Moonbyul menghela nafas lega setelah keluar dari ruang kelasnya. Hari ini kuliahnya sangat padat dan akhirnya mata kuliah terakhir hari ini selesai juga. Langit sore ini sangat indah, sebentar lagi akan sunset. Moonbyul memutuskan untuk menambah koleksi galeri fotonya. Ia menyiapkan kameranya dan segera ke rooftop kampus.
"Wah, lebih indah lagi dari sini", gumam Moonbyul.
Gadis itu sibuk mengatur kameranya agar mendapatkan hasil yang pas.
"Maaf, aku akan bayar sisanya besok", terdengar suara bisikan yang terdengar khawatir di sisi samping rooftop.
"Kau selalu begitu! Baiklah, besok aku akan kemari. Awas saja kalau kau coba-coba membohongiku!", desis seorang pria bertopi hitam penuh ancaman dan pria itu berjalan terburu-buru keluar rooftop.
Moonbyul segera bersembunyi di sisi tak terlihat rooftop. Setelah memastikan pria itu pergi, Moonbyul dengan takut-takut menghampiri seseorang yang diancam tadi. Mata Moonbyul membulat melihat apa yang terjadi. Seokjin, mantan kekasihnya bernafas lega setelah menyuntikkan sejumlah cairan ke lengannya.
"Kim Seok Jin", panggil Moonbyul pelan.
Seokjim terperanjat dan menoleh, mendapati mantan kekasihnya sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia buru-buru menyembunyikan suntikan itu ke dalam tasnya dan segera berdiri.
"Apa yang kau lakukan?", tanya Moonbyul menahan lengan Seokjin.
"Bukan urusanmu", jawab Jin dingin.
"Jin..", Moonbyul menatap mata Seokjin. Seokjin tidak sanggup menatap mata cokelat Moonbyul yang mulai berkaca-kaca.
"IYA AKU MEMAKAINYA! PUAS?!", bentak Seokjin sambil menepis tangan Moonbyul dan segera pergi setelah membanting pintu.
Moonbyul bersandar ke dinding, menopang tubuhnya yang lemas. Kakinya gemetaran. Hatinya perih melihat Jin, namja yang mengisi hatinya hingga saat ini sangat berubah.
Jin dulunya bukan orang yang seperti ini. Jin merupakan seorang anak yang baik dan pintar. Jin selalu mendapatkan peringkat terbaik di angkatannya, selalu memenangkan olimpiade yang diikutinya, bahkan selalu ditunjuk menjadi seorang pimpinan organisasi. Bahkan Jin memutuskan Moonbyul karena merasa hubungannya dengan Moonbyul akan mengganggu studinya. Moonbyul sangat terpuruk waktu Jin memutuskannya di tahun terakhir SMA. Moonbyul melewati masa-masa yang sulit sejak ditinggalkan Jin. Dan sekarang, Jin masuk ke dunia hitam itu. Moonbyul tidak tahu kenapa Jin bisa jadi seperti ini. Setelah beberapa lama berdiam di rooftop, Moonbyul memutuskan untuk pulang.
Sesampainya di apartemen, Moonbyul tidak bisa tenang. Ia khawatir dengan kondisi Jin. Akhirnya gadis itu memutuskan untuk menelpon Namjoon, sahabat Jin.
"Halo Namjoon? Ini Moonbyul"
"Oh, halo Moonbyul. Tumben kau menelponku, ada apa?"
"Kau tahu alamat Jin yang sekarang?"
"Tentu saja, sebentar akan kukirimkan padamu",
"Terima kasih Namjoon"
"Oke Byul"
Moonbyul segera turun dan memacu mobilnya menuju alamat yang diberikan Namjoon. Jin tinggal di sebuah apartemen kecil di pinggir kota. Moonbyul berlari menaiki tangga dan mengetuk pintu apartemen Jin. Tidak ada jawaban. Moonbyul mencoba membuka pintu apartemen Jin, ternyata tidak dikunci. Dengan semua keberaniannya yang tersisa, Moonbyul masuk ke dalam dan kaget dengan apa yang dilihatnya. Jin sedang terkapar dan mengerang kesakitan di ruang tengah apartemennya. Moonbyul segera memapah Jin berbaring di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mamamoo Oneshoot!
Fanfikcerandom stories about 4 vocalists, 4 dancers, 4 rappers, 4 beagles, and 4 QUEENS🐹🐰🐶🦁 stan talent, stan MAMAMOO🖤