•Prolog•

497 28 1
                                    

SORE ini air laut pasang lebih tinggi dari biasanya, para nelayanpun segera mengakhiri pekerjaan mereka daripada terjadi apa apa oleh mereka. Banyak para nelayan yang sudah menepikan dan menyimpan perahunya untuk digunakan besok pagi. Kecuali Sean, anak laki laki berusia 8 tahun itu masih berada ditengah laut untuk menangkap ikan sendirian.

"nak, sudah ayo pulang" teriak salah satu pelayan. Mereka khawatir karena angin yang semula hanya tenang kini malah semakin kencang.

"iya pak sebentar lagi" jawabnya. Ia semakin menengahkan perahunya.

"nak bahaya, cuacanya buruk. Ayo pulang" teriak nelayan itu lagi untuk memperingatkan Sean. Bukan Sean namanya kalau ia tidak keras kepala.

"tenang saja pak, saya akan baik baik saja" Sean mengabaikan nelayan barusan dan terus menjaring ikan.

Ia bukan nelayan, ia kurang mengetahui sesuatu apa yang terjadi dilaut sekarang, yang ia tahu sekarang ia harus membawa pulang banyak ikan karena ayahnya yang sedang sakit.

Tiba tiba saja datang ombak yang semakin besar mengombang ambingkan perahu milik Sean. Setelah beberapa saat guncangan tersebut semakin besar dan akhirnya Sean mencoba menyudahi kegiatan menjaring ikannya.

"Ya Tuhan lindungi Sean" gumannya sambil mencoba memasukkan jaring berisi ikan kedalam perahunya dan berniat akan segera pulang.

Angin yang semula tenang kini seperti badai. Sean semakin takut akan terjadi apa apa ada dirinya karena ia sendirian ditengah laut. Dengan gugup ia segera menjalankan perahunya agar cepat menepi.

Tapi alam berkata lain, perahunya tebalik setelah didorong angin dan terhantam ombak. Sean tak bisa berbuat apa apa, ia hanya bisa berdoa. Semoga dirinya bisa diselamatkan oleh Tuhan bagaimanapun bentuknya.

Sean mulai menutup matanya merasakan tekanan air yang membawanya semakin dalam menuju dasar laut. Badannya terasa tertarik oleh suatu benda yang berada dikakinya.

Badannya yang semula dingin tiba tiba menjadi sedikit hangat membuat Sean kembali membuka mata. Sekarang ia berada disebuah lingkaran air bersama seorang anak perempuan yang sepertinya seusianya. Perempuan kecil dengan kaki menyatu menyerupai ekor ikan. Dia putri duyung.

Setelah menyadari bentuk asli perempuan itu, akhirnya Sean kembali menutup matanya lagi, merasakan kehabisan napasnya dan tubuhnya semakin lemas.

🌊🌊🌊

Hola Hai, selamat datang di work aku. Ini cerita pertama aku setelah dua tahun yang lalu aku ngeunpublish cerita. Dan hari ini aku bawa cerita yang lebih seru lagi. Semoga kalian suka. Happy reading ❤

My Love From the OceanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang