kita temenan ajahhh

757 98 81
                                    

Cieeeee digantung kayak jemuran. Pada kering ga lo pada?

*****

"Loh pilot? Ngapain di sini?"

Biel percaya tak percaya dipertemukan kembali dengan Ziva. Di sebuah tempat yang tak terduga, di waktu yang tidak direncanakan pula. Ini sudah ketiga kalinya, sepertinya takdir memang sengaja.

Senyum Biel mengembang seketika. "Aku lagi nonton ponakanku, kamu sutradanya?"

"Lah sodara kamu yang mana, Lot?"

Lot? Emang krupuk alot.

"Yang tadi meranin jadi temen Kartini. Emm siapa itu namanya?" Biel berpikir sebentar. Lalu menjawab lagi, "Oh yang jadi Keisya!"

"Lah?" Ziva nampak menahan-nahan untuk tidak tertawa.

Alis Biel mengerut melihatnya. Tapi tetap diam, tidak bertanya tuyul ini kenapa.

"HAHAHAHAHA!" Ziva tertawa sampai menepuk meja. "Itu sodara kamu? Ya maaf aku kasih peran itu, aku gak tau pilot, jangan galakin aku yaa!"

Makin bingung saja Biel dibuatnya. "Ya santai aja sih.. Emang kenapa sama peran itu?"

"Itu.." Ziva ingin menjawab tapi teringat sesuatu. Ia melirik jam tangannya, seperti sedang buru-buru. "Kasian dia meranin nenek lampir. Keisya itu nenek lampir."

Biel tiba-tiba teringat sesuatu. "Oh iya, aku harus cari ponakan aku! Orangtuanya gak ikut karena ada acara, jadi aku wakilin. Sekarang kita ada acara keluarga, harus cepet-cepet pulang," Jelas Biel sambil ketar ketir celingukan mencari keponakannya.

Ziva sama ketar ketirnya. "Nah iya, aku juga harus buru-buru mak abah aku nungguin di parkiran udah marah-marah soalnya dikejar wartawan sekolah mulu. Kamu masuk aja ke dalem, cari kolong meja kolong kursi, siapa tau sodara kamu ada di sana. Aku duluan, bhayyy!"

Ziva langsung ngacir tapi Biel menahannya. Karena Biel tidak tahu harus menahan dengan cara apa lagi maka Biel menarik tas Ziva.

Ziva mundur dengan muka telur. "Pilot?"

"E-eh, maaf Jeep!" Biel merasa tidak enak. "Tapi kita belum kenalan, aku Gabriel. Panggil Biel," Ucapnya buru-buru.

Ziva nyengir. "Oke, gabriel. Lepas dulu Biel."

Biel tersenyum dan melepas cekalannya dari tas Ziva. Baru saja di lepas Ziva sudah berlari cepat sekali. Biel tercengang. "BABAY PILOTTTT!!!" Pamit Ziva dari jauh sambil menunjukan kiss bye nya.

Biel tersenyum lagi. Dasar.

.

"Ti, balik dulu ya?" Sam sudah sampai di depan pintu. Ia berbalik menghadap Tiara di belakangnya.

Tiara mengangguk canggung. "Iya, hati hati Sam."

Sam mengangguk satu kali dan berbalik lagi, mengerti pada sikap yang ditunjukkan Tiara. Ia mulai melangkah menjauhi pintu.

Tiara menatap Sam dari belakang. Ia menghela nafas. Sam baik, tapi Tiara belum bisa jatuh cinta. Tidak kah hal itu bisa Sam terima?

MESSS!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang