2.

140 16 7
                                    

Happy Reading guys.
Berikan vote+komen untuk mendukung cerita ini.
------- ❤

Saat ini Disi sedang berada di rumah Rangga, kebetulan ini hari Sabtu di mana sekolah sedang libur. Dia ingin bermain sebentar karena sedang bosen. Rangga keluar dari dapur sambil membawa nampan minuman di belakangnya muncul Kila  yang merupakan adik Rangga kelas 1 Smp berjalan sambil membawa beberapa cemilan.

Rangga menaruh minuman tersebut  di atas meja. Disi membantu adik Rangga untuk meletakkan cemilan.

Rangga duduk di samping Disi
"Lu kan banyak duit kenapa gak ke cafe atau kemana gitu?"

Disi menaikkan sebelah alisnya menatap Rangga bingung

Rangga tampak kesal karena acara rebahannya diganggu oleh Disi yang muncul tiba-tiba di rumahnya.

"Maksud gue kenapa mesti ke sini, gue tuh mau rebahan sampek siang"

Disi tak perduli dengan ocehan Rangga, dia hanya diam menikmati rasa cemilan di mulutnya sesekali menyahuti pertanyaan Kila.

Kila menatap abangnya bingung
"Emang kenapa sih Bang?"

Rangga menatap kesal Kila  lalu menjauh dari Disi dan membaringkan tubuhnya di karpet berbulu yang ada di ruang tamu.

Kila yang dicuekin mencebikkan bibirnya.

Disi terus nyemil dan bersandung lagu-lagu yang dia hapal sesekali pandangannya menyapu ruang tamu, memperhatikan apa yang menurutnya menarik.

Kila menabok pelan lengan Disi
"Kak kata Abang, kakak orang kaya ya?"
Disi mengangguk
"Tapi kok mukanya gak glowing" Lanjutnya

Disi menatap datar Kila yang menampilkan wajah polos seolah tak ada yang salah dengan pertanyaannya.

"Ya suka-suka gue dong!"

"Idih ngegas" Guman Kila.

"Mau glowing, mau putih, mau lichin, mau bersih atau apapun itu selama gue nyaman ya udah. Toh duit gak gue gunain buat hal yang gak perlu" Cerocos Disi

Kila gak menyerah, mumpung ada temen buat diajakin ngobrol. Karena biasanya dia cuman sendirian gak ada yang ngajakin ngobrol di rumah.

Abangnya cuman bisa rebahan kalau habis masak. Mau cari temen juga gak ada di sekitar rumahnya, yang ada malah bayi semua atau ibu-ibu yang suka nongkrong di warung depan.

"Tapi kan kakak udah gede, harusnya perduli dengan tampilan. Toh nanti kakak yang ngerasain efeknya"

Disi mengangguk membenarkan.
"Iya awalnya gua tuh gak perduli tapi semenjak hari itu, gua sadar gua perlu memperhatikan penampilan terutama wajah gua."

Kila menatap Disi bingung, nih orang labil banget deh tadi suka-suka sekarang perduli. Susah ngomong sama yang tua, yang kecil mah diem aja.

Disi mengerti ucapannya pasti berputar-putar, sulit dimengerti oleh bocil di depannya. Dia pun menceritakan apa yang menjadikan dirinya untuk berubah.

Flashback on

Disi, Ayu, dan Putri berada di pekan raya kota. Mereka berkeliling dan sesekali mampir pada bazar yang menurut mereka menarik tak lupa membeli sedikit dari apa yang dijual oleh bazar tersebut.

Disi tak henti berdecak kagum, karena biasanya dia keluar rumah hanya untuk ke sekolah atau liburan ke luar negeri. Tak pernah mengikuti acara yang diadakan di kotanya.

Sampai matanya melihat beberapa gadis yang memiliki wajah yang sangat cantik.

"Eh itu kok bibirnya bagus ya, warnanya cocok"

SKINCARE-AN DONG!  (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang