07

2K 84 13
                                    

Wildan menghela nafas lelah. Wajahnya agak sedikit muram saat ini. Oh, jangan lupakan lututnya yang masih agak gemetar. Dan yang paling penting, hatinya yang hancur berantakan.

"Dan..! "

Tiba-tiba datang tokoh utama yang membuatnya seperti ini.

Ricis duduk di samping Wildan yang ia lihat dari tadi melamun melihat gelas yang airnya sudah tandas setengah.

"Dan.. Maaf lah dan, itu kan idenya si Rio." Ucap Ricis meminta maaf. Pasalnya ia mengerti Wildan pasti marah meskipun ia tak menunjukkannya.

"Iya mi.. Gapapa." balas Wildan pendek.

Moodnya sedang tidak baik sekarang. Daripada ia mengomel dan berbicara yang tidak-tidak sepertinya lebih baik ia diam dulu.

Keduanya diam, sibuk dengan pikirannya masing-masing. Hening itu hanya beberapa saat ketika akhirnya Ricis nyeletuk,

"Dan, kamu ga baper beneran kan?"

Wildan langsung menoleh pada Ricis. Ia memperhatikan ekspresi Ricis yang  entahlah, ia tak bisa menebaknya.

Wildan memalingkan wajahnya, kembali menatap gelas didepannya. Ia memilih tak menjawab biar saja Ricis yang menebaknya. Lagian ia harus jawab apa, jawab jujur dengan resiko ia bisa dipecat mengingat Ricis mungkin akan merasa tak nyaman dengan perasaan yang tak seharusnya ada di hatinya ini. Atau berbohong dengan resiko ia dosa. Berbohong dosa kan?

"Jangan lah yaa.. Kan tadi cuma konten." Ucap Ricis pelan

Yang tanpa Wildan tau, Ricis berkata seperti itu juga untuk meyakinkan hatinya.

Lalu setelah itu Ricis memilih pergi ke kamarnya, ia tau mood Wildan sedang tidak bagus.

"Maaf mi.. "
Ucapan Wildan membuat langkah Ricis berhenti. Ia menoleh, menunggu kalimat lanjutan dari Wildan. Namun tak ada lagi kata yang keluar dari mulut Wildan. Ricis hanya membalas dengan senyum, meskipun tak yakin Wildan meminta maaf untuk apa.

*******

Ricis duduk di atas kasurnya dengan pikirannya yang masih tak karuan.
Tadi saat ditawari Rio ide untuk konten itu, Ricis memang tak banyak protes. Selain memang ide ini fresh dan memberikan pelajaran bahwa tak ada yang salah dengan perempuan yang mengakui perasaan lebih dahulu dan meminta untuk dinikahi. Walaupun dalam kenyataannya, Ricis tak akan mau jika hal itu sampai terjadi kenyataan dalam hidupnya. Wanita dan gengsinya.

Ia pun menyetujui ide dari Rio karena entah kenapa dalam hati kecilnya ia merasa penasaran dengan perasaan Wildan padanya. Wildan adalah si pekerja keras yang tak pernah meninggalkan kewajibannya kepada Tuhannya. Wildan adalah punggung rapuh tapi bisa jadi kuat demi melindungi orang-orang yang disayangnya. Wildan adalah pendengar yang baik yang membuatnya nyaman bercerita.
Namun Ricis harus sadar Wildan adalah editornya, Wildan adalah tim yang sudah ia anggap seperti keluarga. Bahkan kemarin-kemarin ia masih menganggap Wildan sebagai seorang adik, kenapa perasannya sekarang malah seperti ini.

Dan yang paling harus Ricis ingat, umurnya sudah 24 tahun, sudah sepantasnya tahun depan ia menikah. Sedangkan Wildan 4 tahun lebih muda darinya. Ia masih muda, masa mudanya masih panjang dan masa depannya akan cerah. Meskipun Wildan memang sering bilang ia sudah siap menikah Ricis tak pernah tahu itu sungguhan atau hanya basa-basi.

*******

Wildan mencoba fokus dengan editannya. Tadi ia mencoba memperbaiki moodnya dengan menelepon keponakannya yang lucu. Yang untungnya bisa sedikit membuatnya melupakan hal yang tak seharusnya ia pikirkan. Wildan sadar, ia hanya seorang editor, mana mungkin seorang Ria Ricis benar-benar mau menikah dengannya. Haha, halu sekali pikirannya tadi. Untung saja ia tak jadi menelepon mamanya, mulai sekarang ia paham mentalnya harus lebih kuat lagi. Ricis adalah konten kreator yang fansnya ada dimana-mana, maka terlepas dari banyaknya dukungan, Ricis juga akan banyak mendapat hujatan karena selalu pro dan kontra di kalangan netizen. Dan sejak ia mulai bekerja di Ricis Official, sejak ia inframe bersama Tim Ricis lainnya, dan sejak perasaan kagumnya berubah menjadi perasaan aneh kepada atasan cantiknya itu, maka sejak itu Wildan berjanji ia akan kuat, agar ia bisa melindunginya.

TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang