29 Agustus 2019

10 2 0
                                    

Meminta maaf adalah terlambat.

Semua orang juga pernah terluka, tidak ada yang tidak tahu.

Berbeda jika pertanyaannya adalah 'mengerti'.

Orang lain tidak akan pernah mengerti 100% penderitaanmu.

Dasarnya saja,

Tidak adakah yang mengerti, setidaknya, dasar dari penderitaanmu?

[Telah terjadi pembunuhan di―]

Tidak akan ada yang mengerti.

[Pelaku berinisial K,]

Tidak akan ada yang rela untuk mengerti.

Bola mata yang kau tusukan dengan jarum dan benang putih,

Kuku kemerahan yang kau remukan dengan batu penumbuk,

Usus merah muda yang kau lilitkan pada leher seseorang yang membunuh perasaanmu,

Tidak akan ada yang mengerti rasanya dengkimu yang amat perih. Kau tidak bisa melawan karena mereka adalah korbannya.

Karena,

"Siapapun yang memulai, jika seseorang mati, yang masih hidup yang harus disalahkan."

Kesabaranmu selama ini tidak berarti jika mereka mati pada akhirnya. Perasaanmu tidak akan dihargai siapapun bila tanganmu yang menggenggam pisau digunakan menikam mereka.

"Membunuh adalah perbuatan paling hina."

Tidak ada yang peduli dengan alasanmu menyayatkan pisau di leher orang yang kau benci. Mereka hanya peduli untuk bergunjing tentang dosa sesama manusia selagi hidup, selagi bisa menyakiti sesamanya lebih banyak lagi. Harapanmu tentang dunia yang indah adalah mengada-ada jika kau hanya berdiam diri dengan pelatuk tanpa peluru.

Kau membunuh dan kau adalah pahlawan untuk rasa dendammu, tidak untuk kedamaian.

Pahlawan Kedamaian. 29 Agustus 2019. Kamis.

KumpulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang