Tiga

13.4K 166 11
                                        

Balik lagi guys :v

Trimakasih buat yang sudah memvote dan mengoreksi tulisanku yang masih jauh dari kata sempurna luv💕 u guys :*

___________________________________

"Gimana nih aku gugup buat besok," aku nadia yang sedang duduk didepan cermin membersihkan sisa-sisa makeup nya,sedangkan sarah sudah terlentang diatas ranjang sembari membalik halaman majalah dengan wajah menggunakan masker kecantikan.

"Santai aja,nggak usah tegang aku yakin kamu diterima nad , dengan modal nilai kamu yang bagus itu. kamu kan yang paling encer di antara kita berlima,"

"Lagian coba dari dulu,aku kan sudah pernah mengajak mu untuk kerja sama-sama disini . Tapi kamu malah memilih di malang ,bersyukur akhirnya kamu di panggil dengan usaha coba-cobamu itu " lanjut sarah serta di lengkapi kekehan menjengkelkan matanya berbinar -binar menatap halaman tiap halaman majalah.

"Bukannya aku nggak mau, aku nggak tega Meninggalkan ibuku sendirian disana,jika aku diterima disini aku akan menyuruhnya berhenti bekerja di garmen dan ikut menyusul ku disini,"

"Aku hanya ingin ibuku menikmati hidupnya tanpa bekerja lagi" nadia merangkak menaiki ranjang bergabung bersama sarah.

"Yaah..ibumu memang seharusnya berhenti berkerja,agar lebih santai menikmati hidupnya,"balas sarah prihatin.

"Ngomong-ngomong pria yang dansa sama kamu,siapa namanya? Kamu tau banget sih,melek aja kalau ada cowok ganteng," rasa penasaran masih mengganjal dibenak sarah terhadap sosok pria yang berdansa bersama nadia di pesta tadi,itu adalah pesta bossnya hampir semua sarah hapal dengan petinggi-petinggi di perusahaan tetapi tidak dengan pria tersebut.

"Entahlah, enggak penting juga. udah aku mau tidur biar besok nggak kesiangan,night." Nadia pun menghentikan obrolan mereka,menarik selimut mengatur posisi senyaman mungkin untuk mulai merajut mimpi.

"Ck,nggak asik kamu mah. Night"
Menaruh majalah  sarah pun menyusul nadia untuk segera tidur.

_____________________

Pagi sekali nadia sudah bangun dan bersiap-siap,sekarang posisinya sedang ada di dapur menyiapkan sarapan untuk dirinya dan sarah.hari ini dia hanya membuat nasi goreng untuk mereka berdua,menata semuanya di meja tugas nadia pun beralih memanggil sarah untuk segera turun kebawah memulai sarapan agar mereka tak terlambat.

"Lama banget si kamu,ya ampun_ kamu mau ke kantor apa mau kemana? Tebel banget ih dandanannya" nadia hampir tersedak minumannya melihat sarah yang baru keluar dari kamar dengan penampilan yang tidak seperti biasaya.

"Sial,ini gara-gara masker semalam aku lupa melepaskannya jerawatku pada muncul"

"Enggak usah ketawa!,lagian banyak juga yang dikantor lebih menor daripada ini.mules kamu kalo ngeliat" sarah menyendok nasinya dengan kesal melihat nadia didepannya tertawa dengan tertahan.

Selesai dengan urusan sarapan,mereka berdua pun berangkat bersama karna nyatanya  perusahaan yang nadia lamar  adalah perusahaan dimana sarah bekerja,Nadia sangat beruntung mempunyai teman seperti sarah ini.

__________________

"Pokoknya nanti santai aja, enggak usah tegang oke?" Ingat sarah,Sekarang mereka sudah ada di parkiran yang masih sedikit sepi karna mereka berangkat lebih awal,masuk ke lift mereka pun berpisah,lantai yang Nadia tuju berbeda dengan sarah yang sudah keluar beberapa saat lalu.

hendak menutup lift nadia terkejut ada tangan lain yang menahan,pintu lift pun urung tertutup,masuklah segerombolan orang mengenakan setelan jas berwarna hitam dengan beberapa orang yang menggunakan jas berbeda, berhenti didepan pintu lift salah satu seorang membungkuk di susul dengan beberapa orang lain dibelakangnya.

"Maaf kan kami pak, kami akan  memperbaiki lift khusus anda sesegera mungkin," suara mereka terdengar ketakutan,dengan muka memerah mereka membungkuk berkali-kali, hingga Nadia miris melihatnya.

"Untuk kali ini saya maafkan."
Nadia tidak bisa melihat lawan bicara pria tua di depan lift sana karna terhalang beberapa orang berbadan besar di depannya,yang diketahuinya adalah seorang bodyguard dirinya terkucilkan di belakang.

"Terimakasih pak,terimakasih" pria itupun lagi-lagi membungkuk
Dengan wajah menyiratkan kelegaan luar biasa.

"Hm."

Ternyata lantai yang dituju oleh orang-orang ini sama dengan lantai yang dituju nadia,tempat dimana dirinya akan melaksanakan wawancara nanti.

Keheningan menyelimuti didalam lift,Nadia tersisihkan di pojok lift karna baru menyadari bahwa dia wanita sendirian di kotak besi ini.

"Pukuk berapa mulai wawancaranya?"pria yang mengenakan setelan jas berwarna coklat yang super elegan pun bertanya entah kepada siapa pikir nadia.

"Tepat pukul 08.00 peserta harus sudah berkumpul di lantai sebelas pak"

Pria itupun hanya mengangguk.
Nadia menyalakan ponselnya,melihat jam berapa sekarang.di ponselnya tertera waktu 07.00 yang artinya masih ada waktu satu jam lagi untuk dirinya bisa bersiap-siap.

Pintu lift berdenting. terbuka, satu persatu orang-orang tersebut mulai keluar termasuk nadia.

Bingung,nadia pun akhirnya mengikuti gerombolan para pria ber jas hitam dibelakang, setelah beberapa saat dirinya pun mengedarkan pandangan nadia melihat gerombolan orang yang sama mengenakan no urutan dengan bentuk yang sama dengan miliknya sedang duduk di kursi panjang ada juga yang berdiri sambil bermain handpohone.

Nadia pun berbelok menuju mereka,karna terburu-buru ponsel yang ada di tangannya 
Terjatuh menimbulkan perhatian orang.

"Baguss banget baguss"rutuk nadia dalam hati,dirinya pun membungkuk membelakangi semua orang,lalu mengambil ponselnya dengan muka menahan malu.

Berlari kecil,Nadia tak sadar bahwa dirinya di tatap lekat oleh seseorang dibelakangnya.



Gimana lanjut nggak nih?
Doain semoga bisa up lebih cepet ya^^

Salam dari kucing ireng🙏

In My Boss's Arms[Adult]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang