A Day With So Junghwan

1.3K 149 37
                                    

Kencan yang diinginkan oleh Junghwan, bukanlah kencan yang menghabiskan banyak waktu dari pagi sampai sore. Kencan yang diinginkan oleh Junghwan adalah makan malam romantis yang diakhiri dengan dansa bersama di atas es.

Jadi, Meiko memakaikan Haruto gaun kuning selutut dengan renda sederhana berlengan pendek. High heels 2 sentimeter dengan warna senada gaunnya. Riasan wajah dibuat sedikit tajam dengan rambut ditata bergelombang yang terurai dan dijepit dengan jepitan berbentuk 'X' di sisi kanan dan kiri. Di dalam tas ada mantel bulu-bulu berlapis, dan celana ketat hangat karena mereka akan pergi ke arena skating nantinya. Oh, ada juga beanie dan syal yang  diberikan khusus oleh Junghwan.

Pukul 07.00 malam, Junghwan datang menjemput Haruto dengan mobil ferrari hitam. Setelah memberikan pujian tentang penampilan Haruto, Junghwan membawa Haruto ke tempat yang dia inginkan. Rupanya, Junghwan telah menyiapkan sebuah indoor dinner di sebuah restoran yang memiliki arena skating di dalamnya. Dekorasinya sangat menakjubkan, Haruto terpesona. Belum lagi, Junghwan yang dikenal temperamental, membukakan pintu mobil untuknya, mengiringnya ke tempat duduk, juga menarikkan kursi untuknya. Junghwan memperlakukan Haruto seperti seorang putri.

Sebelum memulai makan malam, Junghwan membuka pembicaraan, Haruto membalas dengan senang hati. Pembicaraan itu begitu manis dan diselipi pujian dan rayuan tersembunyi untuk Haruto. Karena berulangkali Junghwan melemparkan pujian untuknya, Haruto jadi mengerti rasa malu para gadis akan hal cheesy seperti ini. Dia menyesal, lain kali Haruto tidak akan mengatakan hal-hal memalukan seperti ini lagi di masa depan. Juga, setelah ini, mungkin Haruto harus mengatakan pada Junghwan untuk berhenti mengikuti seminar cara merayu yang dibuka oleh Kim Doyoung.

"Kak Haru, kakak tampak seperti bidadari. Bercanda~"

"Apa kakak tahu, kalau aku menyukai senyum kakak? Bercanda."

"Aku merasa bahwa saat ini duniaku berporos pada kakak. Kkk bercanda~" Haruto ikut tertawa, salah tingkah.

"Hwan, apakah kamu tidak lelah bercanda?" Junghwan tersenyum dan meraih salah satu tangan Haruto dan mengecup punggung tangannya, lalu menggosok-gosoknya memastikan Haruto tidak merasa dingin. Junghwan yang dijuluki kulkas 3 pintu itu, kini sangat perhatian padanya.

"Tidak. Karena candaanku itu serius. Bercanda haha." Haruto tetap mengikuti ritme Junghwan, dia ikut kembali tertawa kecil.

"Anak kecil, terlalu banyak bercanda, tapi seperti itulah kamu, cocok dengan usia kamu sendiri." Sampai sini saja, Haruto sudah tahu bahwa Junghwan tidak membutuhkan lagi Dating Simulation seperti ini, dia sudah matang dan cukup berpengalaman. Dia bisa memperlakukan teman kencannya dengan baik. Dia tahu bagaimana cara menerbangkan teman kencannya. Dia tahu bagaimana cara menyenangkan hati teman kencannya. Dia tahu bagaimana cara agar teman kencannya tersipu karena ulahnya. Dia benar-benar mengerti bagaimana kencan yang romantis itu seharusnya. Tapi, Haruto tetap melanjutkan hari ini. Lagipula tidak ada salahnya. Anggap saja dia sedang belajar dari cara Junghwan memperlakukannya. Juga, dia bisa melihat sisi Junghwan yang digilai para wanita seperti ini. Kemudian, mereka makan dengan tenang. Saat makan, Junghwan tidak pernah mengalihkan pandangannya dari Haruto, dia membersihkan noda di sudut bibir Haruto dengan lembut, memberi tanggapan manis akan cara makannya. Sedikit banyak Haruto mengerti kenapa Junghwan digelari Cassanova. Dan dia juga jadi mengerti, bagaimana perasaan para wanita yang sudah pernah berkencan dengan Junghwan.

Setelah mereka selesai makan, tiba-tiba musik mengalun di sekitar mereka. Junghwan bangkit dari bangkunya dan berlutut di hadapan Haruto.

"Kak, shall we dance?" Junghwan menjulurkan tangannya dengan senyum menawan, Haruto menyambutnya malu-malu. Malu juga diperlakukan seperti ini, entah kenapa wajahnya jadi merah sekali. Akhirnya untuk kesekian kalinya, Haruto mengetahui, beginilah cara Junghwan untuk melelehkan hati para gadis. Junghwan berdiri dan menarik Haruto ke arena skating dan membuat mereka saling berhadapan. Haruto telah memakai perlengkapan yang menghangatkan tubuhnya, omong-omong. Lalu, Junghwan menarik tubuh Haruto untuk menempel dengan tubuhnya. Junghwan menggenggam tangan kanan Haruto dengan tangan kirinya, dan menaruh tangan kanannya di pinggang Haruto.

"Lingkarkan lenganmu di bahuku, kak." Bisik Junghwan di telinga Haruto. Haruto pernah berdansa tentu saja, tapi tidak di posisi ini. Dan dia juga baik, tapi tidak sebaik Junghwan saat berada di atas es. Jadi dia mengikuti arahan Junghwan.

"Lihat lurus ke depan." Bisik Junghwan lagi, Haruto mengangkat wajahnya.

"Ikuti gerakanku." Haruto mengikuti gerakan Junghwan, mereka melakukan putaran natural dan putaran reverse, Junghwan mengenalkan Haruto gerakan-gerakan yang belum pernah Haruto ketahui sebelumnya. Mereka berdansa begitu lama. Bahkan, hingga musik berhenti pun mereka masih tetap berdansa.

"Hwan.." Panggil Haruto, dia mendapatkan perhatian Junghwan sepenuhnya, mereka bergerak sedikit lebih lambat.

"Hm?"

"Kencan hari ini sangat romantis, aku menyukainya." Mereka berputar sekali.

"Tapi, Hwan.. Apakah kamu juga menyukai kencan hari ini?" Mata Junghwan terbuka lebar. Selama ini, dari sekian banyaknya gadis yang ia kencani, tidak ada satupun dari mereka yang bertanya tentang tanggapan Junghwan untuk kencan mereka. Para gadis itu hanya memikirkan diri mereka sendiri.

"Ya, kencan ini adalah kencan yang paling ku suka. Karena kencan kali ini bersamamu, kak Haru. Bercanda~" Ujar Junghwan, Haruto tersenyum.

"Syukurlah kalau begitu.."

"Meski aku tidak masalah dengan kamu yang selalu bercanda."

"Lain kali, kalau kamu ingin berbicara serius denganku, aku akan dengan senang hati mendengarkannya." Mata Junghwan lagi-lagi melebar, sebelum akhirnya dia tersenyum senang.

"Bercanda~" Ejek Haruto dengan tawa gelinya, Junghwan tidak bisa mengalihkan pandangannya. Mereka berhenti bergerak, Junghwan berfikir karena gerak mereka yang berhenti, waktu juga ikut berhenti. Sebelum tersadar, kalau Haruto lah yang membuat waktunya terasa seperti berhenti.

"Ya, tentu saja." Dan Junghwan tahu, kencan ini yang paling berkesan di antara kencan-kencan yang pernah ia miliki.

— Hari Hwanharu berakhir di sini.

[END] Dating Simulation  [Remake] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang