Sinar sang mentari menyapa, mengintip melalui celah gorden dan mengusik ketenangan tidurku. Entah kenapa rasanya malam terlalu cepat pergi. Aku merasa tubuhku masih sangat lelah dan enggan menyambut hari ini.
Aku mengintip jam yang berada di atas meja samping tempat tidur. Seketika mataku membola kala menatap jam yang menunjukkan pukul tujuh lebih. Dengan tergesa aku beranjak dan menekan rasa malasku, aku berusaha menyeret badanku secara paksa memasuki kamar mandi untuk bersiap menghadapi rutinitasku biasanya .
Hunian megah ini selalu dingin dan sepi. Setiap pagi, hanya ada sapaan para pelayan yang selalu menemaniku di rumah yang besar ini. Jika sebagian orang menginginkan hidup mewah bergelimbang harta, maka tidak denganku. Hidup memang tidak sempurna bukan? Bahkan aku hanya berharap ingin berkumpul dengan kedua orang tuaku meski dalam kesederhanaan. Entahlah terkadang aku selalu berfikir kenapa manusia tidak pernah bisa bersyukur, setidaknya berusaha bersyukur. Dan pun termasuk aku sendiri yang selalu lebih banyak mengeluh.
Aku menghabiskan sarapan pagiku dengan tergesa mengingat janjiku bertemu dengan pak Hendra, dan aku akan menanyakan apa saja yang telah terjadi disana.
***
Suasana pagi di kantor memang menyenangkan menurutku semua masih terasa santai dan bersih, cuaca belum terlalu terik diluar sana. Hiruk pikuk belum sepenuhnya terbangun di ibu kota ini. Tepat pukul 07.30 pagi paman Adrian mengantarkan data dan informasi Rania yang aku minta tempo hari. Aku sedikit terkejut melihat kedatangan paman Adrian tak sendiri pagi ini. Ada seorang lelaki seumuran dengan paman Adrian yang kuyakini sebagai bapak Hendra.
"Selamat pagi nona, saya mengantarkan bapak Hendra yang anda undang kemarin."
"Ah y terima kasih banyak paman."
"Mari pak, silahkan duduk."
Setelah kepergian paman Adrian aku tidak ingin terlalu membuang waktuku, karena yang paling mencuri perhatianku hari ini adalah amplop cokelat yang berisi informasi tentang seorang Rania.
"Baiklah bapak Hendra. Perkenalkan, saya Almeera Fuzieyama."
"Ya bu Almeera, saya sudah mengenal anda." Jawabnya tenang
"Sebelumnya saya ingin menanyakan apakah bapak mengetahui sesuatu, maksud saya apakah menurut bapak ada sesuatu yang tidak beres di perusahaan Fuzieyama yang di Bandung pak?" Tanyaku to the point.
"Sebenarnya saya kurang tau permasalahan yang sebenarnya dan bagaimana awalnya itu bisa terjadi bu." jawabnya terlihat ketakutan
"Bapak, tenanglah tidak akan terjadi apapun kepada bapak selagi bapak bisa menjelaskan apa saja yang bapak ketahui dan menurut bapak janggal?"
"Baiklah bu Almeera, saya sebenarnya merasa ada yang tidak beres dengan laporan keuangan semenjak satu tahun belakangan." Sejenak pak Hendra menatap Almeera ragu. "Data yang saya simpan dengan laporan IT di sistem itu berbeda. Semua data di sistem perusahaan tampak penghasilan yang menurun dari biasanya bahkan tak jarang juga stabil terkait pendapatan perusahaan. Namun, saat saya mencocokkan dengan pendataan manual saya, semua berbeda bu. Dari data manual yang setiap bulan saya kerjakan, justru penghasilan perusahaan cenderung naik dan ada peningkatan yang signifikan. Saya sudah mencoba mengoreksi setiap laporan saya dari bulan ke bulan selama satu tahun belakangan. Dan hasilnya tetap sama, laporan by sistem dengan manual terlalu berbeda. Bahkan sempat saya mengeluarkan arsip pengeluaran dan penerimaan perusahaan satu tahun belakangan, hasilnya tetap berbeda dengan laporan yang saya simpan manual." Tuturnya.
"Lalu apa kesimpulan anda tentang kejanggalan ini pak?" Tanyaku tak sabar.
Pak Hendra tampak menatap lurus sejenak pada Almeera. "Jadi kesimpulan saya, semua data sistem sudah dimanipulasi bu, semua angka disana palsu, semua nominal sama sekali tidak sama dengan arsip bukti penerimaan dan pengeluaran bahkan jika disamakan dengan rekening koran satu tahun belakangan."
Aku cukup terkejut ternyata sebelum aku bertindak paman Ardhan sudah satu langkah di depan untuk menjatuhkanku.
"Baiklah lantas kenapa bapak tidak mencoba melapor kepada saya perihal masalah ini?"
"Awalnya saya ingin mengumpulkan semua bukti-bukti agar semuanya jelas. Namun, sebelum saya melengkapi bukti-bukti rekening koran 3 bulan terakhir, saya mendengar kabar jika posisi CEO ada yang mengisi, tentunya saya merasa senang mendengarnya. Karena saya mengira bapak Ardhan akan mendukung keputusan saya untuk mengaudit pihak IT. Saat itu saya percaya jika pak Ardhan diutus bu Almeera mengurus perusahaan menurut pemaparan pak Ardhan sendiri bu."
Sial paman ternyata memang licik, baiklah paman aku akan mengikuti peraturan mainmu kita akan lihat siapa yg akan bertahan. Bathinku sebal.
"Baiklah bapak Hendra apa ada lagi informasi yang bapak ingin sampaikan?"
"Informasi yang setau saya hanya sampai itu bu Almeera."
"Baiklah, untuk sementara saya tempatkan bapak membantu paman Adrian disini. Apa bapak tidak keberatan? karena ... Seperti yang bapak tau untuk mengembalikan posisi bapak saya harus menyelesaikan permasalahannya terlebih dulu, apakah bapak bersedia menunggu sampai semua selesai?"
"Baiklah bu Almeera saya akan membantu Tuan Adrian disini
Saya merasa senang saat melihat anda. Kepiawaian anda memimpin perusahaan membuat saya seakan melihat Tuan Fuzieyama Hiroshi." Tuturnya yang tentu saja membuat Almeera terharu."Terima kasih atas pujiannya pak. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk berlaku selayaknya ayah saat beliau masih ada "
Rasanya aku terharu mendengar penuturan yang dikatakan pak Hendra, aku memanglah anak dari Fuzieyama Hiroshi. Aku akan berusaha semaksimal mungkin menerapkan aturan dari yang ayah terapkan selama ia masih ada dan memimpin perusahaan.
"Terima kasih pak, untuk sekarang silahkan bapak bertemu paman Adrian dan tolong tanyakan apa saja yang bisa bapak bantu di perusahaan ini. Dan selamat bergabung kembali pak." Aku cukup berterima kasih atas informasi yang ku dapatkan dari pak Hendra.
Baiklah urusan yang satu itu sudah selesai mari kita buka apa saja informasi yang paman Adrian dapatkan tentang seorang Rania rosdiana.
Aku mulai membaca informasi seorang Rania, sesekali aku bergumam dan menganggukkan kepala saat membaca rentetan informasi di atas kertas yang berada dalam genggamanku. Rania tidak terlalu mencolok, dia hanya seorang gadis seperti kebanyakan. Jelas aku tidak mau memujinya sejauh ini, tidak ada yang spesial di dalam diri Rania ayahnya seorang pegawai yang sama seperti pak Hendra dan ibunya seorang ibu rumah tangga. yah sejauh ini biasa saja. Jika menurut informasi yang ku dapat, dia bisa memasak. Dan aku berani bersaing dengannya jika urusan memasak.
Meski aku terlahir dalam keluarga yang memiliki segalanya, namun, sejak kecil. Ibu selalu mengajariku memasak. Beliau selalu mengatakan, jika kodrat wanita itu tetap harus mampu menyenangkan hati suaminya. Salah satu caranya adalah memberikan masakan rumahan. Dan jangan lupakan kerasnya didikan ayah padaku. Ia selalu mengatakan 'jangan pernah berharap pada orang lain. Karena yang mampu menolongmu adalah dirimu sendiri.' Begitulah yang ayah katakan. Mungkin hanya sisi feminim yang membuat Rania lebih unggul dariku.
Lama aku membaca setiap informasi tentang Rania Rosdiana. Hingga aku menemukan satu informasi yang membuatku kesal dan secara tak sadar aku meremas kertas ditanganku.
"Apa ini?" Berkali-kali aku mengulang membaca informasi yang kudapat entah di lembar ke berapa itu. Disana mengatakan jika Rania memiliki kekasih lain. Selain Azka. Dengan kesal aku melemparkan semua kertas informasi tentang Rania dari tanganku.
Aku tidak menyangka gadis lugu dan terlihat sangat anggun itu memiliki hati sejahat dan selicik itu. Kenapa dia bersikap seolah-olah dia juga mencintai Azka putra mahendra, sedangkan di sisi lain dia tengah menjalin hubungan dengan seorang lelaki masa kecilnya.
Dadaku sesak. Kekesalan itu kian memuncak setiap kali aku membaca informasi jahatnya seorang Rania. Hingga Aku bertekad tidak akan membiarkan Azka terlalu dalam terjerumus dengan wanita ular itu, aku bersumpah akan melindungi Azka meski harus dibencinya sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
my ambitious husband (Revisi) End
Romanceselama hidupku 23 tahun ini aku belum pernah merasakan cinta, didikan keras yang ku dapatkan dari ayah membuatku terlalu sibuk di dunia bisnis ayahku seorang ceo dari fuzieyama group beliau menjadikanku wanita yg tidak pernah mengenal cinta, namun s...