Khawatir

24 2 0
                                    

"hal sepele yang kamu anggap benar, bisa saja menjadi kesalahan terbesar di dalam hidupmu."

💦💦💦💦

Oliver memesan sebotol minuman yang berisi jus alpukat dan secup yogurt. Oliver pun mengajak Nethan untuk ikut menuju ke kelasnya sambil membawa pesanannya tersebut.

💦💦💦💦

Sesampainya di kelas, terlihat seorang perempuan yang sedang sibuk mendengarkan musiknya sambil membaca novel di barisan terpojok kelas. Oliver dan Nethan menghampiri orang tersebut. "Nih, buat lo. Harus diabisin biar nanti gak pingsan lagi".Oliver menyodorkan yogurt dan jus alpukat ke depan wajah Elin yang cantik itu. Elin tidak menjawab Oliver. "Tuh cewek kenapa dah?",bisik Nethan di dekat telinga Oliver. Oliver meletakan yogurt dan jus itu di atas meja. Ia pun melepaskan salah satu airpods dari telinga Elin. Elin menepis tangan Oliver. Cowok bersweater biru keabu-abuan itu pun terkejut dan tanpa sengaja melepaskan airpods milik Elin yang ia pegang. Sontak, Elin pun berdiri dan mengambil airpods yang sedikit rusak karena terjatuh. Elin pun pergi meninggalkan kedua cowok itu.

💦💦💦💦

Kegiatan MOS pun dilanjutkan. salah satu panitia MOS, Tian, kembali mengabsen untuk memastikan bahwa seluruh peserta MOS sudah lengkap. Saat giliran nama Elin dipanggil, tidak ada respon sama sekali. "Adeline Caithlyn? Apakah tidak ada yang bernama Adeline Caithlyn?", tetap tidak ada respon. " baiklah, bagi nanti yang belum hadir, kami akan memberikan sanksi", ucap Tian dengan tegas.

Oliver pun merasa sangat bersalah, sekaligus khawatir karena Elin belum kembali sejak kejadian tadi.

Kegiatan selanjutnya adalah pengenalan lingkungan sekolah. Para peserta MOS diajak untuk berkeliling di sekolah tersebut. Setiap kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang didampingi masing-masing kelompok, satu pengawas. Pengawasnya adalah anggota panitia MOS. Namun, karena Oliver, seluruh anggota kelompoknya pun harus mendapat hukuman terlebih dahulu sebelum melangsungkan kegiatan.

Pengawas kelompok Oliver adalah Rey. Cowok yang saat itu mengenakan rompi kotak-kotak berwarna coklat itu membawa mereka ke ruangan pertama, yaitu perpustakaan. Perpustakaan itu sangatlah luas. Buku-buku yang tertata rapi di dalam rak yang terbuat dari kaca.

Namun, baru sebentar Oliver melihat-lihat di perpustakaan itu, ia menemukan sebuah novel bergenre fiksi romantis yang menarik perhatiannya. The Knight and His Princess. Saat hendak mengambil novel itu, tanpa sengaja Oliver melihat Elin yang duduk sendirian di meja perpustakaan. Oliver pun langsung menghampirinya,"woii, Elin! kemana aja sih lo? Dari tadi gw khawatir tau, gak sih?",kata Oliver dengan suara yang keras dari jarak 1 meter dan untuk kedua kalinya Rey menegur Oliver,"Hey, jangan berisik, ini di perpustakaan". Oliver hanya memberikan senyum yang terpaksa. Ia mendekati Elin. Elin tidak menjawab dan malah pindah ke meja bagian lain. "sorry, Lin. Gw gak tau kalo lo gak suka diganggu pas lagi dengerin musik dan sorry juga karena gw, salah satu airpod lu rusak",ucap Oliver dengan penuh penyesalan. Oliver kembali berkumpul dengan kelompoknya.

Rey mengajak kelompok Oliver untuk menuju ke ruangan berikutnya. Selama berkeliling, selalu ada sesuatu yang mengganjal di hati Oliver sehingga membuat ia merasa sangat bersalah. Oliver terus-terusan teringat akan perilaku bodohnya tadi.

saat Oliver kembali ke kelas, Elin sudah pulang lebih dulu. Jus dan yogurt yang tadinya berada di atas meja Elin dan Oliver pun juga menghilang. udahlah, palingan udah dibuang sama Elin atau enggak diambil orang, pikir Oliver. Oliver pun membereskan barangnya dan kembali ke rumahnya.

💦💦💦💦

matahari yang tadinya terbenam pun mulai terbit kembali. Cowok yang kini mengenakan sweater biru itu berangkat menggunakan sepeda berwarna merah yang melaju dengan cepat sambil menahan kantuknya.

Semalaman, Oliver terus memikirkan cara agar bisa berbaikan dengan teman semejanya itu. Ia terlalu memikirkannya sampai bergadang.

Sesampainya di sekolah, Oliver dengan cepat berlari menuju ke kelasnya. Karena masih mengantuk, Oliver pun tanpa sengaja menabrak salah satu guru di sekolahnya. Pak Agus. Menurut berita yang beredar dari angkatan sebelumnya, beliau adalah guru yang dikenal sebagai guru terkiller di sekolah itu. duh mampus gw. pagi-pagi aja udah kena masalah. sial banget, dah, idup gw. Tubuh Oliver mengeluarkan keringat dingin dan segera kabur, seakan-akan tidak terjadi apapun."Heh, kamu! Balik sini! Jangan kabur!",tegur guru berkumis tebal itu. "I-iyaa, p-pakk..",jawab Oliver terbata-bata. "kamu, ya, kurang ajar! Sudah salah bukannya minta maaf malah kabur",ucap Agus dengan maksud menegur," siapa nama kamu?". "Na-nama s-sayaa.. Ol...Oliver, pak", jawab cowok bersweater biru itu. " kamu nanti pulang sekolah, datang ke ruangan saya", Agus pun meninggalkan Oliver dan masuk ke ruangannya. Jantung Oliver terasa seperti berhenti.Ngantuk yang ia rasakan sejak tadi pun sampai menghilang. Bagi Oliver, Agus terlihat seperti ingin memakannya.

Cowok itu kembali berlari ke kelas, namun dengan jauh lebih berhati-hati.

Saat Oliver sampai di kelas, ia tidak melihat Elin duduk di mejanya. yaelah, belom dateng lagi anaknya. Padahal udah buru-buru nyampe nabrak guru killer cuma buat minta maaf ke dia. Oliver duduk di tempat duduknya dan menunggu sampai Elin datang.

💦💦💦💦

Seorang perempuan yang masih mengenakan seragam SMP itu berpamitan pada ibu angkatnya,"Bye, bunda". "Hati-hati di jalan, ya, nak", kata Hani, ibu angkat Elin. Elin mencium tangan perempuan yang masih menggunakan piyama itu.

Waktu sudah menunjukan pukul 6 lewat 30. Elin berjalan di lorong sekolah menuju ke kelasnya. Elin memasuki kelasnya dan melihat cowok bersweater
biru yang sedang melihat ke arah jendela sambil menyanyikan lagu Officialy Missing You.

"All I do is lay around
Two ears full tears
From looking at your face on the wall
Just a week ago you were my baby
Now I don't even know you at all
I don't know you at all
Well I wish that you would call me right now
So that I could get through to you somehow
But I guess it's safe to say baby safe to say
That I'm officially missing you"

Elin yang mendengarkan suara Oliver diam- diam, perlahan mulai terhanyut oleh suara itu. Elin hanya berdiri di samping Oliver tanpa Oliver sadar. Elin pun meletakkan tas nya di atas kursi. Saat itu pun, Oliver menengok ke arah Elin dan berhenti bernyanyi. "hai, Elin! Gw sekali lagi minta maaf banget soal kejadian kemarin. Please maafin gw, ya??",ucap Oliver dengan wajah memelas. Elin tersenyum kecil. " Yess!! Thank you, Lin!", teriak Oliver kegirangan.

nastaviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang