa. "Jika kang ojeknya adalah orang kucintai? "Daniel menarik pinggang woojin, membuat wajah mereka bertemu, seperti nya woojin sedang mode manja dan daniel tak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini.
"Benarkah? " mata daniel menatap langsung kearah mata woojin yang sangat dekat dengan matanya.
Woojinnya hanya tersenyum manis, woojin langsung menelunsupkan wajahnya keceruk leher daniel dan memeluk erat tubuh sang suami.
"Aku merindukanmu, dan"TBC
Pengenlah kayak orang-orang bisa buat cerita serius, tapi aku ujung-ujung malah bikin yang lucu-lucu... Kan bikin kesel!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hamil (NielCham)
Short Storykisah singkat seorang suami yang sedang menghadapi istrinya yang sedang hamil. nielcham GS Local