Chapter 14.

1.6K 202 72
                                    

"Kesempatan yang baik kadang datang di saat tidak tepat."

February, 06, 2020

*****

Tengah malam itu, Kle tidak dapat memejamkan matanya barang sebentar saja. Selain karena merasa kondisi tubuhnya sakit, pertemuannya dengan Kai di acara pesta pernikahan Iren dan Sean terus membuatnya resah dan gelisah. Kle sudah menduga bahwa pria itu pasti akan datang bersama pasangannya. Hanya saja Kle tidak menyangka jika pria itu masih memiliki keinginan untuk berbicara padanya. Seharusnya dia malu atau minimal dia akan menghindar dengan berpura-pura tidak saling mengenal. Tindakannya yang bodoh dengan muncul di depan pintu toilet wanita membuat Kle nyaris ingin merontokan seluruh giginya.

Kle tidak membenci pria itu, sama sekali tidak. Tapi jika pertemuan mereka diketahui oleh Jein, bukankah itu hanya akan menambah masalah bagi mereka saja. Keinginan terbesar Kle yang ingin melupakan sepenuhnya sosok Kai dari nilai 100, kini menurun hingga menjadi angka 60.

Beranjak dari tempat tidurnya, Kle berniat ingin melakukan kesibukan disaat kedua matanya sulit untuk terpejam. Semua barang yang ada di kamarnya sudah tertata rapi, buku novel koleksinya juga sudah berderet sempurna di dalam rak. Lalu ketika Kle tengah berpikir apa yang sebaiknya dia lakukan sekarang, ponselnya tiba-tiba bergetar. Ini sudah hampir jam 12 malam, siapa orang yang tengah malam begini berani menghubunginya. Lalu begitu Kle mengambil ponsel yang dia letakan di atas nakas, nama Kai terpampang jelas disana.

Pada panggilan pertama, kedua, dan ketiga, Kle mengabaikannya. Namun panggilan itu rupanya tetap tidak mau berhenti selama beberapa menit. Kle yang tidak punya pilihan, terpaksa menerima telpon itu dengan perasaan tidak karuan.

[Akhirnya...] terdengar suara Kai yang menghela nafas lega. [Aku tahu kau belum tidur]

"Ehm, ada perlu apa kau menghubungiku? Kau tahu kan menelepon di jam-jam seperti ini merupakan tindakan yang sangat tidak sopan," Kle sengaja berbicara dengan nada ketus.

[Membuatmu benci padaku saja sudah termasuk kategori tidak sopan. Aku tidak akan berpura-pura lagi menjadi orang baik di depanmu]

"Pada akhirnya kau mengakuinya juga."

[Aku hanya tidak memberitahu jika aku sudah memiliki tunangan saat mendekatimu dulu. Tapi kalau kau bertanya apakah perasaanku padamu tulus atau tidak, aku jelas akan menjawab iya]

"Sayang sekali aku tidak akan bertanya hal semacam itu padamu," Kle mendudukan dirinya di tepian tempat tidur setelah mendengus lirih.

Mereka terdiam selama beberapa detik lalu suara Kai terdengar lagi.

[Aku tahu penilaianmu terhadapku sudah tidak dapat diganggu gugat. Terserah saja kau mau menganggapku bagaimana, aku akan menerimanya. Dan terlepas dari keinginanku untuk meminta maaf, aku sebenarnya sangat mengkhawatirkan keadaanmu, Kle. Kau sepertinya sedang sakit, apa kau sudah pergi ke dokter?]

"Itu bukan urusanmu!"

[Kle...] Kai menyebut nama itu penuh dengan nada permohonan. Pada saat yang bersamaan, Kle tengah berusaha untuk tidak menangis atau membuat suara apapun [Aku terjebak dalam situasi yang tidak sangat menguntungkan. Aku pun tidak berharap kau bisa mengerti karena semuanya terlalu rumit. Seperti kau yang hidup dipenuhi oleh kritikan dan tidak ada yang merasa puas padamu, tapi kau tidak bisa berbuat sesuatu. Ah sudahlah, tidak seharusnya kau mendengar kalimat semacam itu]

 DONNA (21+) Hunrene, Kaistal, ChanroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang