3

8 1 0
                                    

#Cinta_Terlarang

Malam ini hujan turun lagi, bersama kenangan yang mungkin luka di hati.
Luka yang harusnya dapat terobati, yang ku harap tiada pernah terjadi.

Sepenggal lirik yang di lantunkan, Nysa Lestari, ibu tiga anak laki-laki, di aplikasi menyanyi.
Meski suaranya gak bagus dan memang cempreng, jangankan nyanyi ngomong aja dia fals.

Diliriknya jam di gawai yang di genggam di tangan kirinya.
Pukul 22:39 Wib.
"Kenapa kok dia gak ada kabar?" gumamnya dalam hati.
Jari kecilnya mengusap layar, membuka aplikasi hijau, ingin memulai percakapan tapi ia ragu,  takut mengganggu si dia yang katanya masih kerja belum pulang.
Di urungkan niatnya, diapun mematikan data, melanjutkan membaca novel hasil barter dengan kenalan di Facebook.

Ting
Bunyi pesan masuk, tak ia hiraukan, masih lanjut membaca. Tak lama bunyi kedua masuk lagi.
Ia tutup buku, lalu menyambar gawai di atas kepalanya.
Dari T I singkatan nama seseorang yang ia simpan di kontak ponselnya.

[Lagi apa?] sapa yang di sana.
Nysa tersenyum.
[Uda pulang.] bukannya menjawab, Nysa bertanya yang lain.
[Bentar lagi.] balas T I, wajah Nysa murung seketika, tak membalas chat lagi.

T mengirim stiker, ke aplikasi hijau.
[Uda pulang?] tanya Nysa.
[Uda.] balasnya.
Mereka melanjutkan dengan telepon.
Ucapan kangen, sayang, cinta itu sudah biasa, meski baru 25hari mereka menjalani hubungan tanpa status.
Di bilang pacaran, tak pernah ada ungkapan cinta tulus dari hati.
Pernah pisah tapi tak pernah jadian.
Amazing nya negeri +62.

Tak banyak yang di bicarakan saat panggilan berlangsung.
Banyak diam, kadang T bernyanyi mengisi sunyi.

"Kita akhiri saja." Ucap Nysa.

"Kenapa?"

"Gak apa-apa."

"Kalau itu mau kamu, sebelum terjadi hal yang tak sepantasnya kita lakukan,  silahkan akhiri, aku akan bantu kamu."

"Bantu gimana?" tanya Nysa.

"Gimana ya?"

Hening... Lalu panggilan berakhir karena suami Nysa pulang, bukan pulang kerja, tapi pulang dari rumah temannya, dan itu menjadi jadwal rutin suami Nysa, kumpul bareng teman sekedar melepas penat nongkrong di warung yang menyediakan, makanan pengganjal saat tengah malam.
Kesempatan saat suami tak dirumah Nysa berhubungan dengan TI,  teman lama yang sekarang stay di Riau.
Nysa sendiri tinggal di kota Medan.

Ini aman pikirnya, karena Nysa beranggapan tak akan pernah berjumpa dengan temannya itu.
Berat di ongkos, lagipula TI tak menganggap hubungan mereka serius, hanya sebagai pengisi kekosongan, Nysa datang di saat yang tepat saat TI sedang patah hati dengan pacarnya. Nysa menjadikan TI pelarian dari sikap suami yang acuh,
saling melengkapi.

Ada rasa yang aneh saat memutuskan hubungannya dengan TI, batinnya tersiksa Nysa menangis tanpa suara.
"Kenapa yank?" tanya suami Nysa yang masih di rumah pukul 20:30 wib.
"Pedih matanya," ucapnya, membenamkan wajah di bantal.
Suami Nysa tidur di sampingnya, anak bungsu yang cemburu melihat Bunda dan Ayahnya mengambil mainan robot

****

NadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang