10 - trio

31 5 25
                                    

"Dunia memang sekejam itu, kamu hanya perlu mendengarkan seseorang yang membuatmu merasa lebih dari yang lainnya"

"Rizki"

"Apa sayang?" jawab Rizki spontan masih dengan ekspresi serius memainkan ponselnya.

Ya, selain Zaki teman karib Angkasa adalah si gamers buaya Rizki. Semua teman yang ia punya memang sudah hilang akal sialnya. Namun, hanya merekalah yang setia dengan Angkasa.

"Tuh lo mah gak bisa move on dari gue, gimana gue bisa cerita coba?" timpal Angkasa dengan nada mendramatis.

Rizki tak berkutip, pemuda itu justru diam. Sampai akhirnya ia membuka suara.

"Aku udah berusaha lupain kamu mas, tapi semua itu. Semua hal yang kamu berikan untukku terlalu indah mas"

Kali ini nadanya terdengar lirih seperti istri yang tersakiti dalam ftv. Wajahnya dialihkan menghadap Angkasa dengan mata berbinar seakan menjiwai peran wanita polos di ftv.

Namun tak lama hujan mengguyur keduanya, sembari membacakan mantra untuk kesekian kalinya.

"ISTIGHFAR AYO ISTIGHFAR. AYOO MATI LO SETAN SETAN" Zaki memercikkan air sisa dari gelas plastiknya.

Ekspresinya sudah seperti dukun dan sesekali menjenggut rambut keduanya seakan menarik energi negatif yang ia rasakan.

"ANJIR SAKIT WOI" pekik Angkasa yang merasa sekarang kepalanya berdenyut karena jenggutan sang kiai Zaki.

"Gak ada otak lo Zak" ujar Rizki yang sekarang memegangi rambutnya yang baru saja dia berikan pomade agar terlihat cool katanya.

"Ilang anjir jimat gue"

"Jimat pala lo. Banyak energi negatif lo berdua" katanya sambil menunjuk-nunjuk seakan mengajarkan.

"Apasih gelo, lo gak ngerti" kata Rizki yang sekarang sudah mulai menghadapnya.

"He, gue udah khatam juz amma 25 kali jadi gue tau setan-setan apa aja yang udah ngerasukin lo pada"

"Lo khatam apa ngulang-ngulang karena ga hapal syamsudin" ujar Rizki dengan wajah mengejek seakan puas menyindir temannya yang dulu harus mengambil jam tambahan saat mengaji karena kesulitannya dalam menghafal 5 ayat.

Sukses saja Zaki mengumpat saat itu juga mendengar ucapan tersebut. Mereka beradu tatap sampai Angkasa akhirnya bangkit dari duduknya.

"Capek gue mau ngomong sama anak yang punya otak cuma sebiji kurma doang" katanya berdiri ingin segera pergi.

"Lah? Kok lo jadi ngatain si alis kekey?" timpal Zaki yang sekarang jadi bingung melihat temannya ini.

"Sudah sahabat kita selesaikan secara kekeluargaan" ujar Rizki sambil meniru kata sahabat dalam kalimatnya seperti yang diucapkan mantan Rio Ramadhan itu.

Angkasa tertarik paksa oleh kedua temannya. Ia kembali duduk dan menatap kosong ke meja foodcourt yang ada didepannya kini.

"Ada masalah lo?" tanya Zaki kini mulai membuka suara. Angkasa tak menjawab, ia hanya menghela nafasnya kasar dan melihat kesembarang arah.

"Gue suka bikin masalah ya?" tanyanya tak jelas yang sontak membuat kedua temannya terbelalak.

"Kata siapa cong?!" kaget Zaki yang hanya disauti umpatan dari Rizki yang kini menjadi serius dan menghiraukan game nya.

"Kesambet setan mana lo?" ujar Rizki

"Gak ada yang ngomong, tapi gue ngerasa aja" nadanya menurun seperti putus asa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Langit Tanpa Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang