〰️5⃣

1.1K 196 21
                                    

Ayok sama sama pencet tombol bintang di kiri bawah ლ('ڡ'ლ) setidaknya menghargai dong, iya gak? Ehe ლ('ڡ'ლ)






























"Kak Seungwoo, ini di mana?"

Alih-alih menjawab pertanyaan mu, Seungwoo malah mengelus dengan lembut pipimu.

"Kak Seungwoo," Panggilmu pelan.

"Iya, sayang?" Sahutnya.

"Ini di mana?" Tanyamu lagi.

"Rumah kita," Jawabnya singkat dengan tangannya yang tak henti menyentuh seluruh bagian wajahmu.

Kamu sudah tidak takut lagi sekarang, kamu hanya perlu berpura-pura membalas perasaan Seungwoo dan memikirkan bagaimana caranya agar kamu bisa terlepas dari kurungannya.

"Aku lapar, bisa Kak Seungwoo masakan makanan untukku?" Pintamu sedikit merengek.

Jujur, kamu tidak tahu ini di mana, yang pasti, ini bukan kamar yang terakhir kali kamu tempati itu, ini bukan China lagi (sepertinya).

"Aku akan membelikan sesuatu untukmu, kau bisa menunggu?" Tawarnya.

Dengan gemas kamu menganggukkan kepala mu, "Tentu, aku akan menunggu Kak Seungwoo." Kamu pun menerima tawarannya.

Sebenarnya kamu berbohong pada Seungwoo tentang kamu yang tengah lapar, itu hanya kamu jadikan alasan agar bisa terlepas dari tempat yang bahkan tidak kamu ketahui ini.

Seungwoo mengecup pelan bibirmu, lalu beranjak seakan bersiap untuk pergi membelikanmu makanan.

Selesai merapikan pakaiannya, Seungwoo memakai topi dan maskernya, lalu menghampirimu untuk melakukan satu hal yang sangat penting baginya.

"Sebentar, sayang." Ucapnya membuka laci besar di samping ranjang yang sedang kamu tempati sekarang, mengeluarkan satu borgol, empat gulung rantai besi, satu gulung tali tambang berukuran besar, dan satu penutup mulut.

"Kemarikan tanganmu." Titahnya dengan lembut.

"T-tidak mau, kenapa aku harus diikat? Aku tidak akan kabur!"

Seringaian ia perlihatkan padamu, "Aku tidak mengatakan bahwa aku mengikatmu agar kau tidak kabur, itu berarti kau berniat untuk pergi dari sini, kan?"

"Ayo, kemarikan tanganmu."

"Aku janji tidak akan pergi, kumohon jangan ikat aku seperti itu." Kamu terus meminta.

"Tidak, aku tidak percaya omong kosongmu." Ucapnya lagi.

"Cepat kemarikan tanganmu, Han (Y/n),"

"Tapi aku Lee (Y/n)," Ucapmu pelan, dan kamu pun mengetahuinya bahwa yang kamu ucapkan itu benar benar salah.

Seungwoo menghela napasnya mencoba untuk tidak meluapkan emosinya padamu, "Ayo sayang, berikan tanganmu, aku tidak akan melukai mu." Lirihnya.

Kamu menyerah dan akhirnya menjulurkan tanganmu pada Seungwoo, pria itu tersenyum lalu mengecup bibirmu, "Gadis pintar." Ujarnya yang langsung memborgol kedua tanganmu dan menyambungkannya pada dua rantai lalu menguncinya pada setiap ujung ranjang di atas kepala mu.

"Ini tidak akan lama, jadi tidak akan sakit." Ucapnya lagi, kali ini mengikat kedua kakimu di satu tali dengan erat.

"Kak Seungwoo, itu sakit," Lirihmu kesakitan.

"Ah, maaf." Seungwoo meminta maaf lalu sedikit melonggarkan ikatan pada kakimu.

"Sudah tidak sakit, kan?" Tanyanya memastikan.

Kamu terdiam, lalu Seungwoo menghampirimu yang tergeletak di atas kasur dengan lengan dan kaki yang sudah ia ikat.

"Ini terakhir sebelum aku pergi," Ia menempelkan bibirnya dengan bibirmu, sedikit melumatnya lembut tanpa ada unsur nafsu tinggi, lalu melepaskannya perlahan, "Aku akan datang dengan banyak makanan kesukaanmu." Lanjutnya yang kemudian menutup mulut mu dengan kain guna kamu tidak berteriak atau semacamnya.


















Saat di perjalanan untuk membelikanmu makanan, Seungwoo menatap seseorang yang tengah berbicara pada seseorang lainnya, di bawah cahaya bulan yang menerangi dunia seadanya. Seungwoo segera menghentikan mobilnya lalu membuka ponselnya untuk memastikan sesuatu. Sesaat setelah ia membuka ponselnya, wajahnya memperlihatkan seringaian khas dirinya.

"Rupanya kau sedang menungguku, Lee Eunsang?" Gumamnya sembari menatap seseorang yang sangat ia kenal jauh dari sini.

Tak menunggu pria itu menghilang dari tempatnya, Seungwoo mengetik sesuatu di ponselnya untuk mengirimkannya pada seseorang yang tengah menunggunya itu.

"Sekarang, riwayatmu tamat, bodoh."

Setelah puas dengan apa yang ia lakukan, Seungwoo langsung meninggalkan tempat itu untuk membelikanmu makanan dan kembali padamu.

Dan saat ia kembali padamu, kamu masih di tempat sebelumnya dengan ikatan sebelumnya, sembari menangis. Tentu Seungwoo terkejut saat ia masuk dan mendapati kamu yang menangis seorang diri.

"Hey, kau menangis? Kenapa kau menangis? Siapa yang membuatmu menangis seperti ini?"

"P- perutku lapar.." Lirihmu sembari terus menangis.

"Ya ampun, maafkan aku." Panik Seungwoo yang langsung membuka ikatan di kakimu, lalu merogoh sakunya untuk membuka borgol yang masih betah mengunci tanganmu.

"Sial, di mana kuncinya?" Gumam Seungwoo yang masih terdengar olehmu.

"Kak Seungwoo, aku lapar." Rengekmu, membuat Seungwoo benar benar merasa panik.

"Ah, ini dia." Ucapnya dikala menemukan kunci borgolnya. Segera ia membuka borgol yang masih mengunci kedua tanganmu.

"Sudah, jangan menangis, maafkan aku." Lirih nya pelan, membawamu ke dalam pelukan hangatnya. Tapi kamu sama sekali tidak berhenti menangis. Sebenernya kamu menangis bukan karena lapar, melainkan sedari tadi kamu terus mencoba melepaskan ikatan di kaki mu juga mencoba melepas sendiri borgol yang mengunci kedua tanganmu.

'chup'

"Lihatlah, ini makanan untukmu, jangan menangis, ya? Hatiku sakit jika melihatmu menangis seperti ini." Ucapnya setelah mengecup bibir dan kening mu.


































Hallawwwww!

Ada yang nunggu gak ya? :'

[2.2] Wanna Save Her? [Han Seungwoo]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang