The Past

2.3K 97 1
                                    

Sudah hampir seminggu Key ada di dalam cermin itu. Ia terus mencari cara agar ia bisa keluar dari cermin itu. Tapi, sepertinya ia masih belum mendapatkan ide apapun, sampai akhirnya ia membuka tas ranselnya untuk mengambil buku catatan hariannya, dan... Saat ia hendak mengambil buku catatan hariannya ia tak sengaja melihat buku paket pelajaran sejarah. Sejarah? Sejarah... Ah! Iya! pasti cermin ini punya masa lalu yang aku tidak ketahui! benak Key yang mulai memunculkan sebuah pertanyaan. Tapi, bagaimana caranya ia mencari masa lalu dari cermin itu? Sedangkan ia berada di dalam cermin.

"Tangan itu... Tangan yang waktu itu menyentuh bahuku... Pasti ia adalah masa lalu dari cermin ini! Ya! Gue harus cari... Gue harus cari orang itu... ah, ia pasti bukan manusia, ia pasti arwah masa lalu dari cermin ini..." ujar Key yang memang ketakutan dan panik. Ia sudah tidak tahan berada di dalam cermin itu. Walaupun ia masih bisa makan dan minum karena di rumahnya tersedia cukup sandang pangan. Ia hanya khawatir jika saja ia benar-benar tidak dapat keluar dari dunia cermin yang menyeramkan sekaligus membosankan itu.

Key pun akhirnya memutuskan untuk benar-benar mencari arwah yang merupakan masa lalu dari cermin itu. Ia berjalan mengitari sekolahnya yang terlihat lebih mengerikan di dunia cermin itu. Sudah hampir seharian Key mencari tahu keberadaan arwah itu, tapi ia tak kunjung menemukannya. Hari sudah mulai gelap, Key memutuskan untuk beristirahat, ia masih terus memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa berkomunikasi dengan arwah itu.

"Cermin ini... cermin ini bisa jadi adalah jembatan yang bisa ngehubungin gue sama arwah itu... Ya! Pasti cermin ini! Tapi... bagaimana caranya?" cetus Key sambil menyentuh cermin itu.

Ya, mungkin saja cermin itu adalah jembatan penghubungnya. Tapi, yang jadi pertanyaan sekarang adalah "bagaimana cara membuka jembatan itu?". Key belum mendapatkan jawaban atas pertanyaan itu. Ia terus terfokus ke cermin itu, matanya menampakan pandangan pasrah, Key mungkin sudah mulai putus asa sampai akhirnya...

PRAAANGGG!!!!

Tiba-tiba Key memukul cermin itu dengan tangannya. Cermin itu pecah sebagian, tajamnya cermin itu membuat darah segar keluar dari tangan Key hingga berlumuran di cermin itu dan di lantai sekitarnya. Key hanya menundukan kepalanya tanpa ada reaksi apapun. Ia hanya diam, tak bersuara sedikit pun. Sampai... terdengar suara yang tiba-tiba memecah kesunyian.

"ssssshhhhhh....."
"siapa......?"
......

"Si... Siapa itu?" Key langsung menenggakan kepalanya kedepan. Ia menerka-nerka apa yang ada disekitarnya. Ia ingin memastikan bahwa yang ia dengar itu adalah nyata.

"A... Ma... Na... Ko..."

"A... Apa yang kau bilang?" tanya Key

"A... Ma... Na... Ko..."

"A... Amanako? A... Apa kau ini... masa lalu dari cermin ini?" tanya Key lagi

"Huhuhuahahahahahaha..." suara tawa Amanako terdengar sangat menyeramkan hingga membuat bulu kuduk Key berdiri. Bahkan Key sampai gemetaran saat mendengar suara tawa Amanako.

"APA YANG KAU LAKUKAN?!!"
"KENAPA KAU HANCURKAN CERMIN ITU?!!" tanya Amanako dengan suara yang sangat mengerikan

"I... Itu... ME... MEMANGNYA KENAPA?!! APA KAU TIDAK SUKA?!!!" bentak Key walaupun ia sangat ketakutan

"IYAAA!!! Cermin itu adalah milikku! Akulah yang menjaganya!" jelas Amanako

"Lalu... Apa yang kau inginkan dariku A... Amanako?!! Kenapa kau membawaku ke dalam dunia cermin ini?!!" tanya Key dengan suara yang rendah

"Huahahaha... Itu karena... Karena kau telah membangkitan ingatanku!" jelas Amanako

"Apa maksudmu?!!"

"Saat kau pulang malam hari..."

"Memangnya ada apa? Apa salahku? Aku hanya pulang malam hari pada saat itu!"

"Kau......."

"Apaaa? Kenapa?"

............

"Hei!!! JAWABLAH!!! JANGAN PERGI!!"

"JANGAN... A... Aduhh... Tanganku... Kemana perginya Amanako..." ucap Key sambil mengobati tangannya yang luka

Key mulai memberanikan dirinya, ia sudah mulai membiasakan dirinya. Lagipula, Amanako belum menampakan dirinya, ia baru hanya bicara. Sepertinya Amanako ingin menyampaikan sesuatu, sesuatu yang sangat sulit baginya untuk menceritakannya, entah apa yang ia ingin ceritakan, mungkin tentang masa lalu dari cermin itu.

♦°♦°♦

MirrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang