Confused

110 7 3
                                    

Aku terbangun sebelum fajar terbit. Aku merasa tubuhku remuk akibat dihancurkan oleh bocah yang masih tertidur disebelahku. Setelah melakukan disofa, kita melakukannya lagi dikamarku. Entah berapa kali yang sudah kita lakukan tadi malam, yang jelas tubuhku sekarang seperti hancur dan remuk. Tubuhku sangat sulit aku gerakkan, benar-benar sakit. Awas saja kau Jungkook. Dia berbeda dengan Taehyung, jika Taehyung yang melakukannya sangat hati-hati dan Jungkook melakukannya dengan awal yang hati-hati setelah itu ia datang dengan beberapa hentakan yang sangat keras dan cepat tapi aku sangat menikmatinya dengan suara-suara erotis kami yang saling bersahutan.

"Hmm. Kau sudah bangun ?" Jungkook bangun dan bertanya dengan suara khas bangun tidurnya. Aku hanya mengangguk malas menanggapinya karena aku fokus dengan remuknya tubuhku. "Ada apa ? Apa mau lagi hm ?" Ia mendekat memeluk tubuku yang hanya memakai kaos sepaha.

"Yaak, tubuhku remuk Jung." Dan ia terkekeh disela-sela leherku, membuatku semakin merinding.

"Bagaimana jika aku mau lagi hm ?" Ia masih menggodaku.

"JEON JUNGKOOK." Ia kembali terkekeh kemudian sedikit bangun untuk mencium keningku. "Jung, sepertinya aku benar-benar tidak bisa berjalan." Dia tersenyum dan mengecup bibirku singkat.

"Maafkan aku. Baiklah, aku akan membantumu kekamar mandi."

"Aku tidak yakin jika kau benar-benar membantuku." Aku sedikit menaikkan alisku sebelah.

Jungkook mengangkat tubuhku ke kamar mandi, ia benar-benar membantuku meskipun kadang tangannya sedikit jahil dibagian dadaku membuatku mengeluarkan suara aneh yang membuatnya semakin tertawa menang. Shit, anak ini.
.
.
.
Aku sudah bersih dan rapi setelah mandi. Jungkook juga membantu menyisirkan rambutku. Dia benar-benar pengertian dengan situasiku.

"Baiklah, sudah cantik, rapi dan wangi." Ia berbicara sambil menekan-nekan hidungku.

"Terimakasih Jung."

"Aku pergi dulu. Kau tidak apa-apa kan sendirian ?"

"Tidak apa-apa Jung. Aku sudah terbiasa sendiri." Aku tersenyum didepannya sebaik mungkin.

"Baiklah. Kau istirahat saja jika lelah, aku yakin kau pasti kehabisan tenaga."

Shit, Jungkook. "Maafkan aku, Jung. Aku tidak masuk untuk hari ini."

"It's oke tidak masalah. Tapi aku akan menghukummu saat masuk bekerja lagi."

"Jungkook." Aku melotot kepadanya.

Dia terkekeh keras, kemudian mengacak rambutku. "Baiklah, aku pergi dulu."

___

Aku merapikan rambutku bersiap untuk berangkat bekerja. Sisa magangku hanya kurang satu bulan. Terasa sangat singkat, mungkin karena aku terlalu menyukai pekerjaanku. Aku sangat senang, setelah tugas akhirku selesai aku akan segera lulus.

Aku berjalan menuju ruangan Jungkook karena ruanganku berada disana juga. Aku mengetuk pintu, kemudian masuk menuju ruangan. Dan aku sangat terkejut saat melihat Jungkook sedang berbincang-bincang dengan Taehyung. Ya, Taehyung disini. Sedang apa dia kemari. Aku sudah lama tidak tidak bertemu dengannya sejak ia datang ke apartementku waktu itu. Mungkin jika dihitung kurang lebih 1 setengah bulan. Dan sekarang dia disini dengan senyuman tanpa dosanya karena sudah sangat lama mengabaikanku. Aku memilih duduk dimeja kerjaku, tidak berniat menghampirinya yang sedang duduk disofa bersama Jungkook.

"Selamat pagi nona ? Kau tidak mau menyapaku ?" Taehyung mendekat kearah meja kerjaku dan duduk didepanku. Aku melihat Jungkook yang sedang tersenyum kearahku dan meninggalkan kami didalam ruangannya.

"Aku sedang sibuk, Tae." Aku sangat malas bertatap muka dengannya. Setelah dia mengabaikanku, aku sudah terbiasa tanpanya.

"Padahal aku sudah meminta waktumu hari ini ke Jungkook."

WHICH ONE (M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang