PROLOG

86 7 0
                                    

Suara kicauan burung mengiringi matahari yang masih malu-malu menampakkan cahaya kuningnya di balik jendela kamar seorang gadis cantik yang tengah duduk sambil menyisir rambut hitam kecoklatan miliknya di depan sebuah cermin. Ia juga memberikan sedikit sentuhan bedak dan sedikit liptint di bibirnya. Setelah dirasa cukup, Disha beranjak dari duduknya untuk mengambil tasnya dan turun ke lantai bawah untuk sarapan.

"Pagi Pa, Ma.."

"Pagi sayang." Ucap papa dan mama bersamaan.

"Ehemm.. Gue kok denger selamat paginya pas dia butuh doang ya ?" Sindir Reynan.

"Pagi." Ujar Disha singkat tanpa melirik.

"Udah ayo makan nanti telat sampe sekolah." Lerai Lisa sebelum anaknya berdebat.

Mereka berempat memulai sarapannya dengan tenang tanpa ada bahan obrolan. Setelah mereka selesai, satu persatu pamit untuk pergi beraktivitas seperti biasanya.

Reynan berjalan memasuki mobil hitam yang terparkir cantik di garasi rumah mereka. Menyalakan mobil dan melajukannya keluar rumah. Saat mobil sudah sampai keluar dari perumahan nya, dia merasakan ada sesuatu yang aneh. Reynan melirik kursi penumpang dengan kaca kecil di atas dashboard dan menemukan Disha yang tengah duduk dan membaca novel di tangannya.

"Ck ngapain lo disini Dishaaa..."

"Berangkat sama lo lah, apa lagi coba ?" Jawab Disha santai.

"Argh.. enggak-enggak lo turun deh mendingan." Ujar Reynan sebal.

"Ini udah jauh dari rumah abang.. Udah ah gak usah ngomel terus, jalan ngapa jalan." Titah Disha.

"Lagian kenapa gak pake mobil sendiri sih kayak orang susah aja sekolah nebeng gue." Kata Reynan sambil kembali melajukan mobilnya.

"Eh abang jelek, buka mata lo ini mobil siapa yang lo bawa !" Reynan mengerutkan dahinya mendengar ucapan Disha. Mobilnya ? Ahh iya lupa, bukannya ini mobil yang sering Disha pakai ? Astaga kenapa dia lupa.

"Nah diem kan lo."

"Udah ah berisik."

Disha diam dan melanjutkan kegiatan baca novelnya. Matanya bergerak kesamping kanan dan kiri ketika membaca novel itu. Katanya sih membaca adalah hobby Disha, tapi giliran disuruh baca buku pelajaran malah ogah-ogahan.

Matanya masih saja terus membaca kata demi kata yang ada di dalam novel itu dengan serius. Saat menemukan kata yang dianggapnya lucu tiba-tiba saja ia tertawa kemudian memukul-mukul dan meremas roknya gemas.

"Astaghfirullah. Heh, anak curut apaan sih lo ketawa sendiri. Jantungan gue tiba-tiba denger ketawa lo yang kaya Mak lampir." Cerocos Reynan.

Disha menghentikan tawanya "Diem bang. Eh kok berhenti udah sampe sekolah emang ?" Tanya Disha saat sadar mobil telah berhenti.

Disha celingukan melihat kearah luar jendela. Ia tahu ini masih jauh dari sekolah tapi kok kenapa berhenti disini. Belum lama ia bertanya-tanya dalam hatinya dua orang laki-laki yang tak lain adalah teman Reynan masuk kedalam mobilnya.

"Geser neng." Titah salah satu diantara mereka.

"Dih apaan sih lo, ogah gue." Jawab Risha jutek. "Bang apa-apaan sih lo pake bawa-bawa temen aneh lo segala." Decak Disha sebal.

"Udah gak usah protes, udah sini maju ke depan sama gue. Ntar disitu lo di grepe-grepe Deva sama Adit mampus lo." Ujar Reynan.

"Hayoo mau gak lo ?" Tanya Deva dengan cengirannya.

"Ck gak gue jadiin sama temen gue nih." Ancam Disha sambil pindah ke kursi depan.

"Eh ya janganlah. Lo mau liat gue jomblo karatan kaya Adit ?" Elak Deva.

FharadishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang