Klek
"Apa dia masih disini?"
Baekhyun mengintip dari balik pintu kamar. Melihat apakah Sehun masih di sofanya. Melihat seberapa gigih Oh Sehun untuk tetap tinggal di apartemennya sampai pagi, atau semua yang dikatakannya tadi malam hanya bualan Sehun semata. Sebenarnya pun Baekhyun sudah tak mengharap lagi sampai pagi akan ada sosok Sehun di sofa ruang tengah. Ya, Sehun tetap teman kantornya. Hanya teman. Atau bisa disebut rival abadinya. Rival menyebalkannya sebelum kejadian-kejadian tak masuk akal menghampiri hari-harinya akhir-akhir ini.
Bagaimana bisa Sehun mengatakan menyukainya?
Ini tidak masuk akal.
Selama ia mengenal sosok Sehun, ia tak pernah sekalipun bertegur sapa dengan Sehun. Bahkan bisa dilihat, hanya pertengkaran, persaingan, dan perdebatan yang terjadi pada mereka. Sebenarnya Baekhyun sendiri memang masa bodoh pada desainnya, hanya jiwa persaingan Sehun lah yang kadang membuat ia kesal dan ingin merobek hasil karya Sehun itu. Ck, dia benci Sehun yang ambisius. Dia benci Sehun yang selalu menginginkan kemenangan.
Tapi dia menyukai Sehun yang memaksanya untuk membiarkan Sehun melindunginya.
"Oh, masih disni"
Che! Dan Sehun memang manusia bebal yang Baekhyun kenal.
Kenyataan bahwa Baekhyun menyuruh Sehun pergi hanya dilewatkan pada indera pendengaran Sehun. Nyatanya, dini hari ini, ia masih melihat sosok Sehun yang meringkuk di sofanya. Mungkin jika ditanya, Sehun hanya diam saja. Atau pura-pura saja tidak peduli pada ocehan Baekhyun. Ya, Baekhyun bisa membayangkan.
"Kenapa kau bebal sekali?" Baekhyun berjalan menuju ruang tengah. Menuju tubuh Sehun yang masih tertidur di sofa. Seulas senyuman menghiasi wajah Baekhyun kala melihat tubuh itu meringkuk. Kedinginan sepertinya. Dengan segera Baekhyun kembali ke kamarnya, mengambil selimut, dan menghampiri Sehun kembali. Ditatapnya sebentar wajah didepannya sebelum selimut itu ia berikan pada tubuh Sehun.
"Kenapa kau menyukaiku?"
Kalimat pertama yang Baekhyun ucapkan saat tiba-tiba saja ia berjongkok tepat di depan wajah Sehun. Ia mungkin tak habis pikir bagaimana bisa ia selalu berurusan dengan Sehun. Kehidupannya memang mengerikan, dan Baekhyun tak mengerti mengapa Tuhan seakan memberikan jalan Sehun untuk masuk dalam hidupnya secara mudah bahkan semua orang yang akan masuk hidup Baekhyun seakan ditendang secara keji untuk menjauh dari hidupnya.
"Aku tak pernah berharap ada seseorang yang tiba-tiba saja seperti pahlawan datang membantu kesulitanku"
"....."
"Tapi mengapa kau selalu saja tepat datang saat aku ada masalah, Oh Sehun? Kau siapa?"
Baekhyun tanpa sadar mengangkat tangannya untuk meraih wajah tampan dan tegas Sehun. Menyentuh rambut dan merapikannya agar tak menutupi wajah Sehun. Ia memang cukup kagum dengan ketampanan Sehun jika dilihat dari sedekat ini. Cukup mengejutkan bahwa ia bisa sedekat ini dengan seseorang yang menjadi idola karyawan di kantornya. Ya, walaupun tetap menjadi rival untuknya.
"Kau bilang menyukaiku? Hahaha, konyol. Memangnya aku tertipu omong kosongmu itu?"
"...."
"Jangan gegabah, Sehun-ah. Jangan biarkan aku mulai merasa nyaman dengan--"
SRET
GREP
"Kau melarangku?"
DEG
Dan dengan sangat cepat tangan Baekhyun dipegang oleh Sehun dan ditariknya masuk dalam rengkuhan tubuhnya. Dilihatnya Baekhyun dari jarak sedekat ini memang cukup membuat Sehun membeku. Baekhyun ini menarik. Matanya, wajahnya, bibirnya cukup memang untuk menjadi candu setiap hari. Tapi jauh dari kata menarik, ada hal lain yang ingin Sehun lindungi seterusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Day After Day (Completed)
FanficHUNBAEK/SEBAEK FANFICTION Mungkin, aku memang terlambat. Untuk menyadari bahwa kau lah satu-satunya. Sekalipun kau hilang dan aku berusaha untuk melupakan, kau selalu ada disana. Dalam ujung hati tersempitku. Tersisa disana. Dengan segala kenangan d...