Nafta 13

109 19 10
                                    

Jika orang lain yang notabennya masih anak SMA akan berteman dengan rokok, vape dan minuman beralkohol. Maka lain dengan cowo yang bernama Alvarendra

Klub, diskotik atau tempat-tempat terlaknat lainnya, dia tidak akan kesana dan belum pernah kesana. Kemungkinan terbesar sebagai alasan adalah ayahnya tidak mengizinkan atau Bunda Ana yang sangat mewanti-wanti anaknya itu

Saat Leon dan anak AHF yang lain merokok di markasnya. Dia akan pergi ke rooftop dan membawaku sebagai gantinya

"Lo kebiasaan banget sih narik-narik orang. Gue sebentar lagi mau pemantapan OSN sama pak Rangga, waktunya tinggal 1 minggu lagi tau gak"

"Gak" aku mendengus sebal karena cowo disampingku ini malah memejamkan mata dan bersifat acuh padaku

"Al gue mau ke lab"

"Iya"

"Ya udah bukain pintunya"

"Buka sendiri"

"Alva...mana bisaaa, pintunya lo kunci dan kuncinya ada di lo. Gue bukan jin atau setan yah yang bisa ngilang gitu aja" sengitku padanya

"Ya sudah" aku kembali mendengus tetapi di dalam hati aku juga mengumpatinya. Buku catatan materi OSN kimia yang berada ditanganku aku ketuk-ketuk menggunakan jari. Otakku berputar-putar mencari cara membujuk cowo jakung itu untuk membukakan pintu

"Alva, lo baik deh. Bukain yaa, please..." ujarku sambil menyatukan kedua tanganku dan membesarkan pupil mataku. Dia memandangku cukup dalam dan akhirnya berdecih

"Iya" kini dengusannya yang keluar

Ia membuka pintunya, dan menarikku keluar dari sana

"Elo ngapain sih, lepasin tangan gue. Sana ke temen-temen lo gue mau ke lab" semua mata tertuju kearah kami berdua. Tatapan seperti hari itu yang membuat ku agak senewen

"Sana masuk" Alva membawaku sampai di lab kimia. Didalam sudah ada pak Rangga dan kedua patnerku

"Elo balik ke kelas sana bentar lagi bel masuk" gelengan kepalanya menjadi jawaban. Bukannya beranjak, Alva malah menduduki kursi di depan lab kimia

"Masuk Naf, saya akan disini"

Setelah satu jam lebih 30 menit aku bergulat dengan senyawa dan rumus kimia, akhirnya aku bisa bernapas lega.

Alvarendra kembali menarikku agar mengikuti langkahnya menuju kantin.

"Lo ngajak gue kesini ada maksud kan ?"

"Beliin air mineral"

Aku menurut, tidak lama karena kantin sedang sepi

"Lo hari ini baru masuk ke kelas selama 6 jam dan 4 jam lo bolos. Gila lo ?"

"Tidak" ia meminum airnya hingga tinggal setengahnya

"Gue mau masuk ke kelas, ada pelajarannya bu Nuri, ntar gue dihukum"

"Tidak akan"

"Kalo lo emang kagak bakalan dihukum, lah gue ? Hello...gue bukan siapa-siapa. Udah ah gue mau balik"

Aku berdiri dan siap-siap untuk beranjak

"Duduk"

"Gue mau balik"

"Duduk Naf"

"Gue mau balik ke kelas Alva" kakiku melangkah menjauh

"Duduk ! Tidak ada penolakan"

"Ada penolakan" untuk pertama kalinya aku menolak perintahnya

"Naftaa !!" Dia berteriak cukup keras dan berjalan cepat menyusulku. Aku berlari di sepanjang koridor agat dia tidak bisa mencegahku memasuki kelas

NAFTALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang