"Tidak pernah mudah memang memperbaiki hati yang terlanjur terluka karena pernah merasa kecewa."
February, 19, 2020
*****
Selama meeting rutin bulanan perusahaan Agent Tour itu berlangsung atau selama manager Han sibuk memberikan presentasi, Rose yang duduk di antara deretan para karyawan lain justru terlihat sedang melamun. Raganya memang ada disana, tapi jiwanya berkelana entah kemana. Lalu saat gadis itu diam-diam tersenyum pada udara kosong, Hwi- pria yang kebetulan duduk di kursi seberang tepat menghadap pada Rose- langsung membalas senyuman tersebut dengan ekpresi malu-malu. Hwi pikir, tindakan kecil yang dilakukan oleh Rose tadi tertuju untuknya.
Tidak berselang lama, Rose tersenyum kembali pada udara kosong. Kali ini dia sampai menutup mulutnya dengan satu telapak tangan agar orang-orang disekitarnya tidak ada yang menyadari. Kemudian Rose mengipasi wajahnya yang mendadak berubah panas. Tanpa disengaja, bola matanya malah beradu dengan Hwi. Sekarang giliran Hwi yang melempar senyum terbaiknya sambil mengedipkan satu mata. Walaupun Rose dikenal sebagai karyawan yang galak dan serampangan, tapi di mata pria normal, Rose dianggap memiliki wajah yang lumayan cantik. Tinggi badannya yang mencapai 170 cm membuat kakinya terlihat sangat jenjang. Hwi sebenarnya sudah lama memperhatikan gerak-gerik dan segala tindakan gadis itu. Hanya saja, dia tidak pernah mendapat kesempatan secara langsung untuk melakukan pendekatan. Jadi Hwi yang merasa memiliki peluang, langsung melancarkan aksinya dengan mengedipkan sebelah mata dibarengi dengan tangannya yang melambai kecil.
Rose menoleh ke kanan dan ke kiri, barangkali Hwi melakukan itu bukan untuk dirinya. Ketika Rose menatap pria itu kembali, lagi-lagi Hwi mengedipkan satu mata ke arahnya. Bersumpah demi apapun, kalau saja mereka sedang tidak berada di dalam ruangan meeting, gadis itu pasti sudah berhasil mencolok mata Hwi dengan ujung penanya.
Suara manager Han masih bergema ke seluruh penjuru ruangan. Rose yang kesal karena Hwi terus menatap nakal padanya, kemudian membuat gerakan seolah-olah gadis itu sedang menyembeleh lehernya sendiri. Tidak sampai disitu saja, Rose juga melempar tatapan membunuh lalu mengacungkan jari tengahnya di depan dada. Tidak berapa lama ponsel Hwi bergetar dan saat dia membuka notifikasi pesan masuk, mulutnya langsung menganga lebar.
[Kau mau mati kugantung di atap gedung ini atau kau mau aku membentang tubuhmu dan kujadikan layang-layang, hah?! Berhenti menatapku seperti itu, dasar mesum!!!]
Setelah menerima ancaman super kejam yang baru pertama kali dia dapatkan seumur hidupnya, Hwi berdehem kecil dan langsung mengalihkan pandangan ke arah manager Han. Telapak tangannya mendadak berkeringat dingin dan Hwi sama sekali tidak menyangka bahwa respon yang diberikan oleh Rose akan sangat mengerikan.
Rose sendiri sibuk memaki dalam hati. Bukannya dia ingin meremehkan rekan kerjanya itu, tapi Hwi memang kerap menggoda karyawan lain dengan caranya yang sama sekali tidak berkwalitas. Pantas saja di usianya yang sudah menginjak 35 tahun dia masih tetap melajang. Padahal tadi itu, Rose sedang mengingat pertemuan terakhirnya bersama Chan saat makan malam di sebuah cafe. Tidak ada yang lucu memang, tapi entah kenapa hanya dengan membayangkan wajah Chan saja, Rose jadi ingin tertawa.
Rose tersedak kecil karena cara makannya yang terburu-buru. Kemudian Chan yang juga sedang sibuk makan, menyempatkan satu tangannya untuk menepuk-nepuk pungggung gadis itu.
"Kenapa denganmu? Kau takut aku merebut jatah makanmu sampai kau harus makan dengan terburu-buru begitu?"
"Tidak kok."
"Kalau begitu hati-hati, makan yang pelan saja."
Burger yang ada di genggamannya masih tersisa separuh, tapi Rose justru meletakannya kembali di atas piring. Bukan karena Rose merasa kenyang, hanya saja sikap perhatian Chan kali ini benar-benar aneh menurutnya. Bahkan pria itu tidak membahas apapun mengenai sikap lancangnya yang terjadi di dalam mobil beberapa menit yang lalu. Apa Chan memang terbiasa melakukan itu karena dia berprofesi sebagai pacar sewaan?
KAMU SEDANG MEMBACA
DONNA (21+) Hunrene, Kaistal, Chanrose
Romance"Wanita bukanlah pakaian yang bisa kau pakai dan kau lepas semaumu. Mereka terhormat dan memiliki haknya. Kalau kau datang hanya untuk menyakitinnya, kemari kau, hadapi aku sekarang juga!" Sean berdiri tepat membelakangi Iren dengan bola mata yang...