〰️6⃣

1.4K 201 23
                                    

Ayok sama sama pencet tombol bintang di kiri bawah ლ('ڡ'ლ) setidaknya menghargai dong, iya gak? Ehe ლ('ڡ'ლ)





































"Wah, ini semakin seru, betapa bodohnya dia." Gumam Seungwoo pelan, menatap Eunsang yang tengah mencoba mendobrak pintu utama sebuah rumah.

"Apa dia percaya bahwa (Y/n) ada di sana?" Gumamnya lagi.

"Kak Seungwoo.." Panggilmu.

Seungwoo yang tengah berada di balkon itu langsung kembali masuk ke dalam kamar dan menutup pintu ke arah balkon saat mendengar mu memanggil namanya, "Ada apa, sayang?"

Sial, terdengar menjijikan. Batinmu.

"Sepertinya ini sudah waktunya di bulan ini." Ujarmu pelan sembari menerka apakah Seungwoo mengerti dengan apa yang kamu ucapkan atau tidak.

"Ah, apa stok pembalut di lemari sudah habis?" Tanyanya lembut, duduk di sampingmu yang tengah terduduk di atas ranjang dengan rambut yang tak terbenahi.

Kamu mengangguk, "Iya, aku kira masih ada, maaf merepotkan."

Aku memang bodoh, sampai kapan aku harus berpura-pura mencintai dirinya?! Ucapmu dalam hati.

Ia terkekeh, mengusak rambutmu gemas, lalu beberapa kali mengecup bibirmu mu, "Tidak ada hal yang merepotkan untukmu, walaupun aku harus mati karena mu, itu tidak masalah untukku."

"Kalau begitu, aku akan keluar sebentar, ya?"

"A- aku ikut." Pintamu memohon.

"Tidak, aku tidak- "

'chup'

"Aku mohon." Pinta mu benar benar memohon sampai kau berani mengecup bibir nya agar Seungwoo menerima permintaanmu.

"Satu kali lagi, maka aku akan- "

'chup'

"Sudah, aku ikut, ya?"

Sejenak Seungwoo terdiam untuk memikirkan keputusannya, "Tapi aku tidak ingin kau keluar dari sini."

"Kak Seungwoo, aku mohon."

"SIALAN! KEMBALIKAN (Y/N)!!!"

Secara spontan kalian berdua menoleh ke arah balkon dikala mendengar suara itu, suara Eunsang yang tengah berteriak.

"I-itu- " ucapmu tergugup.

Sungguh, kali ini kamu benar benar ingin berteriak dan meminta tolong pada Eunsang yang bahkan tidak kamu ketahui keberadaannya. Tapi kamu yakin ia tak jauh dari sini, karena teriakannya tadi cukup jelas di telingamu.

"Ada apa?" Tanya Seungwoo seakan berpura-pura tidak mendengar.

"Kak Seungwoo tidak mendengar suara itu?"

"Tidak, memangnya ada suara apa?" Tanyanya lagi.

Kamu berjalan menuju pintu balkon, saat kamu menyentuh kenopnya, Seungwoo langsung menarik lenganmu dan mendaratkan bibirnya di lehermu.

"Diam, mengerti?" Bisiknya.

"Aku tahu kau berbohong tentang ini waktunya untukmu di bulan ini, kan?" Tanyanya berbisik, sembari menghujani leher dan pundakmu dengan kecupan bahkan jilatan kecilnya.

Bagaimana dia tahu?! Pekikmu dalam hati.

"Hentikan." Lirihmu merasa geli dengan sensasi yang Seungwoo berikan padamu.

"EUNSANG!!"

"EUNSANG AKU DISINI! EUNSANG! EUNSA--ARGH!"

"Sialan, berisik sekali." Tegas Seungwoo marah, ia tanpa sadar memukul punggungmu hingga tersungkur.

"S- sakit."

"Sakit? Siapa yang lebih sakit di sini? Bukankah aku? Aku bahkan mencintaimu sampai seperti ini, dan kau malah meneriaki nama seseorang yang akan merebutmu dariku? Kau pikir aku baik-baik saja?"

"Tidak, aku- "

"Kau gila, Kak Seungwoo sudah gila!" Pekikmu.

Hancur semua pertahananmu selama ini, benteng pertahanan yang selama ini kamu buat lansung hancur dalam sekejap disaat kamu meluapkan apa yang selama ini kamu pendam dan pikirkan.

Dan hancurnya pertahananmu saat ini, bersamaan dengan hancurnya kewarasan seorang Han Seungwoo. Emosi yang selama ini ia tahan saat bersamamu langsung meluap dan melewati batas wajar. Seluruh urat di wajahnya seketika tegang saat kau melontarkan kata 'gila' padanya.

"Kau bilang kau mencintai ku, tapi kenapa kau menyebutku gila, huh?!"

"ITU KARENA KAU MEMANG GILA! KAU TIDAK WARAS!" Teriakmu diiringi tangisan, karena rasa takut telah menyelimutimu.

"Selama ini aku setengah mati menahan dan mengkubur rasa marahku padamu, tapi kau malah menggalinya sendiri, kau ingin melihat sisi tidak waras ku yang sesungguhnya?"

"Kau tidak perlu menunjukkan itu, brengsek! Kau sudah memperlihatkan nya setiap hari padaku!"

Seungwoo terkekeh meremehkan, "Kau belum sepenuhnya melihat sisi tidak warasku." Ucapnya.

"Kalau begitu aku akan memperlihatkan nya." Lanjutnya yang langsung menjambak rambutmu kuat, menarikmu untuk berdiri dengan jambakannya.

"Lihatlah kemari, cantik."

"Lepaskan, sakit--hh." Lirihmu.

'brak'

"Itu bukan rasa sakit yang aku rasakan. Yang kau rasakan itu hanya sebagian kecil dari rasa sakitku."

Seungwoo mendekatimu, beberapa kali mengecup bibir, pipi, dahi, bahkan seluruh bagian wajahmu.

"Tapi aku tidak ingin kau terluka lebih dalam, aku tidak mau itu terjadi." Bisiknya sembari menjilat dan menggigit telingamu lembut, memberikan sensasi geli.

"Tetaplah di sisiku." Pintanya, kini ia memeluk tubuh kecilmu, mengurungnya dalam pelukan eratnya.


























[2.2] Wanna Save Her? [Han Seungwoo]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang