Banyak hal yang harus di gapapa in

38 5 2
                                    

"VELLA!." Suara teriakan, ambulance terdengar keras di telinga Vella. Tubuhnya serasa baru saja membentur benda yang keras dan rasanya kepalanya hampir saja lepas. "ella, maafin ijel ya ijel ga bakal gigit ella lagi. Ga bakal nakal sama ella. ella jangan marah. la! bangun! kak ella!" Raizel mengguncangkan tangan Vella yang sedang berbaring di bawah. Vella mendengar isak tangis Raizel suara itu sangat terdengar di telinga nya hingga suara itu lama lama memudar dan semakin jauh. Vella mendapatkan sosok bayangan yang membawa Adiknya bersamanya. Entah kemana. "I-ijel k-keman--"

HAHHS-!!
Vella Kaget dan terbangun dari mimpinya ia merasakan dirinya baru saja menangis saat tertidur. "RAIZEL!" Suara tangis Vella pecah saat itu juga. Ia merasakan dirinya benar benar hancur ia tak tau harus bersandar dimana.

"Mamah papah kapan peduli sama aku sama Raizel?" Vella menangis sambil memandang foto yang berbingkai hitam antik itu. Mulai akhir akhir ini Vella yang jarang melihat Interaksi Papah dan Mamahnya mulai merasa khawatir akan terjadi apa apa.

Vella menyalakan ponsel nya dan jam baru saja menunjukan pukul 3 pagi.

DDRTT DRRTT~

Ponsel nya bergetar sudah beberapa kali Vella membuka handphone nya dan melihat pop up yang muncul

Ray_a : Vell lo gapapa? Perasaan gue gak enak.

Vella mengeluarkan tangisannya lagi setelah melihat pop up itu. "Gue kenapa kenapa Raya gue butuh teman." Ingin sekali rasanya Vella mengatakan itu kepada Raya.

**********

Di malam yang sama Raya merasakan apa yang Vella rasakan. Ia tertimpa mimpi yang aneh.

"Vella bangun Vell." Raya berusaha membangunkan Vella. "Raya, Ikhlasin Vella." Suara itu tedengar seperti suara laki laki, tapi ia tak tau siapa. "Vella udah ga ada."

Raya terbangun "Gue mimpi apaan? Kenapa mimpi Vella mau mati? Perasaan gue ga enak."
Raya mengambol ponsel nya dan mencoba mengirimi Vella pesan. Entah benar atau tidak Raya merasakan Vella dan dirinya memiliki ikatan darah yang sama.

*********

Pagi ini seperti biasa. Tidak ada mamah, cuman ada makanan di meja. Tidak ada papah, Raizel. Raya menjemputnya untuk pergi ke sekolah. Selama perjalanan mereka hanya diam cuman ada suara AC yang terdengar. Rasanya kosong, Setelah memimpikan hal buruk tadi malam.

"Lo gapapa kemarin?" Raya membuka obrolan

"Gapapa gimana? Emangnya gue kenapa?"

"Gatau, rasanya ga enak aja." Balas Raya dingin

"Lah, emang lo ngapain?" Kekeh Vella

Raya menatap tajam Vella. Vella tak menghiraukan tatapan nya, rasanya seperti sudah biasa baginya di serang oleh tatapan tajamnya.

"gue duluan ya, makasi." Vella turun dari mobil dan berjalan ke arah lorong kelas untuk menepati janjinya menemui Reza.

Brakkk~

Rasanya ia tersandung oleh batu atau..

"Mampus lo jatuh, makanya mata itu di pakai! udah tau ada kaki sultan malah di langkahin." Ucap Nadia dengan nada tinggi

ArvellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang