Nafta 14

96 13 28
                                    

Kamu lebih berharga dari intan permata. Susah untuk mendapatkannya, saya tidak akan melepaskanmu begitu saja ~Alvarendra Daffa H

●●●

Jauhin Al, atau lo terima akibatnya Nana

Dari gue, pembenci lo

Sebuah tulisan dipapan tulis kelasku begitu jelas terpampang. Keningku mengerut membaca tulisan itu berulang ulang. Jam dinding masih menunjukkan pukul 06:15 WIB. Masih sedikit siswa yang datang.

Otakku masih berpikir keras mengenai tulisan di papan tulis itu.
'Siapa orang yang serajin itu menuliskan namaku di papan tulis sepagi ini ?' Batinku

"Akhirnya lo datang juga Nat"
Sebuah suara yang sangat ku kenal membuyarkan pikiranku.

Leon masuk ke dalam kelas bersama Sasa, Galang, Gavin dan Violet. Ditangan mereka, masing masing membawa penghapus papan tulis.

Sasa langsung menghambur kepelukanku. Mulutnya masih menggerutukan sesuatu yang sama sekali aku tak tau. Ia pun melepaskan pelukannya.

"Ada apa ?" Tanyaku kepada mereka semua yang wajahnya tampak sangat kesal dan marah

"Tulisan itu" jawab galang

"Teror itu ?"

"Iya, lo tau ? Kalo lo pikir teror tulisan itu cuman di kelas kita maka lo salah" sahut Leon

"Maksudnya ?"

"Nana, tulisan orang bodoh itu juga ada di seluruh papan tulis kelas sepuluh, sebelas dan duabelas. Bahkan di mading, perpus, TU dan ruang guru juga ada"

"APA ??!" Mulutku menganga, tak habis pikir dengan semua ini

"Lo gak perlu khawatir Na, semuanya sudah di hapus tinggal di kelas 11 Ipa saja yang belum" ujar Gavin

"Gue yakin orang yang nglakuin ini orang dalam deh" kata Violet

"Setuju. Paling ada yang syirik sama kedekatan lo dan Al. Gue rasa kakak kelas deh Na" sahut Sasa

"Bangs*t bener tuh orang" maki Galang sembari menghapus tulisan di papan tulis

"Awas aja kalo ketemu. Gue uleg jadi geprek tau rasa !"

"Siapa sih ?!" Kesalku

"Gak ada yang tau Nat" jawab Leon

"Lo kesel kan ? Gue lebih lebih Na" ujar Sasa

"Gue, Gavin, Violet mau lanjut ngehapus di kelas lain. Lo sama Galang disini aja jagain Nata"

"Iyeee" jawab Sasa

"Lang, jagain mereka"

"Siap bosku"

Sasa menarikku untuk duduk dikursi kami. Galang telah selesai menghapus pun ikut mendudukan diri di kursinya.

"Bangke ! Bikin orang capek aja pagi pagi udah kerja bakti" omelnya

NAFTALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang