Chapter 42

129 9 3
                                    

Ledakan – ledakan dari missile yang terus saja berdatangan masih terjadi, musuh yang belum diketahui siapa itu seolah tidak memberi kesempatan pada Eruditio untuk melawan. Ledakan EMP yang sudah dikeluarkan benar – benar membuat kota itu mati total. Nyawa sudah banyak bergelimpangan dan gedung – gedung pencakar langit yang begitu dibanggakan kini hancur nyatis rata dengan tanah.

Tentara musuh mulai memasuki kota, berseragam lengkap dengan pelindung Armor baja yang akan melindungi mereka dari peluru jenis apapun. Semuanya memegang senapan diikuti oleh mobil – mobil tank yang tentu saja sudah dipasangi oleh Anti EMP.

Masih terdengar teriakan histeris dari orang – orang yang kehilangan keluarganya, bahkan anak kecil menangisi orang tuanya yang sudah Tidak bernyawa.

Dangerous Liaision perlahan membuka matanya, ia merasakan seluruh tubuhnya sakit dengan sesuatu yang terasa nyeri dipelipis kanannya. Ia mengerjap cepat sembari berusaha untuk bangun. Sesuatu menghalangi pandangannya sehingga ia harus mengusapnya dengan punggung tangan.

Lai menahan nafasnya ketika melihat keadaan yang sudah sangat kacau, ia melihat para tentara dengan Armor melewatinya begitu saja. Lai tahu jika ia terluka namun bukan itu yang dipikirkannya sekarang, ia memutar kepalanya dan mencari dimana Night.

Night yang saat itu sudah sadar menggelengkan kepalanya dengan cepat, ledakan yang terjadi tepat disampingnya membuatnya terhempas bersama dengan anak angkatnya dengan kepala yang terbentur lebih dulu

"Uncle" Panggil Lai pelan tanpa bergerak dari tempatnya. Night menoleh sembari memegang kepalanya.

ia menatap Lai didepannya namun satu detik kemudian melihat jika tentara berarmor berjalan tidak jauh dibelakangnya. Night memberi isyarat pada Lai untuk tidak dulu bergerak. Lai mengangguk pelan. Dan kembali menoleh pada para tentara itu dengan wajah yang sedikit menggambarkan ketakutan.

Bukan hanya Lai, Orang – orang yang selamatpun menggambarkan ekspresi yang sama. Mereka mendekap erat anggota keluarga mereka yang selamat dan menatap para tentara itu dengan kengerian

Seorang pria kehilangan kewarasannya, ia berlari kearah para tentara itu dan mengacaukan barisannya. Ia meraung, mengamuk karena kehilangan istri yang dicintainya akibat penyerangan ini. Tanpa belas kasihan, salah satu tentara mendorong tubuhnya dan menghajarnya. Tapi Pria itu tidak menyerah sampai akhirnya timah panas menembus tengkorak kepalanya membuat pria itu ambruk seketika.

Liasion memucat, ia baru saja melihat adegan pembunuhan tepat didepan matanya. Dan ia tidak bisa melakukan apapun untuk menghentikannya. Pria itu tidak bersalah, Pria itu mengamuk akibat kehilangan istrinya namun tentara itu membunuhnya.

Mata Lai melirik cepat ketika melihat seorang anak kecil berteriak melihat ambruknya tubuh pria itu.

"DADDY!" Teriaknya sembari berlari dari tempat persembunyiannya.

"Tidak, jangan kesana." Gumam Lai ketika melihat anak itu berlari mendekati tubuh ayahnya. Seorang anak perempuan berambut kuning dengan dua kuciran.

Tentara pembunuh itu kembali mengangkat pistolnya, ia akan membunuh anak itu juga membuat Lai mau tidak mau harus bangkit menyeret kakinya yang terluka untuk mencegahnya.

Anak perempuan itu tidak menyadari, semakin dekat ia dengan tubuh kaku ayahnya maka kematian semakin mendekatinya.

Lai berhasil berdiri dan berlari tertatih kearah anak itu dengan jari sang tentara yang sudah bergerak untuk kembali menekan trigernya

" NO!!! " Teriak Liaison membuat Night ikut meneriakan namanya.

Tentara itu seolah tidak peduli dengan sekitarnya, ia seolah hanya peduli dengan niat jahatnya. Membunuh anak kecil tidak berdosa itu dengan senjata yang sekarang dipegangnya.

Endless ( Gusion Mobile Legends Fanfic )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang