Bagian 6 : Seungmin itu Cicak, Suka hinggap sana-sini, Bukan hanya dinding!

1.5K 176 39
                                    

Bagian 6 : Seungmin itu Cicak, Suka hinggap sana-sini, Bukan hanya dinding!

.

.


Dalam sekejap, pelukan hangat Hyunjin pada tubuh kecil Seungmin pun terlepas. Tepat setelah Seungmin menjawab pertanyaannya dengan dua kata sialan yang membuat darahnya kembali naik. Begitu pelukan Hyunjin terlepas, justru Seungmin malah semakin mengeratkan pelukannya.

Bahkan kaki dan tangan si lintah merah itu melingkar sempurna di tubuh berotot Hyunjin. Wajah merah penuh dengan air mata buaya itu semakin menempel di piyama sutera yang Hyunjin kenakan.

Hyunjin mengerutkan keningnya ketika merasakan rasa basah menembus kulitnya. Sialan! Jikalau piyamanya basah karena ingus si lintah merah, ia bersumpah akan menendang bocah lintah ini sampai jatuh ke lantai.

"Hiks....hiks...huee...k-kenapa hiks kenapa Jinie hyung hiks tidak memeluk Minie, hiks?"

Ekspresi Hyunjin berubah datar. Ia diam, tak menjawab pertanyaan Seungmin yang tidak ada penting-pentingnya.

"Huweee..... Jinie Hyung tidak sedih kalau Minie pergi, huh? Hiks...huee....kejamnya..." Teriakan Seungmin yang menjadi-jadi teredam oleh dada bidang Hyunjin.

"Tidak," jawab Hyunjin datar. "Kau hanya pergi ke sekolah, bocah."

Kepala berambut merah itu semakin menyeruduk dada Hyunjin.

"Hiks...tapi, tetap saja Minie akan pergi, hiks... kita akan berpisah, hyung... hiks, nanti kalau Jinie hyung kangen Minie bagaimana, huh?" Seraya mengeluarkan isakan buayanya, Seungmin diam-diam menghirup wangi parfum yang Hyunjin kenakan.

Hehehe...baunya enak.

"Tidak akan."

Di dalam dekapan Hyunjin, Seungmin mengerucutkan bibirnya begitu mendengar jawaban tak acuh yang keluar dari mulut pujaan hatinya. Kenapa Jinie hyung jahat sekali pada Minie, huh?

"Bagaimana kalau tiba-tiba Jinie hyung ingin mencium bibir seksi Minie?"

"Tidak."

"Bagaimana kalau Jinie hyung ingin memeluk tubuh seksi Minie, saat Minie di sekolah?"

"Tidak akan terjadi."

"Bagaimana kalau tiba-tiba Jinie hyung ingin menjilat tubuh Minie?"

"Untuk apa aku melakukan itu?"

Bibir Seungmin semakin mengerucut. Hyunjin hyung susah sekali dirayu!

"Bagaimana kalau tiba-tiba Jinie hyung ingin membuat dedek dengan Minie, huh?"

"Diam dan cepat tidur sana!"

Seungmin menggerutu kesal. Menyebalkan! Lihat saja, kalau pujaan hatinya itu sudah tergila-gila kepada dirinya, ia akan gantian jual mahal.

Masa banting harga terus, memang Minie apaan, uh!

"Hyunjin hyung menyebalkan, tidak sayang Minie. Minie ngambek ah! Minie tidak mau bicara dengan Jinie hyung sampai hyung mau memberi ciuman panas pada bibir Minie!" ucap Seungmin dengan wajah tertekuk.

"Hn."

Hyunjin tampak tak peduli dan tidak mau tahu. Karena ia yakin si bocah merah itulah yang akan terlebih dahulu menyerah. Ck.

"Lepaskan pelukanmu, bocah. Aku tidak bisa tidur dengan nyaman." Perintah Hyunjin datar seraya mencoba melepaskan lintah yang menempel di tubuhnya.

Baby Seungmin || HyunMin ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang