Prolog

46 3 6
                                    

"maaf saya gak sengaja"


COWOK dengan badan yang atletis itu berjalan menuju kelasnya. Orang yang melihatnya juga tidak berani menyapanya meskipun mereka ingin. Ia terus berjalan dengan pandangan lurus dan pikiran tetap ke arah tempat tujuan pertamanya tanpa memperdulikan orang-orang yang sedari tadi menatap nya.

"Ganteng sih, tapi sangar gitu mukanya"

Apa ia mendengar itu? Tentu saja, bahkan bisa dibilang ia mendengarnya sangat jelas. Tetapi kata-kata itu sudah seperti santapan wajib baginya, asalkan itu tidak menyinggung nya ia tidak akan bertindak.

"Astaga jatoh lagi" keluh gadis itu ketika buku yang ia bawa, beberapa di antaranya jatuh ke lantai. Sudah beberapa kali buku itu terus menerus jatuh tetapi ia dengan sabar mengambil buku itu lalu menyusunnya lagi.

Jika kalian bertanya mengapa tidak ada yang membantunya. Itu bukan hal yang asing baginya karena itu hal yang biasa. Ia selalu diperintahkan oleh Fanny si ketua kelas yang sangat baik didepan guru, tetapi ketika guru tidak ada di tempat, sifatnya bisa berubah 180°. Fanny biasanya menyuruh Ia untuk mengembalikan semua buku paket yang berjumlah 36 buah itu ke perpustakaan.

"Woy Kiana" Panggil seseorang yang ia belum tau pasti itu siapa

"Lelet banget sih Lo, nih buku ketinggalan satu" ucap orang yang Kiana tau adalah Fanny.

"Eh..fan, Lo bisa bantuin gue bawa ini gak? Berat soalnya" ucap Kiana

"Enak aja, gue mau balik ke kelas. Bentar lagi Ma'am Hanna masuk" Jawab Fanny lalu berbalik berjalan menuju arah kelas mereka. Kiana hanya bisa menghela nafasnya, ini cukup menyebalkan karena jarak perpustakaan dengan kelasnya yang memakan waktu jika hanya ia yang membawa semua buku itu sendiri.

"Assalamualaikum, pak mau ngembaliin buku pak" Ucap Kiana lalu menaruh buku itu di atas meja

"Oh iya makasih" jawab pak Anto dengan ramah.

Sehabis dari perpustakaan gadis itu berlari kecil ke kelasnya. Ia tidak mau kena masalah hanya karena terlambat di jam pelajaran ma'am Hanna yang tegas tak terlawan itu.

BRUKK..

"Emang e- anjir" gadis yang membuat Kiana jatuh itu terdiam setelah melihat orang yang Kiana tabrak.

Sedangkan Kiana sendiri yang masih tersungkur, hanya menatap dua kaki itu ia tau betul ia telah menabrak orang itu saat ia jatoh tadi, tetapi itu secara tidak sengaja.

Cowok itu lalu berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan gadis yang tadi menabraknya. Dilihat nya Gadis itu tetap menunduk padahal ia tak mempunyai niat untuk menerkam gadis itu.

Ia mengangkat pelan dagu gadis itu, sehingga ia bisa melihat wajahnya dengan jelas "berani ya Lo?" Ucap cowok itu

"Alfaro, udahlah, kasian cewek itu" Ucap Agif yang baru saja datang diikuti dengan temannya yang lain. Tetapi Alfaro seolah tuli ia bahkan tidak menengok sedikit pun.

"Berdiri" ucap Alfaro datar. Tetapi gadis itu tetap terduduk diam.

"Gue bilang berdiri ya berdiri" kali ini Alfaro sedikit Menaikkan nada bicaranya, sehingga gadis dengan pelan berdiri. Jujur saja kakinya agak sakit karena jatuh tadi.

Alfaro menatap gadis itu dari atas sampai bawah dengan wajah datarnya yang seperti biasa, selalu membuat orang-orang enggan untuk menatapnya. "Siapa nama Lo?" Tanya Alfaro.

Bukannya menjawab Kiana malah melihat ke sekitarnya, ada banyak orang yang melihatnya dan lelaki yang Kiana tak tau siapa dia. Kiana lalu menunduk mengapa sehari saja ia tak bisa hidup dengan tenang, dan bersekolah dengan normal. Tapi apa yang terjadi hari ini memang benar-benar membuat Kiana sangat sial.

"Lo tuli?" Ucap Alfaro dengan menaikkan sebelah alisnya. Baru kali ini ia dengan sabar menunggu Gadis yang ada di depannya ini untuk memberitahu namanya. Alfaro lalu memegang dagu gadis itu dan mengangkat wajahnya "Nama-Lo-Siapa?" Ucap Alfaro dengan penuh penekanan.

"K-kiana"

"Oke Kiana, Lo gue tinggal dulu tapi bakal gue temuin lagi, karna gue belum nganggep ini selesai" Ucap Alfaro di ikuti dengan senyum di akhir.

'cuman nabrak aja begini masalahnya' batin Kiana

Salam seyeng~~

DALION BELONGS WITH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang