Part_13

3.6K 312 7
                                    

"Shani"

"Iya bunda"

"Cepat kamu ganti baju ya, antar bunda ke rumah tante ve"

Deg!

"B-bunda kenapa gak naik taxi aja? Kan biasa nya juga bunda kalo pergi kemana-mana naik taxi terus sendirian juga"

"Kamu ngomong kaya gitu tandanya nolak anter bunda, iya?"

Shani menggelengkan kepalanya

"B-bukan maksud shani kaya gitu bun, tapi... "

"Gak ada tapi-tapian, sekarang kamu ganti baju dan antar bunda ke rumah tante ve. Lagian kalo kamu ikut juga bisa ketemu gracia kan, kalian bisa main bareng" Kata sang bunda

"Ck. Yaudah deh shani ganti baju dulu"

"Nah gitu dong, yaudah bunda tunggu di depan"

Shani hanya mengangguk lalu naik ke atas menuju kamarnya untuk ganti baju.

Perjalanan menuju ke rumah gracia membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Dan sekarang shani bersama sang bunda sudah hampir sampai.

"Bun"

"Apa"

"Nanti shani tunggu di luar aja ya, atau shani pulang aja deh nanti shani jemput bunda lagi" Kata shani yang langsung mendapat penolakan

"Gak bisa, kamu harus nunggu bunda sama tante ve selesai bikin kue. Dan kamu sama gracia harus bantu kita"

"Ck. Bunda mah gitu"

"Sekali lagi protes, uang saku mu bunda potong"

"Ish, iya-iya"

Akhirnya shani mengalah, dan sekarang mereka pun sampai di rumah gracia.

"Ayo masuk!" Ditarikanya shani oleh sang bunda, dan dengan malas nya shani mengikuti dari belakang dengan sedikit paksaan

Sesampainya di dalam rumah gracia, shani dan sang bunda di sapa oleh si pemilik rumah.

"Mi, langsung ke dapur aja yuk!" Ajak ve

"Yuk, kalian juga ikut"

Shani dan gracia pun mengikuti ibu mereka dari belakang, tapi shani jalan lebih dulu dari gracia.

"Ve, kamu udah beli stroberi nya?" Tanya Naomi, bunda shani

"Eh iya aku lupa haha, gimana dong?"

"Yaudah suruh anak-anak aja tuh, sementara itu kita bikin adonanannya dulu" Kata Naomi

Shani yang dimaksud anak-anak oleh sang bunda pun terkejut, itu artinya dia dan gracia akan pergi bersama untuk membeli stroberi.

"Yaudah kalo gitu shani sama gracia beli stroberi di supermarket depan sana ya, gpp kan?"

"Gpp tante, sini biar aku sendiri aja yang beli" Shani langsung meminta uang ke ve

"Lho jangan sendiri dong, kamu ditemenin aja sama gracia" Kata sang bunda yang semakin membuat shani perang batin dengan perasaannya ke gracia

"Bun, aku bisa sendiri kok beli nya" Shani tetap kekeuh ingin pergi sendiri, tapi ketika sang bunda sudah bersabda, shani pun pasrah

"Protes, uang jajan mu bener-bener bunda kurangi ya shan"

"Ck. Yaudah iya, mana uang nya?" Pinta shani

"Ini shan uang nya" Ve memberikan shani selembar uang seratus ribu rupiah

"Yaudah kalo gitu aku pergi dulu" Pamit shani

"Kamu sama gracia, pamit yang bener sekali lagi" Protes sang bunda ke shani

"Iya iya maksud ku gitu, aku sama GRACIA pergi dulu"

Sang bunda tersenyum

"Nah gitu dong, yaudah kalian hati-hati ya"

"Iya tante" Jawab gracia, sementara shani hanya mengangguk dan lebih dulu keluar

Gracia yang mengikuti shani dari belakang terus tersenyum, akhirnya setelah sebulan lebih mereka berdiam-diaman. Gracia kembali lagi merasakan berdua bersama dengan shani, dan tentu nya menaiki motor kesayangan gracia milik shani.

"Nih helm nya" Dengan sikap jutek nya shani memberikan helm kepada gracia, bahkan tanpa melihat ke arah gracia

"Tolong pakein dong ci" Pinta gracia

"Ck. Manja!" Cibir shani, tapi gracia tidak ambil hati, justru gracia senang

"Buruan deh naik" Kata shani

"Iya"

Gracia yang sudah naik di atas motor shani kini melingkar kan tangannya ke perut shani, seperti yang sudah-sudah.

Sial, bener-bener sial. Niat mau move on malah dipeluk kaya gini, buyar dong. Batin shani yang merasa deg-degan saat gracia memeluk nya dari belakang

Motor sudah di stater oleh shani, dan sekarang sudah melaju menuju ke supermarket.

"Ci"

"Hm"

"Aku kangen peluk kamu kaya gini hiks" Tiba-tiba gracia terisak

Dia nangis? Gracia nangis?. Kaget shani saat mendengar suara isakan di belakang nya

"Maafin aku ci" Tangis gracia semakin terdengar di telinga shani, bahkan pelukan gracia di perut nya semakin erat. Membuat shani agak sulit untuk menarik nafas nya sendiri, dan akhirnya shani menepikan motor nya ke pinggir jalan

"Ge, lepas!"

"Gak mau, aku gak mau lepasin kamu hiks" Tangis gracia

"Tapi aku gak bisa napas ge, aku--"

Huhhh... Huhhh... Huhhh...

Shani langsung bernafas lega setelah berhasil melepaskan tangan gracia dari perut nya. Setelah itu shani turun dari motor dan menatap gracia yang menangis.

"Jangan nangis" Kata shani

"Gak mau, aku mau nya nangis"

"Dih, yaudah lah suka-suka kamu aja" Shani kembali menaiki motor nya dan gracia kembali memeluk shani. Tapi kali ini pelukannya tidak seerat tadi

"Maaf, maaf untuk kesekian kali nya karena aku udah buat kamu sakit ci" Ucap gracia

Shani terdiam

"Aku sayang kamu"

"Jangan gampang mengumbar kata sayang ge. Kalo kamu yang bilang kaya gitu, rasa nya beda buat aku. Aku selalu menganggap nya sayang kamu ke aku itu lebih dari sekedar sahabat. Tapi kenyataannya, rasa sayang kamu ke aku itu pure hanya sebagai seorang sahabat, gak lebih. Jadi tolong jangan suka ngomong kata-kata ajaib kaya gitu ke aku" Peringat shani pada gracia

"Iya, aku minta maaf"

"Hm, yaudah kita lanjut jalan lagi" Kata shani dan gracia hanya mengangguk

Sepanjang jalan ke supermarket shani berusaha menahan debaran jantung nya saat gracia kembali memeluknya dari belakang.

Niat mau move on malah dibuat berdebar-debar gini,  huft. Batin shani

⏩⏩⏩

Menanti [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang