Hujan Tinta

45 3 0
                                    

Oh kala ku tulis sajak,
Tetes tinta bersama tetes hujan, mabuk arak
mabuk cinta tak retak.

Genap di dada, rasa. Tidak di lidah saja.
Hilang di rupa, beda. Kala
dua genggaman telapak tiada dusta.

Mata saling menatap
tajam, kabur dibuat meratap

Berpeluk jua dua tubuh tak elak
Di remang lampu kota, lampu jalan
Hujan tambah deras, peluk berkata: jangan lepas!


20/01/20

dari Januari yang sunyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang