Dalam benak, sialan aku menguburnya
terlintas tak sengaja, tanya:Kalau pohon apel apa harus berbuah apel? Harus manis buahnya?
Kalau macan apa harus beranak macan?
Harus garang?Sekarang akulah anak, buah
Didepan mau jadi apa? Kata ayah
Sedang diri masih kata: apa ada?Kuingin diri jadi sajalah pohon kelapa
juga kucing, atau primata.
Semoga berguna, dan lembut hatinya
sedang pas-pasan rupanya.Atau wujudkan jadi garang, dan keras
bak pohon jati, sukma jelma singa.Namun kukata: sialan!
nyari pentul di tumpukan ilalang
Ia sembunyi, ia melulu ngilang.Yasudahlah menjadi,
muliakanlah tubuhku, bak pohon zaitun ini
sukmakanlah tubuhku, bak buroq tunggangan nabi.Kembali tanya:
Kalau apel, harus apa?
Kalau macan, harus apa?
Diri ini, harus apa?"Aku beri petunjuk, kau tak lagi bisa bertanya."
10/01/20
KAMU SEDANG MEMBACA
dari Januari yang sunyi
PuisiBerpeluk diatas genggam, harap erat Sekalinya harap tak makin berat Rindu makin sesak Ia peluk tubuhku erat-erat 05/02/20