•Bagian 5•

179 10 2
                                    

SUDAH hampir 4 jam, semua anggota geng kapas berkumpul dirumah Sean. Rumah besar tersebut dijadikan base camp mereka sejak tiga tahun lalu, karena tidak ada tempat lagi kecuali kantin sekolah dan tidak memungkinkan bagi mereka malam malam harus pergi kesekolahan.

"padahal nggak ada kebakaran ataupun konslet listrik tapi alarmnya nyala gitu aja" gumam Sean. Mulutnya sejak tadi tidak lepas dengan nastar ditoples miliknya.

"pasti disengaja" sidik Leon. Kelima sahabatnya itu saling melirik. Tidak biasanya Leon seserius ini, bahkan ia termasuk cowok yang sedikit humoris.

"jangan berprasangka buruk dulu. Siapa tau emang konslet dan hampir kebakaran" jawab Reza, meskipun ia fokus membaca kitab diponselnya namun dirinya mendengar apa yang sejak tadi dibicarakan oleh mereka.

"maksudnya?" ucap Willi, cowok imut itu memang sedikit sulit mencerna omongan temannya. Butuh waktu dua sampai tiga kali putaran siaran ulang ketika berbicara dengan dirinya. Untung cakep, itulah alasan dia berada di geng kapas ini.

"kok lu tau? Wah jangan jangan lu yang matiin ya. Soalnya pas acara kan cuman lu yang nggak sama kita kita setelah gue turun dari panggung" cerca Reno. Memang sejak acara dimulai, Leon lepas dari kelima sahabatnya karena ingin mengintai Syrenka untuk membuktikan bahwa dia seorang putri duyung.

Reno si mulut lemes mendapat tamparan kecil dari Leon, "lu tau kalau gue ada dipinggir kolam buat nyari cewek kan" ucap Leon. Mencari cewek hanya alibinya saja agar ia bisa menjauh dari geng kapas dan pergi mencari keberadaan Syrenka.

"iya mungkin karena konslet listrik dan..."

"ini bukan kebetulan, pasti disengaja" potong Leon dengan cepat.

"gue jalan dan nggak sengaja nyenggol Syren terus jatuh kekolam, abis itu alarm lu nyala dan lampu utama tiba tiba mati. Apa lu masih percaya kalau ini nggak sengaja terjadi" lanjutnya. Ia mengacak acak rambutnya sendiri. Sean hanya diam, ia memikirkan dadanya yang tiba tiba sakit juga pada saat itu.

"Syren jatuh kekolam?" akhirnya Fredo bersuara. Entah mulai kapan ketika mendengar nama itu ia menjadi sedikit sensitif.

"lah kok gue gak tau" lanjut Willi.

"semua juga gak tau" imbuh Reza.

"terus lu tinggal pergi pas Syren nyebur kekolam? Cowok apaan lu" tunjuk Reno kearah Leon.

"terus gimana keadaannya?" tanya Fredo. Ia meletakkan toples wafer rasa bubble gum keatas meja lagi kemudian menggeser tubuhnya agak condong kedepan menunggu jawaban Leon yang ada didepannya.

"dia nggak akan mati dikolam 2,5 meter" sindir Sean yang sedikit menekan kata 'mati'.

"gue curiga Syren punya ilmu hitam" ucap Leon dengan wajah serius.

Kelima sahabatnya yang sedari tadi juga memasang wajah serius tiba tiba saja mengeluarkan gelak tawa mendengar ucapan Leon. Di dunia modern mana ada ilmu hitam, kecuali orang orang yang hidup dipedalaman. Namun mereka sekarang dikota besar yang sangat jarang bahkan tidak ada hal semacam itu.

Leon masih menyembunyikan kenyataan tentang dirinya melihat Syrenka dan lelaki yang Leon tau itu ayah Syrenka berubah wujud menjadi duyung. Ia tidak bisa membuktikan hal tersebut karena dirinya sendiri juga masih bingung kenapa Syrenka tidak berubah wujud dan malah menjadi atlit renang sekolahnya.

"kita deketin aja Syren" imbuhnya. Rasa penasaran yang sudah tak tertahan membuat Leon akan melakukan apa saja.

"nggak perlu, kalau benar Syrenka punya ilmu hitam bisa saja dia ngebunuh lu saat tau lu cuman pengen membuktikan kalau dia bukan manusia biasa" cegah Sean. Lagipula dirinya tidak ingin melakukan hal hal seperti itu yang mungkin saja dapat mencelakai dirinya.

My Love From the OceanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang