Prolog💄

710 23 5
                                    

Gladisia Aurora berjalan menyusuri koridor sekolahnya SMA Jaya Pelita, para murid berhamburan keluar karena sudah waktunya pulang.

"Gimana caranya muka gue glowing, bebas minyak serta jerawat?" Guman Disi

"Gua ajarin sini, biar lu paham" Tawar Rangga Pangestu tiba-tiba sang most wanted sekolah.

Disi membalikkan tubuhnya menghadap Rangga yang berada di belakangnya. Disi mengangkat sebelah alisnya menatap Rangga bingung.

"Yakin lu mau ngajarin gua?" Tanya Disi tak yaki.

Rangga tersenyum simpul sambil mengipasi wajahnya dengan kipas angin mini portabel.

"Aman beb, gua ajarin dah sampai glow up"

"Ya udah lo ke rumah Gua sekarang" Ajak Disi yang langsung pergi menaiki mobilnya tanpa menunggu jawaban Rangga. Ranggapun mengikuti dari belakang dengan motor matic kesayangannya. Merekapun sampai di rumah mewah Disi, Rangga tak berhenti berdecak kagum menatap desain interior rumah Disi. Lalu menaikin lift untuk menuju kamar Disi yang terletak pada lantai 3.

"Gila mau ke kamar aja kudu naik lift" Guman Rangga

Ting
Pintu lift pun terbuka Disi keluar terlebih dahulu berjalan menuju sebuah pintu.
"Kamar kesayangan Mami Papi" ucap Rangga yang membaca poster di pintu kamar Disi.

"Eh ini lepas sepatu gak sih?" Tanya Rangga saat melihat isi kamar Disi dipenuhin karpet berbulu tebal.

Disi menunjuk rak di sudut dinding
"Taroh aja di situ"
"Dan tas lo taruh aja di bawah" Lanjutnya sambil menyimpan tas sekolahnya di lemari khusus.

Rangga mengikuti apa yang diperintahkan Disi.

Disi beralih pada lemari yang khusus menyimpan berbagai merk makeup dan Skincare, lalu mengambil sebuah botol bening bewarna hijau.

"Rang, ini gimana coba pakeknya?" Tanya Disi sambil memperhatikan botol bening ditangannya.

Rangga yang masih mengamati kamar luas Disi, memperhatikan botol bening yang Disi pegang dan mengambil botol tersebut lalu berdecak kagum ini toner yang harganya hampir mencapai 1juta.
"Gila lo! Kayak begini juga kagak ngerti. Ini tuh gampang habis lo bersihin muka lo tuh totol pakek kapas dan ratakan ke seluruh wajah."
Disi mendelik, yee mana dia ngerti. Lagian Mami papinya mana ngajarin.

"Lagian ya Dis, ini tuh toner mahal tau. Khasiatnya bagus cocok deh sesuai harga"

"Mana ngurusin gua soal harganya, pakek aja gak ngerti"

Rangga menepuk dahinya, susah punya temen kayak Disi duit banyak, tapi soal skincer mana paham. Kalian gak yakin kan apalagi Rangga. Disi menegakkan tubuhnya yang sebelumnya sedang bersandar pada kursi.

"Lu janji mau ngajarin gua?"

Rangga hanya menatapnya sekilas lalu kembali menatap botol bening di tangannya.

"Gua bayar Rang"

"Kagak usah bayar njir, skincarenya juga punya lo"

Disi semakin bingung, masih ada orang yang tidak mengharapkan upah. Teman-temannya saja yang tidak melakukan apa-apa untuk dirinya sering meminta uang.

"Yakin lo?" Tanya Disi memastikan.

Rangga berdecak malas
"Iyee kagak usah"

Disi kagum dengan kepribadian Rangga, maklum ini pertama kalinya ia bertemu dengan sosok yang baik seperti Rangga
"Oke deh gua mau, tapi gua tetap ngasih yang pengen gua kasih"

"Terserah lo dah, gua mau pulang dulu" ucap Rangga karena melihat jam yang menunjukkan pukul 16:30.

"Kok cepet?" Tanya Disi heran karena mereka baru sampai beberapa menit yang lalu.

Rangga tak menjawab lalu mengambil tasnya yang berada di sudut kamar Disi dan menaruhnya pada bahu kirinya lalu memasang sepatu pada kedua kakinya. Sebelum melangkah keluar Disi memanggil namanya, Rangga pun membalikkan tubuhnya.

Disi menyodorkan paper bag yang berisi Skincare dari merk Space NK 111SKIN, Rangga membulatkan matanya. Seriusan nih buat dia, harganya gak main-main loh ini mendekati 16 juta. Disi sedang tidak waras kali ya, Rangga mendorong paper bag tersebut.

"Gua gak bisa nerima ini Dis, ini mahal banget njir. Lagian gua gak pakek merk ini eh maksudnya ada khusus cowok"

Disi meraih tangan lentik Rangga menyodorkan kembali paper bagnya pada Rangga.
"Udahlah terima aja, sebagai awalan bentuk kerja sama kita. Lagian gua denger lo punya adek cewek ya udah kasih ke dia aja" Disipun menunjuk lemari yang berisi macam jenis produk wanita "Lagian punya gua masih banyak, dan gua pengen pakek yang lokal ajalah" lanjutnya

Rangga mau tak mau menurut.
"Makasih loh Dis, gua terima nih ya"

Disi hanya mengangguk, lalu mendorong tubuh Rangga keluar kamar.
"Ya iya, udah sana lo keluar gua mau lanjut rebahan"

Rangga yang merasa tak terima didorong hanya diam saja, dia juga laper pengen makan.

BLAM

Pintu kamar Disi tertutup dengan sempurna tanpa ada adegan dorong-dorong. Rangga menaruh paper bag tersebut ke dalam tasnya dan berjalan menuju teras rumah Disi di mana motornya terpakir.

"Makasih pak" ucapnya saat gerbang dibukakan oleh satpam. Sang satpam hanya mengangguk. Ranggapun melajukan motornya menuju rumahnya yang berada tak jauh dari perumahan tempat Disi tinggal.

 Ranggapun melajukan motornya menuju rumahnya yang berada tak jauh dari perumahan tempat Disi tinggal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah Disi.

Kamar Disi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamar Disi.

Ruang santai Disi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruang santai Disi.

Sumber : google

Tbc.

SKINCARE-AN DONG!  (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang