|7|

74 14 41
                                    

~~~

Kumpulan kata-kata pun,
tak mampu melukiskan betapa indahnya dirimu.
-Zeey Xioxin

~'|°~




"Nah! Mari kita lihat apa yang harus kau lakukan"

Kak Nero membawaku ke sudut lapangan yang jauh dari barisan siswa baru. Terdapat pohon besar yang menaungi kami berdua.

Walaupun sebentar lagi aku akan dihukum, aku akan tetap berterimakasih kepada kak Nero karena membuatku berteduh.

Aku melirik kebelakang sejenak dimana barisan anak baru berada dan masih menemukan beberapa orang menatap kearah kami berdua.

"Xio?"

Aku kembali memfokuskan diri kepada kak Nero. Ada perasaan mengganjal dihatiku saat mendengar ia menyebutkan namaku dengan cara yang berbeda.

Wah! Tuhan tidak main-main saat menciptakan kak Nero. Rambut perak yang berantakan saat tertiup angin, tubuh menjulang tinggi yang mengharuskan diriku mendongak untuk melihat wajahnya, dan jangan lupakan mata sayu yang siap menyedotku kedalam dirinya.

Sial?! Ada apa denganku? Apa ini efek karena tak pernah mengenal orang lain selain keluargaku?

"Apa kau baik-baik saja, Xio?" tatapannya menunjukkan ke khawatiran kepadaku.

Kenapa jantungku jadi berdetak secepat ini? Aku menunduk sejenak untuk mengambil napas.

Jangan tertarik pada siapapun. Kakek mohon.. Suara kakek kembali memenuhi kepalaku.

Kenapa aku tidak boleh tertarik dengan manusia?

Tanganku terkepal kuat disamping tubuh.

"Kau tidak kesambet, kan?"

Aku jadi penasaran. Apa konsekuensi yang akan aku dapatkan saat tertarik pada manusia? Selama ini tidak ada yang benar-benar menjelaskannya kepadaku. Mereka terus mengatakan bahwa hanya benda yang berubah menjadi debu. Lalu kenapa memiliki perasaan terhadap manusia harus dikekang?!

"Wah?! Aku rasa kau benar-benar kesambet setan sekolah"

Aku langsung mendongakkan kepala dan menatap kedalam mata hitam milik kak Nero. Aku semakin penasaran. Detak jantungku juga semakin memompa dengan kecepatan yang tidak masuk akal.

Aku mengangkat pelan tangan kananku. Dengan ragu mengarahkan tanganku untuk menyentuh wajah kak Nero.

Sedikit lagi.

"Zeey?!"

Deg?!

Dengan cepat aku menurunkan tangan dan melihat ekspresi kaget dari kak Nero. Seseorang dengan kasar membalik tubuhku. Ternyata kak Vyie. Matanya berkilat marah sambil mencengkram kuat kedua bahuku.

"Kalian berdua kenap-"

"Nero! Biar aku yang menghukum anak ini. Kau kembali lah ke barisan panitia" sela kak Vyie saat kak Nero sedang berbicara.

"Tidak! Dia tanggung jawabku. Aku kan panitia kedisiplinan. Lagipula, sepertinya gadis ini sedang tidak sehat" tolak kak Nero.

Aku masih setia menundukkan kepala. Tidak berani menatap kak Vyie yang mungkin sedang menahan diri agar tidak memakanku.

"Ya! Dia sedang sakit! Jadi, pergilah! Hanya perempuan yang mengerti masalah ini" balas kak Vyie dengan sedikit tekanan dan kebohongan kecil.

Aku mendengar helaan napas kak Nero. Laki-laki itu segera meninggalkan kami berdua.

"Zeey! Apa yang ingin kau lakukan tadi?!" kak Vyie mulai memarahiku saat yakin kak Nero sudah kembali ke barisan panitia. Aku menggigit pipi bagian dalam ku. Meluapkan emosi yang tiba-tiba bergejolak.

"A-aku... Tertarik... Dengan kak Nero" cicitku dengan ragu.

"Kau gila?! Segera lupakan perasaan itu, bodoh?!"

Mataku terbelalak mendengar tutur kata kak Vyie. Ada pukulan keras tak kasat mata yang tiba-tiba mengenai hatiku.

"Apa salahnya memiliki rasa? Aku kan juga manusia?!" ucapku pelan dengan intonasi datar. Aku merasakan cengkraman dibahuku semakin menguat.

"Dengar Zeey. Aku tidak tahu salahmu apa. Tapi! Kau bukan manusia biasa yang bisa memiliki hal tersebut?!"

"Memangnya apa yang akan terjadi jika aku sayang atau bahagia atau memiliki rasa cinta kepada manusia?!" aku segera menatap wajah kak Vyie yang seketika kaku.

Ia terdiam. Tidak membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan ku. Rasa penasaran mulai menggerogoti tubuhku dan rasanya benar-benar sakit karena harus menahannya selama 12 tahun.

"Pungut 50 sampah di lapangan ini. Itu hukuman mu"

Aku menatap kak Vyie tidak percaya. Bukan karena hukuman yang diberikan. Tapi perlakuan kak Vyie yang seakan-akan tidak mendengar pertanyaanku.

Ya tuhan... apa salahnya menjawab pertanyaanku?!

"Segera lakukan Zeey Xioxin. Kau masih ingin berlama-lama disini?!"

Aku mengatup mulutku sangat rapat. Aku menabrak kasar bagian kanan tubuh kak Vyie. Kemudian memungut sampah dengan amarah yang bisa meledak kapan saja.

"Aku akan tetap mempertahankan perasaanku pada kak Nero. Kita lihat apa yang akan terjadi" bisikku pelan agar tidak terdengar oleh kak Vyie.

~'|°~






😴😴😴

Bagaimana? Aneh ya ceritanya?

Swego jadi kalut sendiri karna gak bisa mengekpresikan perasaan tersiksa dari karakter Zeey 😅

Semoga yang Swego tuliskan
Mampu kalian tangkap maknanya :')

🔥Jan lupa Vote dan komen yaa🔥

Terimakasih❄~
By Sweetghost

The Curse of DustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang