'hannah. seperti nama kucing ku..... tapi sebenarnya apa yang terjadi? apakah dia bermimpi buruk?' batinku.
↣↣↣↣↣↣↣↣↣◆◇◈◇◆↢↢↢↢↢↢↢↢↢
'Dingin'
Aku membuka mataku dengan perlahan. Cahaya lampu membuat pandanganku kabur. tanganku tertahan oleh genggaman olenka.
"Kau sudah bangun?" Ucap Olenka.
"Ah...a..apa yang terjadi?" Balasku.
"Kata dokter kau demam, Tapi kau berteriak kesakitan tadi, jadi kami membawamu kemari" Ucapnya, Aku merasa bingung atas apa yang terjadi.
"Ah maaf telah membingungkanmu, Tapi itu yang terjadi. aku juga ingin meminta maaf karena telah menggunakan sihirku untuk menengankanmu, " Ucap olenka.
"Aa.. apaa?aku ada dimana?" Ucapku.
Olenka menceritakan yang terjadi, Begitu juga tentang pria sweater coklat itu. Udara semakin dingin di iringi kegelapan. Sudah dua malam aku berada di kapal, Uungguh perjalanan yang panjang. Olenka kembali ke bilik untuk menjaga barang barang dan aku sendirian di klinik, rasanya sangat sunyi dan sepi. Tak lama kemudian masuklah seorang pria.
"Sudah merasa lebih baik?" Kata pria itu, Aku terkejut.
"M..maaf mengejutkan mu, hemm.. Aku Grey, aku yang menggendong mu ke klinik tadi" Ucapnya.
"Apa???" aku terkejut mendengar hal itu. Olenka tidak mengatakan hal ini padaku.
"Hahaha.. jangan terlalu serius.. Aku hanya bercanda" ucap Grey sambil berjalan ke arah ku.
'Apa apaan dia..?' Ucapku dalam hati.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanyaku.
"Aku ingin menjenguk mu saja, tidak ada hal lain. Lagi pula tadi kau kelihatan nyaman berada di pangkuan ku" ucapnya dengan wajah yang menyebalkan.
Aku sungguh kesal dengan ucapanya. Aku inginmemukulnya, sangat ingin. Sayangnya aku harus sabar, karena dia juga menolong ku.
"Cukup bicaramu, Aku sudah cukup sabar mendengarnya, dan tolong tinggal kan aku sendiri, Aku ingin istirahat" Ucapku.
" apakah kau kesepian?"balasnya.
Sungguh aku tidak tau apa yang ada di pikiranya. Dia sangat menyebalkan. aku sangat ingin memukulnya, sangat ingin.
"Kenapa diam? bukankah aku benar?" Lanjutnya.
Aku meraih kerah bajunya dan menariknya, berniat untuk mengancamnya, Namun dia mengelak dan malah tersungkur ke hadapanku. Kami sungguh terkejut, wajahnya sungguh dekat, dan aku melihat hal yang tidak kulihat sebelumnya. Itu adalah mata biru berkilau dan aroma nafasnya seperti permen mint. Tatapan matanya membuat jantungku berdegub kencang. Kami sekan tidak sadar dan seakan merasa nyaman dalam posisi seperti itu. grey tersadar dan langsung bangun.
"M..ma..maaf.." ucapnya. Aku melihat wajahnya memerah dan pandanganya yang panik.
Aku tak bisa berkata apapun, hanya terdiam dengan wajah yang tak kalah merah dari wajahnya. 'Apa-apaan tadi..., sungguh memalukan' dalam hatiku.
GUBRAK!!!
"Hannah! kau jangan mati!"
Suasana hening seketika, ketika gita dan Vonik masuk dan membanting pintu.
↣↣↣↣↣↣↣↣↣◆◇◈◇◆↢↢↢↢↢↢↢↢↢