Kencan yang diinginkan oleh Jihoon adalah kencan perkenalan diri yang mewah untuk perasaannya. Jihoon akan membuat teman kencannya melihat kehidupan pribadinya, dan memanjakannya dengan kemewahan.
Jadi, Meiko membuat Haruto mengenakan gaun jingga muda yang lembut polos dengan hiasan bunga mawar di atas tulang selangka sebelah kiri. Dengan panjang mencapai mata kaki dan berbelahan di kaki sebelah kiri, lengan panjang di sebelah kanan dan tak berlengan di sebelah kiri. Meiko menata rambut Haruto dengan sanggulan manis dan rambut jatuh yang membingkai wajahnya. Riasan dibuat semi-natural, dan kalung emas menggantung indah di leher ramping Haruto. Kalung itu dikirim khusus oleh Jihoon.
Waktu pertemuan tiba, Jihoon menjemput Haruto dengan sebuah limousine dan membawanya ke perusahaan utama keluarganya. Jihoon memperkenalkan Haruto pada orang-orang di perusahaan keluarganya. Kemudian, Jihoon membawa Haruto ke pusat perbelanjaan mewah. Membelikan perhiasan, tas, sepatu, jam tangan, dan pakaian. Haruto bukannya tidak menyukainya, tapi tetap saja, hari ini dia merasa bahwa Jihoon sangat berlebihan. Saat waktu makan siang, Jihoon membawanya ke sebuah hotel berbintang, rupanya Jihoon sudah menyiapkan makan siang romantis dengan ruangan gelap, sebuah meja, 2 buah kursi, dengan lilin di atas meja dan alunan biola mengiringi mereka. Hanya mereka satu-satunya pengunjung restoran itu. Haruto akui, bahkan jika dibalik gaunnya hari ini dia adalah seorang pria, dia tetap merasa sangat terhormat.
Selepas makan siang, Jihoon berencana untuk membawa Haruto ke hotel cabang Magnum Company atau kembali ke pusat perbelanjaan yang mewah itu. Haruto menahan tangan Jihoon, dan membawanya keluar dari sana. Sedikit menjauh dari restoran tempat mereka makan siang sebelumnya.
"Kak Ji.." Panggil Haruto lembut, Jihoon menatap wajah Haruto. Kak Ji adalah nama panggilan dari Haruto untuk Jihoon yang berasal dari akumulasi waktu mereka berteman selama ini. Haruto memberi Jihoon senyuman manis.
"Aku, bukan orang yang selalu menginginkan sesuatu seperti perhiasan mahal, busana bermerk, atau jam tangan mewah. Aku merasa terhormat kakak mau membawaku, ke tempat-tempat mewah yang belum pernah ku kunjungi secara langsung. Aku tidak membencinya, bahkan aku terkesan dengan cara kakak memperkenalkan diri. Tapi, tidak adil kalau aku tidak memperkenalkan diriku juga, kan?" Haruto melepas high heels keemasan yang dia gunakan, dia merobek bagian bawah gaun yang ia kenakan hingga gaun yang panjang berubah menjadi gaun di bawah lutut, Haruto menjinjing high heels yang ia kenakan sebelumnya di sebelah kiri. Tangan kanannya dia gunakan untuk menarik Jihoon dan membawanya berlari. Haruto terlihat tidak peduli dengan sorotan orang-orang yang menertawainya. Melupakan limousinenya, Jihoon juga ikut berlari dengan Haruto. Merasa kasihan karena Haruto yang berlari tanpa alas kaki, Jihoon berjongkok di depan Haruto.
"Naik.." Titah Jihoon tak bisa dibantah, Haruto awalnya menolak karena Jihoon lebih kecil darinya dan dia berat dan.. dan.. dan.. dan lainnya. Namun, akhirnya dia menurut dan naik ke punggung Jihoon setelah berulangkali dipaksa.
"Kak Ji, kamu melihat playground itu? Ayo, ke sana." Ujar Haruto, setelah mereka sampai, Jihoon menurunkan Haruto. Haruto bergerak menduduki salah satu ayunan di sana.
"Kak Ji.. sebelah sini.." Ujarnya menepuk bangku ayunan di sebelahnya. Jihoon bergerak duduk di sebelah Haruto.
"Um, Kak Ji. Aku kagum pada kakak, tahu. Lebih-lebih hari ini. Aku merasa sangat terhormat kakak memperlakukanku seperti itu." Haruto turun dari ayunan dan bergerak menghadap Jihoon, jaraknya 5 langkah di depan Jihoon.
"Tapi, kalau kakak hanya menunjukkan kemewahan berlebih seperti itu, yang ada aku mungkin akan memanfaatkan hartamu saja. Yah, aku memang bukan orang yang materialistis gila-gilaan. Hanya saja, harta kakak tidak benar-benar memperkenalkan bagaimana diri kakak padaku." Ujar Haruto.
"Bukannya, kakak ingin memperkenalkan diri kakak?" Entah sejak kapan wajah Haruto sangat dekat dengan wajah Jihoon, Jihoon terkejut. Dia tidak pernah menolak sentuhan, tapi untuk serangan tiba-tiba, responnya tidak akan begitu baik. Jihoon juga banyak membatasi skinship dan sangat tegas akan personal spacenya, tapi baiklah hanya sekali ini saja. Lalu, Haruto memundurkan wajahnya, dan mundur lagi 3 langkah ke belakang.
"Y-ya." Balas Jihoon sedikit terbata.
"Kalau begitu..." Haruto menggantung perkataannya. Dia berputar sekali dan menundukkaan sedikit tubuhnya. Tangan kanannya bergerak mengacungkan ibu jari dan telunjuk, sedangkan tangan kirinya berada di pinggang.
"Bagaimana kalau kakak berbicara saja tentang diri kakak?" Jihoon terpana, senyum itu, pose itu, dan ekspresi seperti itu, terasa lebih berharga daripada perhiasan atau jam tangan mewah. Kemudian Jihoon tersadar, Haruto ada benarnya juga.
"Rut-.." Haruto menepuk tangannya sekali.
"Kak Ji, bukan Ruto, tapi panggil namaku dengan imut. Ini kencan, kan?" Jihoon melihat Haruto yang berkacak pinggang dan pipi yang menggembung lucu.
"Ru.. Ruru." Ujar Jihoon, kemudian mereka larut dalam pembicaraan.
"Ku rasa ini menyenangkan." Ujar Jihoon setelah mereka selesai dalam pembicaraan.
"Ya, kan?" Haruto tersenyum lebar.
"Aku juga suka hari ini." Haruto memegang pipi Jihoon.
"Aku suka Kak Ji juga." Jihoon merasa waktu telah berhenti, bersamaan dengan senyum Haruto yang mengembang di latar belakangi matahari terbenam, sambil mengatakan 'Aku suka kak Ji juga' adalah hal termewah yang pernah Jihoon rasakan dalam hidup ini. Kencan ini melebihi harapannya. Kencan ini menyentuh hatinya. Mungkin sebenarnya, kencan yang seperti inilah yang diinginkannya.
— Hari Jiharu, sampai di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Dating Simulation [Remake]
Hayran Kurgu《School!Au Only Jiharu, Hwanharu, Jeongharu, Asaharu and Kyuharu here. It's remake from my Magic Kyun Renaissance's fanfiction》 Park Jihoon as Ichijoji Teika So Junghwan as Anjo Louis Park Jeongwoo as Hibiki Kanato Hamada Asahi as Suminomiya Aoi Kim...