〰️7⃣

953 172 7
                                    


Ayok sama sama pencet tombol bintang di kiri bawah ლ('ڡ'ლ) setidaknya menghargai dong, iya gak? Ehe ლ('ڡ'ლ)

































"Kak Seungwoo.." Panggilmu pelan.

Yang kamu panggil hanya diam. Masih terus memelukmu tanpa berniat melepaskannya. Ia menangis.

"Biarkan aku seperti ini dulu, sebentar." Lirihnya, mendekapmu hangat, menyembunyikan wajahmu di ceruk lehernya.

"Sebentar? Kak Seungwoo sudah seperti ini selama hampir satu jam. Tubuhku rasanya pegal." Ujarmu pelan, mencoba menyadarkan Seungwoo.

"Satu jam? Kenapa- argh." Seungwoo melepaskan pelukannya sekaligus. Membuatmu sedikit tersungkur karena ia sempat mendorongmu. Pria di hadapanmu itu memegangi perutnya sembari meringis seakan menahan rasa sakit.

"K-kak Seungwoo baik-baik saja?" Tanyamu sedikit panik.

"Argh, lebih baik kau diam di sini. Hm? Aku keluar sebentar." Gumam Seungwoo sedikit meracau. Ia segera beranjak dan keluar dari kamar, menutup dan mengunci pintu kamar. Meninggalkanmu sendirian.

Setelah Seungwoo keluar, kamu beranjak dari lantai, menuju pintu balkon. Yang sayangnya tertutup dan terkunci. Seungwoo memang orang yang sangat teliti.

"Jika aku berteriak sekarang dan meminta tolong pada Eunsang, sama saja seperti aku memberikan nyawa Eunsang pada manusia brengsek itu, kan?" Gumammu bingung.

Kamu bingung. Hatimu ingin otakmu berputar dan memikiran bagaimana cara keluar dari tempat ini. Tapi kepalamu benar-benar terasa akan pecah. Kamu terlalu pusing untuk berpikir di keadaanmu yang sekarang ini.

Saat kamu memegang bagian kepalamu yang terasa sakit, kamu langsung merasakan cairan yang keluar dari kepalamu, ah itu darah.

Hah? Darah? Sial, ini tidak bisa dibiarkan. Sepertinya benturan yang Seungwoo berikan padamu tadi itu tidak main. Bahkan kepalamu sampai mengeluarkan darah segar seperti ini.

Tapi di sisi lain dalam hatimu, kamu merasa senang. Setidaknya Eunsang tahu kalau kamu ada di sekitarnya, kan? Juga, ternyata sahabatmu itu percaya bahwa kamu masih hidup sampai sekarang.

"Apa Kak Hangyul juga percaya kalau aku masih hidup?" Gumammu pelan, terduduk di kasur sembari menundukkan kepalamu.

'prang!'

Kepalamu terangkat dikala mendengar suara pecahan piring yang berasal dari luar. Seketika perasaanmu menjadi panik, dalam hatimu berharap bahwa itu adalah Eunsang yang tengah mencoba masuk untuk menyelamatkanmu.

Tak lama, pintu pun terbuka. Menampakkan Seungwoo dengan luka di bahu bagian kanannya. Ia menatapmu sembari terus menghampiri mu.

"Kak Seungwoo- kau terluka." Ucapmu hati-hati.

Mendengar itu, Seungwoo tersenyum kearahmu. "Ah, luka? Tidak. Aku terluka." Ujarnya lemah.

'brak'

Ia limbung dan langsung ambruk di depanmu. Tentu hal itu membuatmu panik bukan main. Bagaimana kalau Seungwoo meninggal? Ah, pikiran yang bodoh.

"Kak Seungwoo!" Kamu langsung menghampirinya. Mengguncangkan tubuhnya sembari berharap ia akan bangun.

Tapi yang kamu dengar hanyalah erangan rasa sakit. Seakan itu benar-benar sakit bagi Seungwoo.

"(Y/n), aku baik-baik saja." Ucapnya pelan.

"Baik-baik saja dari mana? Kak Seungwoo terluka." Lirihmu sedikit menangis. Tidak! Kamu tidak menangisi Seungwoo yang tengah terluka. Melainkan luka dan darah yang terus mengalir di bahu Seungwoo yang membuatmu menangis.

[2.2] Wanna Save Her? [Han Seungwoo]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang