Nafta 1

178 33 25
                                    

Hai...
Kenalkan, namaku Naftalena, Naftalena Arsyi Wijaya biasa dipanggil Nana atau Nata.
Saat ini aku duduk di kelas 11 SMA Haritsand, sekolah terbaik di kotaku.

Jenis kelamin ku perempuan, Wajah ku bisa dibilang cantik (itu menurut orang-orang), iris mata ku hazel, hidung mancung, alis tebal, bulu mata lentik dan kulit kuning langsat. Aku anak pertama dari keluarga Wijaya. Aku punya seorang adik, dia laki laki namanya Diazo Arsya Wijaya. Umur ku 2 tahun lebih tua darinya, tapi tinggi diazo 15 cm lebih tinggi dari ku.

Orangtuaku Angga Wijaya dan Hanna Aisha Wijaya. Ayah adalah seorang dokter bedah di salah satu instansi rumah sakit besar di kota ini, Bunda bekerja di restaurant keluarga kami, bukan sebagai chef atau pelayan, tetapi sebagai meneger. Keluarga ku bukan keluarga kolongmerat, tetapi bisa dibilang keluarga berada.

Bahas keluarga ku cukup ya, sekarang aku mau cerita ke kalian tentang kehidupan ku selama sekolah di SMA Haritsand.

Mungkin ini cerita absurd bagi kalian tapi bagi ku, ini cerita yang sangat berkesan.

Saat ini aku duduk di kelas berdua dengan sahabat ku, namanya Sasa, sudah seperti nama produk micin ya.

Nama lengkapnya Natasya Leonard. Aku memanggilnya Sasa biar gampang. Awalnya dia marah tapi lama kelamaan dia nerima juga walau kadang tidak ikhlas.

Dia anak terakhir dari bapak Joshep Leonard dan ibu Nataline Leonard. Dia cantik, kulit putih, idung mancung, alis agak tebal, rambut pirang, bukan warna asli karna setiap seminggu sekali dia bakalan ganti warna persis kaya bunglon. Tinggi dia 165 cm.

Fashion dia ? Jangan tanya deh, kalian juga pasti tau fashion anak kolongmerat itu bagaimana.

Sasa, gadis itu suka dengan warna purple, boneka pen-pen dan jus strobery.

"Na, gue laper. Kantin yuk"

"Hmm"

"Beli sesuatu, jus, bakso atau apalah itu. Yuk"

"Hmm"

"Yaelah lo mah di ajak ngomong juga balesnya ham hem ham hem doang. Mo jadi nisa sabyan lo ya ?"

"Gue lagi belajar Sa, sebentar ya"

"Auah, gue bete ama lo. Bay gue mau ke kantin sendirian. Makan tuh buku kimia"

Dia berdiri lalu pergi meninggalkan ku. Aku ? Bodoamatlah, ntar juga baik lagi.

Tidak lama, sekitar 15 menitan dia dateng lagi bawa makanan dari kantin banyak banget. Aku tak heran jika dia bisa membeli semua makanan ditangannya itu, yang membuat ku heran adalah makanan sebanyak itu akan muat di perut dia atau tidak.

"Lo laper sa ?" Tanya ku sambil bantu dia menaruh makanan yang dia bawa di atas meja

"Agak sih"

"Ini siomay 3 piring, jus mangga 2, bakso 2 mangkok, sama snack ini lo bakal habis ?"

"Ya gak lah"

"Terus kenapa lo beli banyak banget Sasa cantik ?"

"Ih Nana, ini gue beli buat gue sama lo. Gue tau lo pasti laper kan ?"

Aku cuman mangguk-mangguk doang
"Ya udah nih makan, gue gak mau punya sahabat yang kurus gak keurus yah" ucap dia sambil makan bakso miliknya

"Udah gak marah nih ?"

"Agak. But you are my friend, jadi aku gak harus marah ke kamu gara2 itu"

Sasa ngomong gitu sambil nunjuk buku kimiaku dengan dagunya, kalian tau kan maksudnya ?

"Ahh jd sayang deh. Makasih Sasa, baik deh"

"Iya iya, sekarang nih makan"
Dia menyodorkan bakso dan siomay kepada ku, ya aku terima, kebetulan aku juga sudah lapar

NAFTALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang