Dewi menyampirkan tas abu-abu nya dan berpamitan kepada lita untuk berangkat sekolah.
Ini memang bukan hari pertama ia masuk sekolah menengah pertama, tapi ia selalu bersemangat saat berangkat sekolah.
"Mah dewi berangkat dulu ya" ucapnya seraya mencium punggung tangan lita,ibunya itu.
"Iya, hati-hati jangan ngebut"
Dewi hanya membalas ucapan ibunya dengan anggukan. Selanjutnya, ia menyalakan starter motor kuningnya. Dewi memang anak yang mandiri, maka ia tidak ingin merepotkan mamahnya yang mempunyai 4 anak hanya karena ingin di antar sekolah dengan lita.
Lima menit kemudian ia sampai di depan rumah seseorang. Sebelum berangkat sekolah, ada satu hal yang harus rutin ia lakukan, tak lain adalah menjemput kakak kelasnya, yaitu sepupunya sendiri.
"Assalamu'alaikum, araaaaaa, ayo sekolah, udah siang" teriak dewi dari luar rumah,
Ara adalah sepupu dewi yang tinggal tak jauh dari sekolah. Meski begitu, ara sangat berkebalikan dengan dewi. Jika dewi adalah siswa baru yang sangat bersemangat untuk sekolah, ara adalah siswa kelas dua belas yang sangat muak untuk bersekolah.
Senyum dewi mengembang mendapati ara yang sedang keluar menenteng sepatu.
"Iye sabar napa,masi pagi juga, dasar murid baru"
"Gercep nape elah"
"Bawel banget lo adek kelas , gue lempar sepatu mau lo?"
Begitu lah ara dan dewi, tak seperti sepupu pada umumnya yang terlihat akur. Meski tak se-akur orang lain, mereka ternyata saling menyayangi satu sama lain.
Ya, ara sangat peduli jika dewi sedang kesusahan ataupun bersedih karena sesuatu, begitupun dewi dengan ara. Jadi tak jarang jika ara adalah tempat pertama untuk dewi berkeluh kesah.
Ara menepuk pundak dewi dengan keras, menyadarkan dewi dari lamunannya
"Ayok"
Kemudian dewi berpamitan pada orang tua ara, yang tak lain adalah bibinya dan bergegas berangkat ke sekolah.
🌑🌑🌑
Baru beberapa minggu dewi menginjak sekolah ini, ia perlu mengenal bahkan beradaptasi dengan hal-hal di sekolah ini. Walaupun memang tidak mudah.
Bel istirahat berbunyi, terdengar juga lagu daerah yang menjadi ciri khas SMA Nusantara saat tiba waktunya istirahat.
"Jajan yu wi" ajak nela.
Nela adalah teman sebangku dewi. Dia dan dewi berasal dari SMP yang sama,bahkan mereka pernah sekelas. Dewi memilih duduk dengan nela karena dewi sangat malas untuk beradaptasi dengan orang baru yang sifat baik buruknya harus ia terima. Sedangkan nela, adalah sahabatnya sejak SMP, jadi dia sudah mengerti baik dan buruknya nela.
Sama seperti ara, nela adalah orang yang supel, aktif dan asik. Dia bukan orang yang mementingkan gengsi seperti teman-teman barunya di kelas. Maka dari itu dewi hanya nyambung berbicara dengan nela yang satu pemikiran.
"Mager sih, tapi ayo deh"
Mereka berdua bergegas pergi menuju kantin seperti anak-anak yang lain.
Suasana kantin sudah ramai, dewi pernah ke kantin SMA nusantara, tapi hanya untuk melihat saja, ia belum pernah mencicipi makanan dan minuman disitu. Ditambah, dewi juga jarang jajan karena ia membawa bekal dari rumah yang dibuat mamahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM A FAR
Teen FictionWalau hanya dari kejauhan,aku tak apa. Asal bisa melihat senyummu, itu sudah cukup untukku.