|3|

131 16 22
                                    

~~~

Kuharap ia mau tersenyum kepadaku.
Sebentar saja.
-Exell Aksanan




~'|°~

"Totalnya 150.090 rupiah, adek cantik" ucap penjaga kasir sambil memberikan tas belanja berwarna kuning kepadaku. Aku menerimanya dengan cepat dan segera mengeluarkan dompet untuk membayar.

"Ini uangnya, om"

"Jangan panggil om dong, dek. Masih muda kayak gini kok dipanggil om" penjaga sok muda itu terkekeh. Ia memberikan kembalian uang kepadaku. Aku mengambilnya dengan kasar, kemudian keluar dari minimarket tersebut.

"Ya ampun. Dingin banget jadi manusia"

~'|°~

Aku melangkahkan kaki menuju apartemenku. Dinginnya malam menusuk-nusuk kulitku yang sudah ditutupi sweater tebal.

Jika tidak mengingat bahwa kak Vyie akan datang besok, mungkin aku tidak akan mau keluar dan berbelanja seperti ini. Apalagi bertemu penjaga kasir yang sepertinya baru bekerja disana.

Karena aku tidak pernah bertemu dengannya, setiap belanja di minimarket tersebut. Mengingat kejadian tadi, rasanya aku ingin membuatnya menjadi debu.

Bruk!!

"Huaa" teriakku lumayan keras. Tas belanjaku terlepas dan isinya jatuh berserakan. Tubuhku terduduk diatas trotoar yang dingin.

"Maafkan saya. Anda baik-baik saja??" tangan terulur didepan wajahku. Aku mendongakkan kepala. Menatap laki-laki yang tidak terjatuh sama sekali, padahal aku yang menabraknya.

Lemah banget sih, Zeey. Rutukku dalam hati. Laki-laki itu tersenyum.

"Saya baik-baik saja" aku berdiri sendiri sambil menepuk-nepuk celana training yang sedikit kotor. Kemudian aku membereskan belanjaanku yang terjatuh dan mengabaikan laki-laki yang sepertinya tidak beranjak.

Setelah selesai, aku melangkah masuk kedalam gedung apartemen yang kebetulan tepat di samping kami berdua. Aku mendorong pintu kaca tersebut.

"Hei! Tunggu!"

Aku berhenti mendorong pintu.

"Apa ini apartemen Curfe?"

Aku menoleh kebelakang sambil menghela napas. Menatap laki-laki tadi yang baru kusadari sedang membawa dua koper di sisi kanan dan kirinya.

"Anda tidak bisa membaca? Disana tertulis Apartemen Curfe dengan jelas" ucapku ketus. Ia terkekeh.

"Yaah.. Hanya memastikan" laki-laki itu melangkah kearahku dan menyentuh tanganku yang sedang memegang kenop pintu kemudian mendorong pintu tersebut. Aku membeku.

"Bisa minggir? Saya ingin masuk. Dan juga, tolong tenangkan detak jantungmu itu. Lumayan berisik" suara beratnya sedikit mengangguku. Dengan reflek aku melepaskan tangan dari kenop pintu dan mundur selangkah.

Laki-laki itu menatapku tenang, lalu tersenyum.

"Terimakasih"

Dia melangkah masuk sambil membawa dua kopernya yang besar. Aku masih diluar dan menatapnya yang sedang berbicara dengan resepsionis apartemen. Aku segera menggelengkan kepala.

Aku masuk kedalam lobi apartemen dan menuju lift di pojok kiri lantai satu. Berusaha tidak melirik kearah laki-laki menyebalkan itu.

Aku menekan tombol 3 dari dalam lift. Pintu lift tertutup. Hampir tertutup sempurna namun di cegah oleh kaki panjang yang kutebak laki-laki tadi. Pintu terbuka kembali dan tebakanku benar.

Laki-laki itu masuk kedalam lift kemudian menekan tombol tiga.

Sial! Aku satu lantai dengannya. Batinku.

Pintu lift tertutup. Keheningan menghampiri kami berdua. Aku menatap datar kearah pintu lift yang memantulkan bayanganku dan dirinya.

"Bolehkah kita berkenalan? Kita akan menjadi tetangga satu gedung. Siapa namamu?" tanyanya.

"Zeey" balasku pelan.

"Ooh, nama yang indah. Perkenalkan namaku Exell Aksanan. Senang berkenalan denganmu, Zeey"

Hening kembali menghampiri.

Ting!!

Pintu lift terbuka lebar. Aku melangkah keluar dan meninggalkan laki-laki yang bernama Ell itu.

"Suara detak jantungmu benar-benar mengangguku" teriak Ell yang masih didalam lift dan terdengar olehku yang sudah berada didepan pintu apartemenku.

Haah... Dasar laki-laki gila!

~'|°~

Hai hai 🤗

Siapa ya Ell itu? 🤔 Sok akrab dan aneh banget orangnya 😅
Tapi orang ganteng mah bebas ya :v

🔥Jan lupa vote dan komen gaees🔥

Terimakasih❄~
By Sweetghost

The Curse of DustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang