semnya aku

1.6K 105 30
                                    

"Dek, sekolah Dek.." Nuca mengetuk pintu kamar Ziva. Tak ada jawaban sama sekali. "Ziva.."

Lyodra baru saja selesai merias wajah dan menata rambutnya untuk pergi ke kampus. Begitu keluar dari kamar dia langsung melihat Nuca yang berdiri depan pintu kamar Ziva.

"Kenapa Nuc?"

Nuca mendengus kesal. "Biasa, anak gadis susah banget dibangunin."

"Hahaha, cie yang jadi Bapak!" Lyodra menertawakan Nuca. "Masuk gih ke kamarnya! Dia gak bakal bangun kalau cuma kamu teriakin."

"Tapi dia tuh beda Ly. Dia tuh beda banget sama cewek pada umumnya. Bangunnya siang, makan rakus. Kalo di rumah lagi ada kumpulan keluarga besar, sodara sampai bingung, mana yang cewek mana yang laki. Aku yang bantu Mama masak, dia yang mancing ikan sama Ayah."

Lyodra tertawa lebih keras saat mendengar cerita dari Nuca. "Hahahaha, Dasar ya kalian, kakak beradik paling aneh. Udah ah, sana bangunin Ziva nya!" Lyodra mendorong Nuca agar segera masuk ke kamar Ziva. "Aku siapin sarapan di bawah."

Nuca mau tak mau membuka pintu kamar adiknya. Lyodra pergi setelah Nuca masuk ke kamar Ziva. "Aku tunggu di bawah, dah~"

Lyodra turun ke bawah untuk mempersiapkan sarapan, sedangkan Nuca harus sabar dihadapkan dengan bayi besar yang tengah tertidur pulas.

"Dek, kamu tidur ngapain aja sih? Kerusupan setan tadi malam?" Nuca menggeleng seraya berdecak.

Bagaimana tidak? Ia bingung dengan cara tidur Ziva hingga bantal berserakan dimana-mana, selimut ada di lantai, bahkan seprai pun ikut terbuka. Belum lagi dengan gaya tidurnya yang menungging tidak jelas.

"Perasaan Mama pas ngidam kamu gak aneh-aneh deh, kok bisa ya ngelahirin anak kayak begini?" Nuca duduk di pinggiran ranjang Ziva.

"Dek, bangun Dek. Jangan susah deh, mulai hari ini kamu tinggal tanpa Mama. Hari ini kan sekolah, emangnya mau telat?" Nuca mengguncang tubuh Ziva sampai dia terguling. Ia ingin tertawa rasanya ketika melihat Ziva terguling, sadis juga Nuca sebagai seorang Kakak sekaligus Bapak baru untuk Ziva.

"Argh jangan jail dong Kak! 5 menit lagi."

"Dih? 5 menit 5 menit, nanti kamu dihukum. Cepet bangun!"

"Nghh.. Gak mau! Adek ini yang dihukum, suka suka Adek lah mau bangun jam berapa."

"Yaampun ini tuyul, giliran udah dihukum aja manyun nya gak ilang sampai satu minggu!"

"Ish Kakak, aku bilang 5 menit lagi! Kakak gak tau apa kemarin aku nonton bola sampai malem." Ziva menarik selimut hingga menutupi wajahnya.

"Nah kan, suruh siapa bergadang?" Nuca sudah persis seperti seorang bapak sekarang. Ia berkacak pinggang mendengar Ziva bergadang tadi malam.

Inilah yang Nuca khawatirkan jika ia ditempatkan di satu rumah dengan Ziva tanpa pengawasan orangtuanya. Sifat malas Ziva semakin menjadi-jadi.

Nuca tidak punya pilihan lain. Ia mengambil gayung di kamar mandi dan mengisinya dengan air. Setelah dirasa cukup ia menghampiri Ziva dan mencipratkan air pada wajah adiknya itu. Nuca masih punya hati untuk tidak mengguyur Ziva di pagi hari.

Tidak ada tanda-tanda terganggu, Ziva malah merasa segar diciprati air. "Duh enak banget, serasa di Hawai."

"Dih, ini anak mabuk apa sih?" Nuca kesal sendiri.

"MAS, ADA SAM NIH," ujar Lyodra setengah berteriak dari dapur agar Nuca bisa mendengarnya.

"HAH?!" Ziva langsung sadar dan melotot, ia kini bangkit dan duduk sejenak. "SAM ADA DI BAWAH?"

MESSS!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang