The Begin

38 2 2
                                    

"kamu bagaikan es yang hanya bisa ditaklukkan oleh hangatnya api"

💦💦💦💦

WARNING!! dalam episode kali ini, terdapat kata-kata kasar yang mungkin mengganggu bagi beberapa pembaca. Para pembaca harap dapat lebih bijak dalam memaklumi hal tersebut.

💦💦💦💦

hari ini, adalah hari pertama bagi Elin untuk masuk ke tingkat SMA. Gadis yang masih mengenakan seragam putih biru itu dengan segera menuju mobil ayah angkatnya sambil memakai airpod di telinganya. Waktu menunjukan pukul 06.25 pagi. Masih tersisa 35 menit lagi sebelum bel berbunyi.Ia kini berada di gerbang masuk sekolah barunya. Sekolah itu adalah sekolah yang cukup terkenal , yaitu SMA WYNETTE atau yang lebih dikenal sebagai SMA WT . Elin mencari kelasnya. Di kelas X-IPA 3. ia mencari tempat duduk di bagian belakang dan menghabiskan sisa waktunya dengan membaca novel sendirian tanpa memperdulikan siapapun disaat teman - temannya yang lain berkenalan satu sama lain.

Saat Elin fokus membaca bukunya, tiba-tiba ada yang menyapanya. "hai, gw Oliver, nama lo siapa?" sebut seorang cowok yang mengenakan sweater berwarna biru keabu-abuan bertuliskan cool di bagian belakang dan berdiri tepat di sebelahnya. "gw duduk disini, ya?" Elin hanya menganguk pelan tanpa menjawab apapun. Oliver tersenyum dan segera duduk di sebelah Elin.

bel sekolah berbunyi. terdengar pengumuman dari arah speaker. pemberitahuan itu diarahkan bagi seluruh peserta MOS. mereka diwajibkan untuk berkumpul di lapangan basket di bagian rooftop sekolah sambil membawa peralatan yang sudah diberitahu sebelumnya.

Mereka berbaris sesuai kelas masing - masing. saat menuju ke rooftop, Oliver terus - terusan mengikuti Elin. Elin sedikit terganggu, namun Elin berusaha untuk tidak menghiraukannya. Bahkan saat baris pun, Oliver sengaja berbaris di sebelah Elin. Elin hanya melirik Oliver dengan tatapan malas.

Saat itu, matahari bersinar sangat terik di lapangan rooftop. setelah hampir 30 menit mendengarkan pengarahan dari panitia MOS, pandangan Elin perlahan - lahan mulai menggelap. Elin terus berusaha mempertahankan keseimbangannya agar tidak terjatuh. Namun, pandangan Elin semakin kabur dan akhirnya ia terjatuh. Oliver yang berada di samping Elin, secara reflek menahan Elin agar tidak jatuh ke lantai lapangan. Panitia yang melihat itu pun segera berlari ke arah Elin dan membawanya ke klinik sekolah. Oliver yang cukup khawatir juga ikut menuju ke UKS. Namun, baru beberapa langkah berlari, ia langsung ditegur salah satu panitia MOS, yaitu Rey untuk segera langsung masuk ke barisan lagi. "Teman saya lagi sakit, kak. Saya harus menemani dia". Oliver berlari mengikuti panitia yang membawa Elin tanpa peduli akan konsekuensinya.

Oliver menunggu Elin untuk sadar sambil memberikan aroma terapi beraroma mint di sekitar hidung Elin.

Pandangan Elin perlahan -lahan semakin jelas. Oliver. Orang pertama yang dia lihat setelah bangun dari pingsannya. " Ngapain?" tanya Elin. "lu udah sadar? akhirnyaa, bosen tau diem terus di sini." ucap Oliver senang. "Ngapain?" tanya Elin untuk kedua kalinya. "ya, nungguin lu sadar, lah, ngapain lagi? ya, kali gw boker", Oliver mengambil gelas yang berisi air di dekatnya dan memberikan gelas itu ke arah Elin. Elin meminumnya dan berkata " Elin". "Hah? apanya yang Elin?", tanya Oliver bingung. " nama", Elin meletakkan gelas itu ke meja di sebelahnya. "maksudnya??", tanya Oliver masih bingung. Elin tidak menjawab.

💦💦💦💦

Mereka kembali ke kelas sewaktu istirahat. Elin kembali membaca novel kesayangannya itu dan Oliver menuju ke kantin. Selama berjalan ke kantin, Oliver masih memikirkan maksud dari perkataan Elin. Elin? nama? maksudnya apaan dah? Oliver masih berpikir keras dan ia pun baru mengerti maksud dari perkataan temannya itu saat di UKS. "Anjirr, bego banget sih, lu, Ver, Elin itu namanyaa", kalimat itu keluar dari mulut Oliver dengan suara yang keras dan seketika suasana kantin yang ramai itupun menjadi hening dan hampir setiap orang menengok ke arah Oliver. " berisik, lu, Ver", sahut salah satu sahabat Oliver sejak SMP yang kini datang menuju arah Oliver. "suka - suka gw, kek, Than", jawab Oliver karena masih kesal. " Btw, gimana hari pertama lu? Is it good?" tanya cowok berhoodie hitam polos itu. "not really bad lah" jawab Oliver dengan wajah cemberut. "mukanya biasa aja, bisa?" ketus Nethan. "Gak",Oliver menuju meja yang kosong di dekatnya. Nethan mendekati Oliver yang sedang badmood itu, " weh, lu dengerin deh lagu favorit gw sekarang". Nethan memberikan earphonenya ke Oliver.
"bagaikan langit, teww~
di sore hari, teww~
berwarna biruu, teww ~
sebiru hatikuuu, teww~",
suara itu adalah suara nyanyian Nethan yang asal-asalan dan ia rekam sendiri di handphone-nya. Oliver pun tertawa keras dan moodnya menjadi lebih baik. Dari dulu, hanya Nethan lah yang sering menghibur Oliver saat ia sedih ataupun badmood.

💦💦💦💦

nastaviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang