Part_24

3.7K 265 6
                                    

Melody dan veranda, saat ini keduanya sedang bertemu. Sepertinya ada hal serius yang sedang mereka bicarakan. Dan yang pasti ini ada hubungannya dengan masa lalu mereka.

"Kamu harus ingat dan harus sadar ve kalau farish adalah penyebab suami mu meninggal dalam kecelakaan itu. Dan apa kamu lupa kalau suami mu sudah menjodohkan gracia dengan Vino? Kamu gak mungkin lupa akan hal itu kan veranda??"

"Gak, aku gak lupa. Tapi aku gak akan pernah memaksakan gracia ingin menikah dengan siapa pun. Cukup aku korban keegoisan orang tuaku untuk menikah dengan laki-laki yang tidak aku cintai. Dan sekali lagi tolong kak melody juga harus ingat, dalam kecelakaan itu farish gak salah. Bahkan farish juga menjadi korban. Mereka sama-sama meninggal pada malam itu"

"Iya tapi ve--"

"KAK CUKUP!!" Bentak veranda, membuat melody seketika langsung terdiam dan menangis

"Aku gak mau lagi denger apa-apa dari kak melody, dan tolong jangan ikut campur urusan keluargaku lagi, permisi!"

Veranda pun kini pergi dari rumah melody, meninggalkan wanita itu di ruang tamunya yang masih menangis. Vino yang melihat dan mendengar percakapan mereka tadi menggeram penuh amarah melihat wanita yang disayanginya itu menangis.

Tenang ma, aku gak akan biarkan air mata mama jatuh sia-sia. Aku akan buat perhitungan ke tante ve dan keluarga nya. Batin Vino

Veranda yang sudah pergi dari rumah melody kini sedang dalam perjalanan menuju ke rumah Naomi untuk menjemput gracia disana. Dan sekitar menempuh perjalanan setengah jam akhirnya ve sampai. Ve langsung buru-buru turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah Naomi.

"Ve, akhirnya kamu dateng juga"

"Iyah, gracia mana?" Tanya ve sambil duduk di sofa

"Ada di kamar sinka sama shani juga"

"Oh gitu"

"Hmm, kamu kenapa??"

"Gpp, oh ya lusa kita langsung berangkat aja ya ke Jerman. Sambil nunggu hari H shani dan gracia kita bisa liburan dulu"

"Lho kok buru-buru gini ve, kenapa? "

"Biasalah kak melody, aku takut semakin kita lama disini dia semakin menghalangi pernikahan shani dan gracia. Jadi ada baiknya kita berangkat lebih awal, kamu setuju kan?"

"S-setuju sih, tapi.. "

"Gak ada tapi-tapian lagi mi, besok kamu ikut aku ambil gaun dan kita pesan tiket" Veranda bangun dari duduknya lalu berjalan ke arah tangga untuk menemui gracia di atas

"Terserah kamu deh ve, aku ikut"

Sekarang ve dan Naomi sudah ada di depan kamar sinka, dimana di dalam kamar itu ada gracia sedang asik bercerita bersama kedua kakak beradik itu.

"Lho mama udah pulang?" Gracia yang tak sengaja melihat ve langsung turun dari tempat tidur sinka

"Udah, yuk pulang"

"Yuk, tapi nanti sebelum pulang kita beli martabak dulu ya ma"

"Iya, yaudah kamu pamit sama shani, sinka dan bunda"

Gracia mengangguk, lalu ia mulai pamit ke mereka bertiga untuk pulang.

"Kalo udah di rumah kabarin aku ya ge"

"Pasti ci"

"Yaudah yuk aku anter kamu sama mama ke depan" Shani menggandeng Gracia untuk turun ke bawa sambil diikuti yang lainnya

Sesampainya di bawah Gracia diantarkan sampai masuk ke dalam mobil oleh shani. Tak lupa shani mencium kening Gracia sebagai tanda perpisahan mereka malam ini.

Ve yang sudah menyusul Gracia masuk ke dalam mobil mulai menyalahkan mesin dan siap pergi.

"Byee"

"Byee, Hati-hati kalian"

Mobil ve mulai melaju meninggalkan halaman rumah naomi.

••

Keesokan harinya...

Pagi-pagi sekali ve sudah pergi dan meninggalkan Gracia di rumah sendirian. Awalnya ve ingin menunggu shani yang akan menjemput Gracia untuk pergi ke kampus bersama. Tapi Gracia menolaknya dan menyuruh ve untuk langsung pergi saja. Karena shani juga sedang bersiap-siap menjemput Gracia di rumah.

Sekarang Gracia sedang berada di dalam kamarnya, gadis cantik itu sedang mempersiapkan apa yang akan di bawanya ke kampus nanti. Tapi tiba-tiba saja Shani menelfon dan memberitahukan Gracia kalau ia akan sedikit telat menjemput karena ban mobil Shani bocor dan harus masuk bengkel. Jadi sambil menunggu Shani, Gracia menonton TV lebih dulu supaya tidak bosan dan juga untuk menghilangkan rasa takutnya jika ditinggal di rumah sendiri seperti sekarang.

Ceklek!

Gracia yang sedang asik menonton TV tiba-tiba terkejut mendegar suara pintu kamar nya terbuka. Gracia pun buru-buru mematikan TV.

"Siapa??" Panggil Gracia dengan perasaan nya yang takut

Gracia yang tadinya ada di atas tempat tidur sekarang turun dan mengambil penggaris besi yang ada di atas meja belajar. Gracia mulai berjalan dengan sangat hati-hati ke arah pintu kamarnya.

"Halloo siapa disana???" Suara Gracia terdengar gemetar, jantung nya bekerja dua kali lipat

Saat langkah Gracia hampir mendekati pintu, Tiba-tiba pintu itu terbuka lebar dan....

Deg!

"Aa!"

"Hay Gracia"

Menanti [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang