03

1.7K 63 6
                                    

"Kenapa ngelihatin kayak gitu dan?"

Wildan langsung mengalihkan pandangan terlihat salah tingkah.
Duh gemes gini anak satu.

"Cantik."

Ucapan itu nyaris seperti gumaman. Ricis bahkan tak yakin Wildan mengatakan itu. Akhirnya ia berpura-pura saja tidak mendengar.

"Yaudah aku permisi ya mi, mau siap-siap pulang."

"Oke. Hati-hati."

Ricis pun naik lagi ke kamarnya. Bersiap untuk istirahat, karena tadi ia hanya tertidur kurang lebih 1 jam. Itupun ketiduran di sofa kantor.

Ricis flashback ketika ia terbangun, ia mendapati sebuah selimut tipis menyelimuti tubuhnya. Lalu mendapati Wildan yang ternyata tertidur di kursinya. Ah kasian sekali, pasti tidurnya tak nyaman.

Ricis tersenyum ketika melihat pintu dibiarkan terbuka, ketika ia keluar ruangan hendak menuju kamarnya Bibi Sumi menyapanya.

"Mbak Ria tidurnya nyenyak gak? Kedinginan ya? Aduh maaf semalam itu mas siapa itu yang baru manggil bibi katanya minta tolong bangunin mbak Ria, tapi bibi kasian kelihatannya lelah sekali jadi gak tega bangunin terus akhirnya masnya nyuruh bibi bawain selimut deh tapi bibi ga enak mau ke kamar mbak jadi pake kain tipis seadanya. Maaf ya mbak."
Jelas Bibi Sumi panjang lebar.

"Iya Gapapa bi. Makasih yaa."

"Terus pas bibi mau tutup pintunya dicegah sama si masnya, katanya 'Gausah bi, takut saya ketiduran nanti gaenak lagi takutnya jadi fitnah' yaudah bibi nurut deh. Bibi alhamdulillah sekali di rumah ini meskipun tim mbak Ria laki semua tapi pada baik-baik pada sopan." Bi Sumi kembali bercerita.

Ricis pun tersenyum mengamini. Ia juga merasa bersyukur Tuhan menempatkan ia ditengah orang-orang baik.

"Eh maaf bibi malah bercerita panjang lebar, sudah ah monggo mbak Ria takutnya mau lanjut istirahat."

Ricis tersenyum maklum.

"Nanggung bi, bentar lagi subuh. Tapi aku mau ke kamar dulu yaa. Mari bi sum."

"Mari non."

Ricis tersenyum kembali mengingat kejadian tadi subuh itu. Lalu ia menonaktifkan ponsel lantas segera terbuai ke alam mimpi.

*******

Ricis dan tim baru saja selesai membuat konten. Kali ini kontennya spesial 12 juta subscriber. Ricis bersyukur sekali ia yang dari awal berkarir sendiri, pegang kamera sendiri, ngedit sendiri dan kini ia dibantu Tim Ricis yang sudah ia anggap seperti keluarga sendiri.

"Eh Boim sama si Wildan kemana yun? Tumben gaada barengan. Biasanya kan libur gantian." Tanya Aryesh ketika menyadari tim nya tidak lengkap.

"Boim lagi libur, Wildan tadi ngabarin dia harus ke rumah sakit dulu nganterin keluarganya ada yang sakit gitu." Jawab Ricis

"Oh siapanya yang sakit?"

"Semoga lekas sembuh."

"Iya. Duh lagi musim nih ya."

Semuanya jadi ribut sendiri.

"Iya aamiin. Udah nanti malem dia juga kesini kok. Biar nanti video yang tadi dia aja yang ngedit ya? Sampai saat ini Jae gak ada kendala kan?" Tanya Ricis pada editor barunya itu.

"InsyaAllah enggak mi. Aku lagi ngedit yang collab bareng LL itu. Terus aku juga dikasih saran masukan sama Ogund sama Boim juga." Jawab Jae.

"Oh ya syukurlah."

"Wah enak ya lo sekarang udah gak ngedit gund." Celetuk Vazo

"Oh ya jelas. Tidur lebih awal Zo." jawab Ogund sambil cekikikan.

"Terus kalau misal mau ada yang ditanyain sama kita atau butuh bantuan kita juga gak usah malu-malu ya Jae." Giliran Bang Aryesh yang seperti biasa selalu jadi yang paling bijak.

"Jae ga malu-malu tapi lo nya yang malu-maluin Bang." Ucap Rio yang mengundang tertawaan semua orang.

"Lo lebih malu-maluin yo." Balas Vazo pada Rio.

"Udeh-udeh. Kagak apa-apa semua malu-maluin. Yang penting kita...." Ucap Ricis yang langsung disambar koar semua timnya.

"Banyak followers."

Hah.. Alhamdulillah.
Bahagia sesederhana ini.

*********

"Assalamualaikum.."

"Waalaikumussalam, sini sini dan duduk." Aryesh yang pertama kali menyadari kedatangan Wildan.

"Maaf mi, aku telat." Ucap Wildan langsung saat melihat Ricis yang sedang membawa gelas dari dapur.

Ricis duduk lalu minum. Pasalnya daritadi ia sudah kehausan habis makan bakwan buatan mbak Yanti.

"Iya dan gapapa, btw Mamanya udah mendingan?"

Belum juga Wildan menjawab, tiba-tiba Vazo datang sambil ikut nimbrung menginterogasi Wildan.

"Sakit apa dan?"

"Cuman magh doang, mama ngeluh sakit perut dari kemarin cuman pas diajak ke rumah sakit malah gamau. Katanya minum obat juga sembuh. Eh tadi siang, ngeluh katanya nyeri banget. Jadi yaudah buru-buru dibawa ke dokter. Alhamdulillah tadi udah dikasih obat juga sama dokter terus agak mendingan. Besok juga InsyaAllah udah bisa pulang."

"Alhamdulillah kalau gitu."

"Tuh yun, Yuyun harus jaga makan. Pokoknya sesibuk apapun jangan lupa makan. Sama jangan makan sembarangan juga." Kali ini Bang Aryesh menasehati Ricis.

"Iya bener tuh cis. Icis harus jaga kesehatan pokoknya jangan sering-sering masuk rumah sakit." Kali ini, Ella asisten pribadi Ricis ikut bersuara.

"Iyaa.. Iyaa.. Makasih kalian udah perhatian." Ujar Ricis pada Aryesh dan Ella.

Ricis beralih ke Wildan.

"Eh dan kita tadi abis bikin konten spesial 12 juta subscriber loh. Tolong editin yaa. Tayang besok jam 3."

"Eh oke mi. Yaudah aku permisi dulu ya mau langsung ngedit."

Wildan pun pamit menuju ruangan editor. Disana kebetulan sudah ada Jae dan Ogund.

"Eh dan, udah balik lo." sapa Ogund.

"Iya bang, ga enak gue baru beberapa hari kerja masa udah bolos. Disangka ga niat kerja nanti." Ucap Wildan.

"Kalem aja dan, Ricis mah baik banget orangnya. Asal editan kelar tepat waktu aja." Ujar Ogund yang tengah anteng main game di ponselnya.

Ia kini agak santai karena kewajiban utamanya sekarang adalah jadi DOP yang mana sesekali doang bantu ngedit.

"Tuh dan file konten yang tadi." Kini Jae yang bersuara.

"Oh oke je."

Wildan pun duduk di kursinya. Menyalakan laptop bersiap melaksanakan hobi yang dibayarnya.

"Bismillah.. Kerja.. Kerja.. Kerja yoo semangat." Ucapnya dalam hati.

Tbc.
********
Terima kasih yang sudah mampir dan mau memberi vote.
Doakan semoga saya bisa nulis ini sampai tamat.

Luv,
-Wind

TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang